Selasa, 07 Desember 2010

laporan pemunculan kecambah

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH
Uji Daya Berkecambah (SGT = Standar Germination Test)
Uji Kecepatan Berkecambah ( Index Value Test)
Uji Keserempakan Benih
Uji Kekuatan Tumbuh Benih Terhadap Kekeringan




DISUSUN OLEH

Nama: M. Ikbal
Nim : D1A108046




PROGRAM STUDI AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010

1. Judul : Praktikum :
1. Uji Daya Berkecambah (SGT = Standar Germination Test).
2. Uji Kecepatan Berkecambah ( Index Value Test
3. Uji Keserempakan Benih
4. Uji Kekuatan Tumbuh Benih Terhadap Kekeringan.
2. Tanggal Partikum : 27 November 2010
3. Nama Pratikan : M. Ikbal / D1A108046
4. Grup / Kelompok / Nama : 10 ( sepuluh )
1. M. Ikbal
2. Lukman Alhakim
5. Shift : A1 ( satu )
6. Asisten pengawas : 1. Ir. Aryunis
2. Ir. Elis Kartika

Judul : Uji Daya Berkecambah (SGT = Standar Germination Test). Tujuan Praktikum : 1. Menentukan presentasi dari perkecambahan benih.
2.Untuk menentukan daya berkecambah benih.
Bahan dan Alat : Benih Kedelai
Media kertas, germinatior, pensil air, penyemprot air.
Prosedur ; a. Letakkan lembaran kertas substrat(tiga lembar ) yang telah dibasahi di atas meja kerja
b. Ambil dua lembar kertas substrat tersebut, bentangan diatas plastik, kemudian tanamdi atasnya 25 benih kedelai dengan jarak tanam yang tidak berdekatan satu sama lainnya.
c. Tutup Substrat yang ssudah ditanami dengan 1 lembaran kertas substrat yang satu lagi ( yang lain) disulung (metode uji UKDp), di buat 3 ulangan.
d. Masukkan kedalam germinator

Pengamatan ;Pengamatan dilakukan terhadap benih yang berkecambah normal dan mati, Jamuran.
Pengamatan ; 1 x 24 jam
Setiap kali pengamatan dilakukan, benih yang berjamur dibuang.
Perhitungan : Setelah pengamatan dilakukan, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut ;
Perhitungan Daya Berkecambah (SGT ) =
Jumlah Benih Berkecambah Normal x 100%
Jumlah Benih yang dikecambahkan
Prinsip Teori ;
Daya Berkecambah Benih adalah informasi kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum.
Daya berkecambah benih dapat memberikan informasi kepada pemakai benih akan pentingnya kemampuan benih untuk tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum . metode perkecambahan dilaboratorium hanya menetukan persentase perkecambahan total , yang diikuti dengan pemunculan dan perkembangan struktur penting dari embrio , yang menunjukkan kemampuan tersebut akan nilai kemampuan suatu tanaman dapat berjalan normal pada kondisi lapangan yang optimum.
Sedangkan pada kecambah yang tidak menunjukkan kemampuan nya tersebut , dapat dinilai sebagai kecambah yang abnormal. Benih yang tidak mengalami masa dorman , tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu , akan dianggap mati. Agar hasil benih sesuai dengan keadaan laboratorium bernilai korelasi dengan keadaan kenyataan positif nantinya , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan , yaitu :
a. Kondisi lingkungan dilaboratorium
b. Pengamatan dan penilaian baru dilakukan pada saat benih mengalami satu fase perkembangan , dimana dapat dibedakan antara kecambah normal dan abnormal
c. Pada saat pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus sedemikian sehignga dapat mempunyai kemampuan menjadi tanaman normal dan kuat pada keadaan yang menguntungkan dilapangan.
d. Lama pengujian harus berdasarkan pada waktu yang telah ditentukan.
Sedangkan hal-hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan uji perkecambahan antara lain, adalah :
1. Alat-alat
Meliputi : meja analisa, alat pengecambahan benih , dll
2. Substrat
3. Kondisi yang serba optimum
Seperti : aerasi, kelembapan , temperature, cahaya, dll
4. Evaluasi kecambah
Antara lain : mati, normal, abnormal
Benih yang dikatakan sebagai benih yang normal yaitu :
 Kacambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik terutama akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan tanaman yang memiliki akar seminal tidak boleh kurang dari dua.
 Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna dengan daun yang bewarna hijau dan tumbuh baik, didalam akan muncul koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna dari kuncu yang normal
 Memiliki satu kotiledon untuk berkecambah
 Kecambah yang busuk akibat infeksi oleh kecambah lain , akan dianggap normal , kalau jelas pada bagian-bagian penting dari kecambah tersebut semua masih ada.
Sedangkan untuk benih yang dikatakan abnormal, yaitu :
 Kecambah nya telah rusak, tanpa kotiledon , embrio yang pecah dan akar primer yang pendek
 Kecambah yang terbentuknya cacat, perkembangan nya lemah , atau kurang seimbang antara bagaian –bagian penting dari tanaman tersebut
 Plumula yang berputar , hipokotil, epikotil, kotiledon yang membengkok, akar yang pendek, dengan koleopltil yang pecah atau tidak mempunyai daun , kecambahnya kerdil
 Kecambah yang tidak membentuk kloropil
 Kecambah yang lunak
Serta pada katagori benih yang mati, yaitu ;
Criteria ini ditunjukkan untuk benih yang busuk sebelum berkecambah atau tidak tumbuh setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan , tetapi bukan dalam keadaan dorman.
7. Hasil





