Senin, 28 Maret 2011

laporan fieldtrip

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Praktek lapang merupakan kegiatan kampus yang wajib untuk dilaksanakan difakultas pertanian yang dikenal dengan (FIELDTRIP), karena dengan adanya praktek lapang semua mahasiswa dapat mengenal budidaya tanaman pangan maupun holtikultura khususnya mahasiswa AGRONOMI yang lebih difokuskan pada pengolahan lahan, pemupukan, dan pemeliharaan , dan teknik panen. Sehingga dapat mengenal beberapa tanaman yang akan dibudidayakan untuk setiap daerah, dan mahasiswa Agronomi mampu mengenbangkan teknik budidaya yang efektip dan efisian serta mendapatkan produktipitas yang optimum.

Dalam kegiatan praktek lapang mahasiswa AGRONOMI diutamakan pada tanaman holtikultura yang teknik budidaya yang baik. Praktek ini bertempat di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung yang bertempat didaerah Lembang - Tangkuban Perahu. Disana banyak terdapat sentra pertanian terutama sayur mayur, cabe, selada , bayam, kentang, dan tanaman hortikultura yang lain.

Mahasiswa AGRONOMI dapat mengetahui 87 jenis tanaman (Spesies) dari 29 Famili yang ada di Indonesia yang dijelaskan oleh Tim BALITSA (Balai Penelitian Sayuran),BB Penelitian Padi, mereka menjelaskan pada mahasiswa AGRONOMI bagaimana cara melakukan tehnik bercocok tanam yang baik, mulai dari pembibitan sampai pemeliharaan, sampai panen.

Dalam kunjungan praktek lapang ini mahasiswa AGRONOMI mengunjungi Balai Besar Penelitian Padi. Yang terletak BB Padi berada di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, sekitar 20 km dari Cikampek ke arah Cirebon.


Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Praktek Lapang (FIELDTRIP) ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman diluar kampus, serta sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir (skripsi). Disamping itu juga untuk dapat membantu mahasiswa untuk belajar membudidayakan tanaman yang baik.


BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pertama dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 1 Februari 2011, pukul 13.00 wib– 15.30 wibdi Balai Besar Benih Padi Sukamandi, Subang Jawa Barat.

Praktikum kedua dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 2 Februari 2011, pukul 10.00 wib – 13.00 wib di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang Jawa Barat.

2.2 Prosedur Kerja

Pada Praktek ini kami dituntut untuk mendengar dan meperhatikan apa yang dijelaskan para pembahas dalam menjelaskan Profil dari masing-masing balai tersebut, dan mahasiswa diwajibkan untuk bertanya apabila mendapatkan problem dalam masing-masing progran study.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Balai Besar Benih Padi

BB Padi berada di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, sekitar 20 km dari Cikampek ke arah Cirebon.Saat didirikan pada 1972, institusi ini bernama Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) Cabang Sukamandi.Sambil menunggu pembangunan fasilitas, LP3 Cabang Sukamandi berkantor di D3 Perumahan Perum Sang Hyang Seri, Sukamandi.Seluruh bangunan perkantoran beserta fasilitas penelitian, selesai pada 1980. Pada 10 Agustus 1980 institusi ini diresmikan oleh Presiden Suharto, sebagai Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi (Balittan Sukamandi), sampai 1994.

Berdasarkan SK Mentan No. 796/Kpts/OT.210/12/94 Balittan Sukamandi berubah tugas dan fungsi menjadi institusi penelitian yang khusus menangani komoditas padi dan bernama BALITPA, pada 1994.BALITPA mengembang tugas utama melakukan penelitian untuk menghasilkan ilmu dan teknologi padi yang mampu meningkatkan produksi dan ketersediaan padi sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia.Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 12/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006 organisasi dan tata kerja BALITPA berubah menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi).

Sebagai institusi riset, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi memiliki berbagai fasilitas fisik seperti gedung perkantoran beserta perlengkapannya, rumah kaca, laboratorium, dan empat kebun percobaan.Keempat kebun percobaan secara struktural berstatus sebagai instalasi penelitian (Inlit) dan berlokasi di Sukamandi, Pusakanagara, Kuningan dan Muara (Bogor).