Benih kedelai yang dipergunakan sebagai bahan pratikum pada lot 1










Kertas yang dibasahkan dan biji kedelai yang disusun di atas kertas













Benih kedelai yang telah selesai digulung dengan metode UKD p











Benih yang telah dimasukkan ke germinator


























Daya berkecambah benih kedelai yang berumur 2 hari














Benih abnormal dan berjamur



















Benih kedelai normal


Maka didapat nilai SGT pada hari ke 4 yaitu:
No/ ulangan Benih normal Benih abnormal Berjamur
1 14 7 4
2 8 7 3
3 12 8 1

Dan pengamatan SGT pada hari ke 2 yaitu :
No/ ulangan Benih normal Benih abnormal Berjamur
1 17 3 5
2 17 4 3
3 21 4 -



Sedangkan daya berkecambah (SGT) yaitu :
 SGT lot 1 ulangan 1 pada hari 2 dan 4 , yaitu:
Jumlah benih yang berkecambah normal = 17 kecambah normal (pada hari ke-2)
Lot 1= jumlah benih berkecambah normal X 100 %
Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan
= 17 X 100 %
25
= 68 %
Jumlah benih yang berkecambah normal = 14 kecambah normal (pada hari ke-4)
Lot 1= jumlah benih berkecambah normal X 100 %
Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan
= 14 X 100 %
25
= 56 %

 SGT pada lot 2 ulangan 2 hari ke 2 dan 4
Jumlah benih yang berkecambah normal = 17 kecambah normal (pada hari ke-2)
Lot 2= jumlah benih berkecambah normal X 100 %
Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan
= 17 X 100 %
25
= 68 %
Jumlah benih yang berkecambah normal = 8 kecambah normal (pada hari ke-4)
Lot 2= jumlah benih berkecambah normal X 100 %
Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan
= 8 X 100 %
25
= 32 %

 Sedangkan SGT pada lot 1 dan ulangan 3 saat hari ke 2 dan 4 , ialah :
Jumlah benih yang berkecambah normal = 21 kecambah normal (pada hari ke-2)
Lot 3= jumlah benih berkecambah normal X 100 %
Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan
= 21 X 100 %
25
= 84 %
Jumlah benih yang berkecambah normal = 12 kecambah normal (pada hari ke-4)
Lot 3= jumlah benih berkecambah normal X 100 %
Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan
= 12 X 100 %
25
= 48 %

 Rata- rata pertumbuhan kecambah antar ulangan ialah :
62% + 50 % +66 %
3
= 59 %
Pembahasan
Berdasarkan data dan gambar dan hasil pencarian diatas, maka dapat kita simpulkann bahwa benih yang dipergunakan pada saat pengambilan sampel , merupakan Pengambilan contoh yaitu langkah pertama yang penting dalam pengujian benih. Pengambilan contoh dilakukan dengan mengambil bagian kecil benih dari lot benih secara acak agar mewakili lot benih.
Dan berdasarkan data diatas pula, didapat kan data bahwa benih normalnya memiliki persentase yang tinggi, yaitu 59 %, dimana benih normal merupakan benih yang memiliki semua struktur kecambah penting yang berkembang baik. Panjang kecambah harus paling tidak dua kali panjang benihnya. Kecambah harus dalam keadaan sehat. Sedangkan Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal.
Pengujian daya kecambah benih adalah menguji kemampuan benih berkecambah secara normal dari sejumlah benih pada jangka waktu yang telah ditentukan. Pengujian daya kecambah merupakan salah satu jenis pengujian mutu benih secara fisiologis, yang dalam pelaksanaannya di laboratorium dapat mengamati secara lansung kecambah yang tumbuh normal dari sejumlah benih yang diuji.
Pengujian daya kecambah merupakan salah satu jenis pengujian mutu benih secara fisiologis, yang dalam pelaksanaannya di laboratorium dapat mengamati secara lansung kecambah yang tumbuh normal dari sejumlah benih yang diuji.
Adapun tujuan dilakukannya pengujian daya kecambah antara lain :
1. Untuk menilai kualitas benih Parameter yang dipakai untuk menilai kualitas benih salah satunya adalah persentase daya kecambah. Semakin tinggi nilai persentase daya kecambah berarti semakin tinggi nilai kualitasnya.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang nilai pertumbuhan benih di lapangan. Dengan diketahui persentase daya kecambah suatu benih, maka pemakai benih akan dapat menilai berapa benih yang tumbuh dari sejumlah benih yang ditanam di lapangan.
3. Untuk menghitung kebutuhan benih dalam penanaman. Dengan mengetahui persentase daya kecambah dan jarak tanam, maka kebutuhan benih yang akan ditanam dalam luasan tertentu dapat ditentukan.
Agar persentase perkecambahan dari metode pengujian daya kecambah di laboratorium berkorelasi positif dengan kenyataan di lapangan, maka kita menggunakan germinator sebagai alat dalam uji daya kecambah, adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Kondisi lingkungan di laboratorium harus standar sehingga dapat menguntungkan bagi perkembangan benih berkecambah.
b. Pengamatan dan penilaian dilakukan pada kecambah saat kecambah mencapai suatu fase perkembangan agar tampak perbedaan antara kecambah normal dan abnormal
c. Pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus dapat mewujudkan struktur-strukturnya sehingga dapat dinilai mempunyai kemampuan tumbuh yang baik pada kondisi lapangan yang sesuai. Faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan benih. Syarat dari suatu benih dapat berkecambah dengan baik, apabila keadaan lingkungannya mendukung. Namun dari masing-masing benih menghendaki lingkungan yang berbeda untuk perkecambahan. Agar dalam pelaksanaan pengujian daya kecambah dapat terstandar maka beberapa faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan harus diperhatikan, antara lain :
1) Air
2) temperature
3) oksigen
4) cahaya


Kesimpulan
Daya Berkecambah Benih adalah informasi kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang bias tumbuh dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum. Benih pada lot 1 dapat dikatakan bahwa benih yang dipakai memiliki daya kecambah yang tinggi, dan dapat kita simpulkan bahwa benih kedelai ini dapt di tanamam dalam kondisi apapuyn baik dari segi lingkungan yang eksternal ( seperti keadaan lingkunan germinator ) dan internal ( mutu dan kualitas benih )