Visi BB Padiadalah sebagai sumber IPTEK tanaman padi terdepan, profesional, mandiri dan mampu menghasilkan teknologi padi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Misi BB Padi adalah

  1. Menghasilkan IPTEK tinggi, strategis, dan unggul tanaman padi untuk pembangunan Nasional sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna.
  2. Meningkatkan kemandirian dalam menghasilkan IPTEK tanaman padi.
  3. Meningkatkan profesionalisme dalam penyediaan informasi IPTEK tanaman padi.

Tugas pokokBB Padi adalah melaksanakan penelitian tanaman padi dibidang :

Ø Pemuliaan, plasma nutfah dan perbenihan.

Ø Tim kelayakan teknologi

Ø Entomologi dan fitopatologi

Ø Ekofisiologi

Ø Pelaksanaan kerjasama dan pendaya gunaan hasil penelitian tanaman padi.

A. Fasilitas BB Padi

1. Kebun Percobaan

    • Sukamandi, 300 ha.
    • Pusakanagara, 40 ha.
    • Kuningan, 30 ha.
    • Muara-Bogor , 30 ha.

2. Rumah Kaca

3. Saung untuk pertemuan di lapang

4. Fasilitas lain

ü Perumahan untuk karyawan BB Padi

ü Guest House ( mess )

ü Lapangan tennis

ü Kolam pemancingan ( agrowisata )

B. Laboratorium Analisis Flavor Padi

· Ruang Uji Organoleptik

· Ekstrator Flavor (Likens Nickerson)

· Spectrometer UV-Vis

· Texture Analyzer

· Rancimat

· Karl Fisher

· Gas Chromatography Olfactometry Preparative Fraction Collector (GC-O-PFC)

· Gas Chromatography Mass Spectrometry Olfactometry (GCMS-O)

· Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS auto sampler)

C. Program Penelitian

1. Pemuliaan

Menghasilkan varietas dengan daya hasil tinggi pada agroekosistem yang tertentu :

Ø Sawah irigasi

Ø Tadah hujan

Ø Lahan kering

Ø Lahan rawa

Menghasilkan varietas untuk mengantisipasi perubahan iklim Global

· Tahan rendaman

· Toleran terhadap salinitas

· Toleran terhadap keracunan Fe dan Al

· Tahan pada kondisi suhu tinggi dan rendah

2. Laboratorium

Ø Laboratorium Benih (ISO 17025)

Ø Pasca Panen dan Kelayakan Teknologi (ISO 17025)

Ø Flavour dan organoleptik

Ø Laboratorium Tanaman dan Unsur Hara

Ø Hama dan Ilmu Penyakit

Ø Laboratorium Tikus, gulma

Ø Laboratorium Kultur Anther

3. Unit Pengadaan Benih Sumber (UPB6)-ISO 9001-2000

Kelas Benih

NS B B Padi (UPBS)




BS B B Padi (UPBS) Semua BS inbrida dari BB Padi

FS BBI (Balai Benih Induk), Penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari BPSB, Produsen benih swasta/BUMN

SS BBU (Balai Benih Utama , Penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari BPSB, Produsen benih swasta/BUMN.

ES BBU, Penangkar/ Produsen benih swasta/BUMN

D. Varietas yang Dihasilkan

1. Toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik

Toleran tungro

Tukad Balian, Tukad Unda, Tukad Petanu

Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, Inpari 9 Elo

Toleran terhadap BLB

Code, Angke

Toleran terhadap kekeringan

Jatiluhur

Toleran terhadap salinitas

Siakraya dan Lambur

2. Berumur sangat genjah (Mendukung program IP 400)

Silugonggo

Dodokan

Inpari 1, Inpari 11, Inpari 12, dan Inpari 13

3. Padi Hibrida

· Mempunyai potensi hasil lebih tinggi (10-15 %)

· BB Padi telah melepas 11 varietas :

7 lisensi swasta dan 4 lisensi pemerintah daerah

Varietas padi hibrida :

Maro (PT. DuPont)

Rokan (PT. Sumber Alam Sutera)

Hipa 3 (PT. Syngenta)

Hipa 4 (Public Domain)

Hipa 5 Ceva (Pemda Jawa Tengah)

Hipa 6 Jete (Pemda Jawa Tengah)

Hipa 7 (PT. DuPont)