Judul : Uji Kecepatan Berkecambah ( Index Value Test )
Tujuan Praktikum : 1.Menentukan presentasi dari perkecambahan benih.
2.Untuk menentukan daya berkecambah benih ( seed vigor)
Bahan dan Alat : benih kedelai dan media kertas, germinator, plastic, pensil air , semprotan air,dll
Prosedur : 1. Benih dikecambahkan seperti cara SGT dengan metode UKDp sebanyak 150 benih dengan 3 kali ulangan.
2.Pengamatan dilakukan setiap hari dengan kriteria benih berkecambah dua kali panjang benih. Pengamatan dilakukan selama hari yang diperlukan ( tidak ada perkecambah lagi)
3.Setalah itu dilakukan perhitungan Index Value Test ( IVT )
IVT = ∑ Benih Berkecambah
Hari Berkecambah
Prinsip Teori ;
Uji kecepatan berkecambah atau tumbuh benih dapat di golongkan kedalam daya vigor benih. Vigor merupakan kekuatan tumbuh benih pada kondisi lingkungan yang sub optimum. Benih yang memiliki vigor tinggi apabila benih mampu tumbuh pada keadaan yang sub optimum, atau tidak mendukung.
Pengujian kecepatan berkecambah atau tumbuh benih ini dapat di lakukan dengan media buatan seperti pada kertas substrat. Benih akan semakin cepat berkecambah bila benih memiliki kualitas dan mutu benih yang tinggi, selain itu juga keadaan yang mendukung untuk benih berkecambah akan mempercepat proses perkecambahan.
Dari adanya kenyataan bahwa benih yang kecepatan berkecambahnya tinggi, maka tanaman yang akan di hasilkan akan lebih tahan terhadap keadaan atau lingkungan yang kurang menguntungkan. Dengan demikian jelas bahwa kecepatan berkecambah merupakan factor penting dari vigor, serta memberi indeks vigor dari setiap kelompok benih.






Hasil ;







Benih kedelai yang telah selesai digulung dengan metode UKD p








Benih yang telah dimasukkan ke germinator


















Daya berkecambah benih kedelai yang berumur 2 hari










Benih kedelai normal


Maka didapat nilai IVT pada ulangan 1, yaitu :
Hari ke- Benih yang memiliki panjang dua kali panjang benih
1 0
2 17
3 0
4 14

IVT pada ulangan 2, yaitu :
Hari ke- Benih yang memiliki panjang dua kali panjang benih
1 0
2 17
3 0
4 8






IVT pada ulangan 3, yaitu :
Hari ke- Benih yang memiliki panjang dua kali panjang benih
1 0
2 21
3 0
4 12
Keterangan :

Pada hari ke tiga tidak memasukkan datanya , dikarena pada hari itu adalah hari kamis data yang kami peroleh hampir sama dengan hari ke dua, maka dari itu datanya tidak kami masukkan .
• Jumlah total kecambah dua kali panjang benih perulangan
= kecambah ulangan 1 + ulangan 2 + ulangan 3
= ( 17 +14) + (17 + 8 ) + ( 21 + 12 )
= 31 + 25 + 33
=89

• Maka nilai IVT pada ulangan 1, 2, dan 3 , yaitu
IVT = jumlah benih berkecambah
Jumlah hari berkecambah
= 89
4
= 22,25
Pembahasan
Dari data diatas, maka dapat dikatakan benih yang memiliki daya kecepatan berkecambah yaitu kemapuan benih untuk berkecambah dengan cepat pada waktu yang telah ditentukan serta mengamati keserentakan benih ini muncul. dalam hal ini , terdapatlah benih yang normal. Benih dikatakan berkecambah normal ialah benih yang memiliki perkembangan system perakaran yang baik terutama akar primer , terdapat pula perkembangan jaringan dan hipokotilnya serta pertumbuhan plumulanya pun dikatakan baik sehingga dapat menopang perkecambahannya hingga menjadi cepat.
Sedangkan benih lain yang tidak normal, dapat dikatakan bahwa benih itu berkecambah secara abnormal dan mati. Dimana dalam proses perkecambahannya, benih itu pertumbuhannya sedikit lebih rendah dibandingkan benih dengan kecambah yang normal . dapat berupa kecambah nya yang rusak, tanpa kotiledon, kecambah yang bentuknya cacat, busuk, dsb.
Benih yang tidak tumbuh ini kemungkinan mempunyai factor gentik atau factor fisik yang tidak bisa untuk melakukan proses perkecambahan dan oleh factor lingkungan .
Adapun factor – factor yang mempengaruhi kecepatan benih untuk berkecambah , yaitu :
1. Suhu
2. Kelembapan
3. Oksigen
4. Cahaya

Kesimpulan
Kecepatan berkecambah benih dapat menentukan kualitas dan mutu benih , dimana dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti keadaan kualitas benih itu sendiri baik dari segi fisik maupun genetinya yang tidak mampu untuk melakukan perkecambahan, suhu, kelembapan. Oksigen, temperature, dan lain- lain.

Judul ; Uji Keserempakan Benih
Tujuan ; Untuk menentukan kekuatan tumbuh tumbuh ( seed vigor ) benih yang di uji
Bahan dan alat ; Benih kedelai, germinator, kertas stensil, pensil copy, dan lain-lain
Prosedur ; 1. Sama seperti uji daya berkecambah ( praktikum VIII), tetapi bedanya disini memakai metode UKDdp, di buat 4 ulangan.
2. Pengamatan dilakukan 5 x 24 jam, 4 x 24 jam untuk perkecambahan normal kuat. 5 x 24 jam untuk perkecambahan lemah + kuat
Prinsip Teori ;
Uji keserempakan benih merupakan suatu metode ataupun cara menguji kemapuan benih untuk berkecambah secara serentak dan seragam dengan pertumbuhan yang normal. Dalam hal ini terdapat pengujian benih yang berperan dalam :
1. Untuk menilai kualitas benih
2. Untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan benih di lapangan
3. Untuk menghitung kebutuhan benih dalam penanaman

Dalam hal ini kita menggunakan suatu pengujian Pengujian benih dapat dilakukan pada tahapan yang berbeda dari penanganan benih, pemrosesan benih dan penyimpanan benih. Tolok ukur baku seperti berat benih, kemurnian, dan perkecambahan sangatlah penting dalam perhitungan kebutuhan benih.
Karena itu, tolok ukur tersebut sangat penting bagi pengguna benih sebagai bahan pertimbangan sebelum memesan benih. Karena benih dijual berdasarkan beratnya, tolok ukur mutu benih juga merupakan tolok ukur ekonomi yang penting. Kadar air terutama sangat penting pada saat sebelum dan selama penyimpanan benih.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu disusun suatu petunjuk tenis pengujian mutu benih tanaman hutan berdasarkan kebenaran sumber benih dan mutu fisik – fisiologi benihnya salah satu caranya ialah dengan metode keserempakan benih yang memiliki harapan agar mutu dan kualitas benih yang nantinya akan ditanam dilapangan memiliki kualitas cdan mutu benih.
Faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan benih. Syarat dari suatu benih dapat berkecambah dengan baik, apabila keadaan lingkungannya mendukung. Namun dari masing-masing benih menghendaki lingkungan yang berbeda untuk perkecambahan. Agar dalam pelaksanaan pengujian keserempakan kecambah dapat terstandar maka beberapa faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan harus diperhatikan, antara lain :
1) Air
Air merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan bagi berlangsungnya proses perkecambahan benih. Banyaknya air yang diperlukan untuk masing-masing benih untuk dapat berkecambah bervariasi, tergantung kepada jenis benih. Umumnya keperluan air untuk berkecambah tidak melampaui dua atau tiga kali berat keringnya atau kadar akhir setelah mengalami imbibisi mencapai 50- 60%. Air yang diberikan pada perkecambahan benih berfungsi sebagai berikut :
• Air yang diserap oleh benih berguna untuk melunakkan kulit benih dan menyebabkan berkembangnya embrio dan endosperm
• Air berguna mengaktifkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan proses pencernaan, pernafasan, asimilasi dan tumbuh.
• Air sebagai alat transportasi larutan makanan dari endososperma atau cotilendon ke titik tumbuh pada embrio.
2) Temperatur
Setiap jenis benih untuk dapat berkecambah dengan baik membutuhkan temperatur yang berbeda. Umumnya benih dalam perkecambahan berada pada temperatur optimum pada kisaran antara 26,5–35 0C. Pada temperatur ini sistem enzym dapat berfungsi dengan baik dan stabil untuk waktu lama,sehingga berkecambahnya benih dapat terpacu dengan baik. Pada temperatur minimum antara 0–5 0C kebanyakan benih mengalami chilling hingga menghambat aktifitas kerja enzim sehingga benih menjadi rusak dan bahkan mati tidak berkecambah.
Untuk jenis benih tanaman musim dingin temperatur minimumnya 4,5 0C. dan untuk benih tanaman musim panas temperature minimumnya 10 – 150C. Adapun temperatur tertinggi kebanyakan benih masih dapat berkecambah adlah antara 30 – 400C, namun pada temperatur maximum antara 450C, 480C, benih tidak dapat berkecambah akibat suhu tinggi.