Hipa 8 (PT. DuPont)

Hipa 9 (PT. DuPont)

Hipa 10 (PT. Petrokimia)

Hipa 11 (PT. Petrokimia)

E. Varietas Terbaru

Padi sawah irigasi

Inpari 1 Inpari 8

Inpari 2 Inpari 9 Elo

Inpari 3 Inpari 10 Laeya

Inpari 4 Inpari 11

Inpari 5 Merawu Inpari 12

Inpari 6 Jete Inpari 13

Inpari 7 Lanrang

Padi Rawa

Inpara 1

Inpara 2

Inpara 3

Inpara 4

Inpara 5

Inpara 6

1. Pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Ø Bibit muda (10-15 hari)

Ø Satu bibit per lubang

Ø Pemupukan Nitrogen menggunakan Bagan Warna Daun (BWD) berdasarkan status P dan K dalam tanah

Ø Penggunaan bahan organik

Ø Irigasi secara intermittent (berselang)

Ø Pola tanam legowo

2. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)

Laboratorium Lapang (LL)

  • Demonstrasi plot bagi petani, dengan luasan lahan 1 ha
  • Indentifikasi komponen teknologi melalui PRA


Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)

  • Menggunakan lahan petani bagi pelaksanaan SLPT




Evaluasi

  • Evaluasi terhadap keberhasilan teknologi yang berhasil diserap oleh petani

3. Hama dan Penyakit

  • Trap barrier system

Metode pengendalian tikus dengan

Menggunakan trap barrier system

dan linier trap barrier system

  • Integrated Pest Management

F. Kerjasama Internasional Penelitian Padi

ü IRRI (International Rice Research Institute, Los Banos the Philippines

ü JIRCAS (Japan International Research Center for Agricultural Sciences

ü ACIAR (Australia Center for International Agriculture Research)

ü African Countries (Gambia, Tanzania, Sudan)

ü Private companies (Advanta Australia, Metahelix India, POC USA)

Kerjasama Nasional di bidang Pemuliaan Padi

Padi Hibrida

  • Pemerintah daerah Jawa Timur
  • PT. Dupont
  • PT. Saprotan Benih Utama
  • PT. Pertani
  • PT. SHS

G. Publikasi BB Padi

BUKU, PROSIDING, BOOKLET

IP Padi 400

Padi 2020

Padi (Inovasi Teknologi Produksi); Buku 1-2

Profil BB Padi

Prosiding Seminar Hasil Penelitian tahun 2008 (Buku 1,2,3, dan 4)

Revolusi Hijau

PTT padi sawah irigasi

CD PTT

CD Bank Pengetahuan Padi

Deskripsi varietas padi 2010

LEAFLET

  1. Pengendalian Wereng Coklat, Penyakit Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa
  2. IP Padi 400
  3. Pengendalian hama tikus terpadu (PHTT) (dalam proses)
  4. LTBS dan TBS (dalam proses)

Pemilihan benih yang bermutu yaitu :

Ø Benih di rendam

Ø Perkembangan harus homogen

Ø Mendapatkan bibit yang sehat

Ø Tanpa ada yang stes

Sistim pengolhan Tanah untuk tanaman padi :

· Harus melakukan penggenangan selama 7 hari

· Pembalikan tanah

· Inkubasi

· Bajak rotasi

Harus menggunakan bahan Organik

· Sebarkan bahan organik tersebut di sekitar lahan

· Lalu bajak

· Genangi lagi , setelah itu timbun dengan tanah

· Lalu sebarkan pupuk kompos/pupuk kandang diatas tanah.

Pemupukan :

Pemupukan ini dilakukan dilihat dari warna daun yang menjelaskan konsentrasi unsur hara yang akan diberikan kepada tanaman.

Inpari 1

Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2, akan tetapi agak tahan biotipe 3 dan tahan HDB ras III, IV, dan VIII. Varietas ini menghasilkan rata-rata 7,3 ton/Ha (GKG) serta memiliki tekstur nasi pulen.

1. Inpari 2

Pada varietas Inpari 2 agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1,2 dan 3 serta agak tahan HDB ras III, dan memiliki hasil rata-rata 5,83 ton/Ha (GKG), tekstur nasi pulen.