3) Oksigen
Benih selama masih hidup akan melakukan respirasi. Pada saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat yang disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida air, dan energi panas. Terbatasnya persediaan oksigen akan berakibat pada proses perkecambahan menjadi terlambat.
4) Cahaya
Cahaya yang dibutuhkan untuk setiap benih dalam perkecambahan berbeda, tergantung pada jenis benih. Cahaya mempengaruhi respon perkecambahan terhadap phytochrome. Phytochrome memiliki dua bentuk yang sifatnya bolak-balik, yaitu phytokrom merah yang mengabsorpsi sinar merah dan phytochrome infra merah. Bila pada benih yang kadang berimbibisi diberikan cahaya merah maka akan menyebabkan phychrome merah berubah menjadi phytochrome infra merah. Hal ini akan menimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan, sebaliknya bila diberi cahaya infra merah akan menyebabkan perubahan dari phytochrome infra merah menjadi phytochrome merah yang menghambat perkecambahan.


Hasil







Benih kedelai yang telah siap dimasukkan ke germinator




















Benih kedelai pada UKS yang berumur 4 hari


Maka diperoleh data sebagai berikut :

Ulangan pada lot 1 Kecambah kedelai kuat Kecambah kedelai lemah
1 15 10
2 16 9
3 22 3


Pembahasan
Benih kecambah kuat(normal) ialah benih yang memilki daya hidup ataupun kekuatan tumbuh yang kuat yang bias mempertahankan kelangsungan hidupnya ,dimana pada keserempakan benih ini dapat dipengaruhi oleh :
a.mutu dan daya benih kedelai yang digunakan (genetic dari benih kedelai itu sendiri)
b. kadar air benih
c. suhu dan tempat pelaksanaan penanaman benih,dsb
Mutu benih yang memiliki kecambah dua kali lebih panjang dari benih awalnya, dan memiliki keserempakan daya tumbuh yang tinggi ,memiliki system perakaran yang baik, hipokotilnya membuka secara sempurna, tidak terdapat kerusakan pada jaringannya, plumulanya tumbuh dengan baik, maka dapat dikatakan sebagai benih yang memiliki kecambaah kuat. Didalam tubuh benih itu sendiri terdapat pula vigor atau kekuatan tumbuh benih yang dapat memberikan informasi akan kemungkinan kemampuan benih yang tinggi untuk dapat tumbuh menjadi tanaman yang normal dan berproduksi secara wajar, meskipun keadaan biofisik lapangan produksi dalam keadaan yang optimum.
Bila contoh benih yag menggunakan substrat kertas, terdapat benih yang tidak mampu untuk melangsungkan hidupnya dan tidak dapat dinilai, kecambahnya rusak, bentuknya cacat,dan terdapat gigitan hama maupun penyakit, tidak memiliki keserempakan tumbuh karena ia busuk maupun pertumbuhannya abnormal, maka benih itu dapat dikatakan sebagai kecambah lemah.

Kesimpulan
Benih yang memiliki keserempakan daya tumbuh tinggi, dapat dinamakan sebagai benih yang tumbuh secara normal dan berdiri secara sempurna , sedangkan benih yang tidak mampu menjalankan kehidupannya dengan cara penyesuaian hidup yang sama dengan tanaman-tanaman yang lainnya, maka benih maupun kecambahnya dinamakan kecambah yang lemah. Perbedaan kemampuan dalam keserempakan daya tumbuhnya ini dapat disebabkan oleh factor genetic pada benih kedelai itu sendiri mapupun factor lingkungannya. Dengan adanya uji keserempakan benih ini, diharapkan kita dapat mengetahui mutu dan kualitas benih yang dapat tumbuh secara serentak, sehingga didalam penerapan dilapangan nya tidak menghadapi kendala yang cukup berat, baik dalam awal proses penanaman hingga sampai saat pemanenan dan kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.



Judul ; Uji Kekuatan Tumbuh Benih Terhadap Kekeringan.
Tujuan ;Untuk mengetahui ketahanan benih terhadap kekeringan dan selinitas tinggi.
Bahan dan alat ; Benih padi, kedelai dan jagung. Germminator, kertas stensil, pinset, garam dapur (NaCl).
Prosedur :1.Buat 58,5 g NaCl per liter (1 M) setara dengan 49,2 atm tekanan osmose, NaCl 0,2 M (11,7 g NaCl per liter air) yang setara dengan 7,6 atm tekanan osmose.
2.Substrat kertas direndam dalam larutan garam NaCl sampai merata Sebanyak 3lembar.
3.Taburkan benih diatas kertas tersebut masing-masing sebanyak 25 butir dengan memakai metode UKDdp, dibuat 4 ulangan.
4.Kemudian dikecambahkan pada alat perkecambahan (germinator).
5.Lakukan penyempotan dengan larutan garam, agar kondisi tetap lembab.
6.Sebagai indikator dibuat pembanding sebagai control (substrat dibasahi dengan air biasa).
Pengamatn ;Pengamatan hanya dilakukan satu kali yaitu 5 x 24 jam terhadap kecambah normal, kuat, lemah, mati.
Perhitungan :
(%) perkecambahan = x 100 %
Kecambah normal = normal kuat + normal lemah

Teori ;
Kekutan tumbuh benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, sehingga diharapkan benih tersebut dapat menjadi tanaman normal meskipun kondisi lingkungan sib optimum.
Pada tanah yang mengandung kadar garam tinggi, terutama NaCl dapat menyababkan terhambatnya perkecambahan, hal ini terutama disebabkan oleh pengaruh tekanan osmose.
Semakin tinggi konsentrasi atau kental larutan itu (garam/NaCl) maka tekanan osmose yang semakin tinggi, dengan demikin semakin banyak molekul-molekul air diikat oleh NaCl tersebut, sehingga semakin sedikit air yang masuk ke dalam benih dalam proses imbibisinya.
Metode tekanan osmose tinggi dapat digunakan untuk menduga ketahanan benih terhadap salinitas. Benih yang kuat dapat tumbuh dengan kuat dan baik serta merata dalam kondisi kekurangan air, sedangkan benih yang tidak kuat tidak akan tumbuh.
Penilaian kekuatan tumbuh benih digolongkan atas kecambah kuat, kurang kuat, abnormal, dan mati. Untuk memudahkan penilaian kelompok kecambah yang dinilai, terlebih dahulu digolongkan atas kecambah kuat dan krang kuat. Kecambah yan abnomal digolongkan sebagai mati.
Penilaian kuat dan kurang kuat dilakukan dengan membandingkan kecambah satu dengan lainnya dalam satu substrat. Benih-benih yang dapat berkecambah normal dalam kondisi larutan NaCl yang demikian diharapkan juga dapat berkecambah normal dalam keadaan lingkungan kekeringan. Disamping itu juga dapat digunakan untuk uji pertanaman di daerah rawa dimana pada daerah ini salinitasnya tinggi.