2. Inpari 3

Varietas ini agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, kemudian agak tahan HDB ras III, agak tahan tungro, dan memiliki hasil rata-rata 6,05 ton/Ha (GKG) serta tekstur nasi pulen.

3. Inpari 4

Agak rentan wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, agak tahan HDB ras III, IV, dan tahan tungro, serta jumlah hasil rata-rata 6,04 ton/Ha (GKG) yang memiliki tekstur nasi pulen.

4. Inpari 5

Varietas padi ini agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, agak tahan HDB ras III, serta memiliki hasil rata-rata 5,74 ton/Ha (GKG) yang memiliki tekstur nasi pulen.

5. Inpari 6

Tahan wereng coklat biotipe 2 dan 3, dan tahan HDB ras III, IV dan VIII, serta memiliki hasil rata-rata 6,82 ton/Ha (GKG) yang memiliki tekstur nasi sangat pulen.

6. Aek Sibundong

Tahan wereng coklat biotipe 2 dan 3 ,agak Tahan HDB ras IV, rata-rata hasil 6,00 t/ha (GKG) tekstur Nasi Pulen.

7. Angke

Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan agak tahan biotipe 3 Tahan HDB ras III, IV, dan VIII dengan gen resesif xa5 Rata-rata hasil 6,00 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pulen.

8. Tukad Petanu

Agak Tahan wereng coklat biotipe 3 Agak Tahan HDB ras VIII Tahan Tungro Rata-rata hasil 4,00 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pulen.

9. Tukad Unda

Agak Tahan wereng coklat biotipe 3 Agak Tahan HDB ras VIII Tahan Tungro Rata-rata hasil 4,00 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pera.

10. Laeya

Agak Tahan wereng coklat biotipe 1,2 Agak Tahan HDB ras III Peka Tungro Rata-rata hasil 5,08 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pulen.

11. Sintanur

Tahan wereng coklat biotipe 1,2 Tahan HDB ras III Rata-rata hasil 6,0 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pulen.

12. Situ Patenggang

Tahan blas Aromatik Rata-rata hasil 4,6 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Sedang.

13. Situ Bagendit

Agak Tahan blas Rata-rata hasil 5,5 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pulen.

14. Mekongga

Agak Tahan wereng coklat biotipe 2, 3 Agak Tahan HDB ras IV Rata-rata hasil 6,00 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pulen.

15. Cibogo

Agak Tahan wereng coklat biotipe 3 Agak Tahan HDB ras IV Rata-rata hasil 7,00 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pulen.

16. Cigeulis

Tahan wereng coklat biotipe 2 Tahan HDB ras IV Rata-rata hasil 5,00 t/ha (GKG) Tekstur Nasi Pulen.


3.2 Balai Penelitian Tanaman Sayuran

A. Sejarah Singkat

Balai Penelitian Tanaman Sayuran atau lebih dikenal dengan sebutan Balitsa,
merupakan salah satu lembaga pemerintah dan unit pelaksana teknis Badan Penelitian dan PengembanganPertanian yang berada dibawahsertabertanggung jawab langsung kepada PusatPenelitian dan Pengembangan

Pertanian Hortikultura. Lembaga tersebut terletak dikaki Gunung Tangkuban Perahu, Lembang, Bandung. Dengan ketinggian 1250 diatas permukaan laut (Dpl). Dilihat dari segi geologisnya, jenis tanah dikawasan tersebut merupakan tanah andosol yang dipengaruhi oleh tipe iklim B dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24° C serta curah hujan 2.207,5 mm/tahun.

Lembaga ini didirikan pada tahun 1939 oleh Pemerintah Belanda dengan
tujuan untuk mendukung dibidang Pertanian dan Perkebunan.

Nama lembagaini adalah Prust Trein sebagai Kebun Percobaan Tanaman Serta Pemberantasan Hama Penyakit (Institut Voor Plants Richten) yang berpusat di Bogor.Sejak awal, lembaga ini sudah melakukan banyak penelitian untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas berbagai jenis tanaman. Namanya pada saat itu adalah Balai Penelitian Tehnik Pertanian ( Culture Institute) yang kemudian pada tahun 1942-1945 berubah menjadi Culture Technish Institute ( Burten Norg Bogor) atau Kebun Percobaan Margahayu yang menjadi Prust Trein

Margahayu.

Pada sekitar tahun 1945-1950 pemerintah sedang berada dalam keadaan
vakum sehingga menyebabkan kevakuman juga terhadap lembaga ini.
Kemudian pada tahun 1950-1960 lembaga ini berganti nama kembali menjadi
Kebun Percobaan Margahayu yang berpusat di pasar Minggu Jakarta Selatan
dan mulai melakukan kegiatannya kembali. Pada sekitar tahun 1967-1980

lembaga ini dijadikan sebagai salah satu cabang Lembaga Penelitian Hortikulturasehingga pada tanggal 20 Maret 1981 namanya kembali berubah menjadi LembagaPenelitian Tanaman Pangan ( BPTP).Pada tanggal 31 Juli 1982 Menteri Pertanian RI yaitu, Prof. Ir. Sudarsono

Hadisaputra meresmikan BPTP menjadi Balai Penelitian Hortikultura (BPHL) diLembang Bandung. BPHL pada saat itu terdiri dari satu Sub bagian Tata Usaha,
satu Sub bagian Penelitian Hortikultura Segunung dan Kelompok Peneliti ( Kelti)
disamping itu juga membawahi langsung Instalasi-instalasi Kebun Percobaan
Lembang, Cikole, Pangragajian dan Margahayu Kabupaten Bandung dan
kabupaten Subang, Laboratorium dan Bengkel Peralatan.

Berdasarkan keputusan Menteri No. 769 Kep/OT.210/XII/ 90 pada tanggal 13 Desember 1994 Balai Penelitian Hortikultura Lembang berubah menjadi Balai
Penelitian Tanaman Sayuran ( Balitsa) yang mengalami perubahan tugas lebih
khususditujukan untuk meneliti Tanaman Sayuran. Dan terakhir pada tahun 2002
mendapat perubahan mandat sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.74
Kep/OT.240/I/2002, tentang organisasi dan Tata Kerja Balitsa yang terdiri dari Sub bagian Tata Usaha, Seleksi Pelayanan Teknis, Seksi Jasa Penelitian, Satu Kebun Percobaan Subang.


Kemudian kemangi (Ocimum americanum), keresmen (Mentha arvensis varjavanica), selasih (Ocimum basilicum), gude (Cajanus cajan), koro (Phaseolus
lunatus), krokot (Portulaca grandiflora), kelor (Moringa oleifera), cincau (Cyclea
Barbara), simbukan (Nearotis hirsute), takokan (Solanum torvum), dan kangkung

Arah dan strategi program penelitian sayuran adalah menghasilkan teknologiefektif dan dapat diterapkan, berorientasi agribisnis, dan mampu menjawab,mengantisipasi serta menciptakan kebutuhan pengguna.Balitsa juga diarahkanuntuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, memanfaatkan petainformasi global, dan mengakomodasi semua potensi internal untukmengantisipasipersaingan global.

Ke depan, berkembangnya wisata ilmiah akan semakin mendukung sosialisasi
produk-produk yang dihasilkan Balitsa kepada masyarakat. Lembaga ini pada
akhirnya juga akan memberikan jasa yang cukup besar bagi warga negara
Indonesia untuk mengenal dan mencintai tanaman sayuran yang diproduksi
alamnya sendiri.

Setelah kami selesai pengnalan materi yang di sampaikan , kami langsung di bawa ke lapangan untuk melihat bermacam-macam sayuranyang ada di balaitsa tersebut.


Kesimpulan

Adapaun dari kegiatan kerja kunjungan praktek lapang (Fieldtrip) dapat disimpulkan sebagai berikut :

· Praktek lapang merupakan suatu kegiatan kampus yang wajib untuk dilaksanakan.

· BB padi sebagai sumber IPTEK tanaman padi terdepan, profesional, mandiri dan mampu menghasilkan.

· BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) merupakan pusat sentra produksi pertanian Indonesia.

· Serta masing-masing mahasiswa mempunyai kemampuan untuk mengaplikasikan budidaya padi di setiap daerah .


Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/25470880/Balai-Penelitian-Tanaman-Sayuran-Balitsa

Nia Kurniawati Triny S.K dan Ruskandar Ade 2011.BB Padi Sukamandi.Bandung.