Hasil ;








Benih kedelai pada lot 1 yang akan dipergunakan untuk uji kekuatan tumbuh benih














Benih kedelai siap ditaruh diatas kertas yang telah direndam dengan larutan garam 1M dan 0,2M









Benih kedelai sudah selasai digulung dengan menggunakan mettode UKDdp








Benih kedelai telah dimasukkan kedalam germinator













Benih kedelai pada saat berkecambah 5 hari (1M dan 0,2M)







Kecambah normal





Kecambah yang mati dan berjamur












Dan diperoleh data perhitungan sebagai berikut :
a. Pada konsentrasi 58,5 gram (1M)
Semua benih kedelai, tidak ada yang berkecambah dan kecambanya pun mati .
b. Pada konsentrasi 11,7 gram (0,2M)
Ulangan Jumlah kecambah
Normal Jamuran Mati
1 6 7 12
2 6 7 12
3 2 11 12
jumlah 14 25 36


Persen perkecambahan = normal x 100 %
Jumlah benih yang dikecambahkan

Jumlah keseluruhan benih yang dikecambahkan = 3 ulangan x 25 benih kedelai perulangan = 75 benih kedelai yang dikecambahkan
Maka persen perkecambahan untuk konsentrasi 11,7 gram NaCL ialah :
= 14 x 100 %
75
= 19 %
Sedangkan untuk konsentrasi 58,5 gram NaCL ialah
= 0 x 100 %
75
= 0



Pembahasan
Benih yang baik ialah benih yang memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi. Pada saat konsentrasi garam atau NaCL tinggi, pertumbuhan kecambah menjadi terhambat karena dipengaruhi oleh tekanan osmose, dan molekula air yang terikat menjadi tinggi serta berdampak pada jumlah air yang masuk kedalam benih pada saat proses imbibisi menjadi rendah. Benih tidak mampu untuk melangsungkan hidupnya, yang ditandai dengan data diatas, bahwa benih yang ditanam pada konsentrasi 58,5 gram (1 M) , tidak terdapat benih yang tumbuh satu pun. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan konsentrasi tadi serta NaCL terlalu tinggi maka benih kedelai ini tidak mampu untuk melakukan kelangsungan hidupnya.
Sedangkan pada konsentrasi NaCL 11,7 gram, terdapat benih yang berkecambah meskipun dalam jumlah yang relative sedikit. Hal ini pula dapat dipengaruhi oleh adanya NaCL yang dapat menghambat pertumbuhan kecamabah benih kedelai ini.
Adapun yang menjadi penilaian dari kekuatan tumbuh benih terhadap kekeringan ini, ada beberapa yang menjadi pola dalam penilaian , seperti kecambah kuat, kurang kuat dan mati, dan memiliki akar yang relatip lambat muncul. Kecambah kuat ialah kecambah yang memiliki pertumbuhan yang baik, dengan panjang 2 kali dari panjang kotiledonnya ( memiliki pertumbuhan yang dianggap lebih dari kecambah lainnya ), sedangkan pada kecambah kurang kuat ialah kemapuan benih untuk berkecambah , namun pada satu titik pertumbuhannya terhambat. Dan untuk pertumbuhan yang abnormal, kecambah itu dianggap mati. Yang berarti benih tidak mampu berkecambah pada kondisi tersebut, yang dapat disebabkan oleh vigor dari tanaman itu sendiri, maupun konsentrasi NaCL pada kecambah .

Kesimpulan
Kekuatan tumbuh benih merupakan kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi lingkungan yang kurang meguntungkan. Pengaruh konsentrasi garam yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan kecambah beniuh kedelai , karena dapat mempengaruhi tekanan osmose dari tanaman bila dibandingkan dengan menggunakan konsentrasi garam yang rendah , dan dapat dibuktikan dengan adanya data- data yang diperoleh .
Daftar pustaka
Aryunis , ir , dkk 2009. Penuntun Pratikum Teknologi Benih . Fakultas
Pertanian Universitas Jambi, Jambi
Sutopo , lita. 1993. Teknologi Benih . Fakultas Pertanian UNIBRAW . Pt
raja grafindo Persada , Jakarta
Kamil , jurnalis . 1979 . Dasar Teknologi Benih . Angkasa Raya , Padang .
www. Google. com
Nasrudin. 2009. Kecambah normal dan abnormal. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/yang-dimaksud-kecambah normal -abnormal-ialah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar