Sabtu, 22 Januari 2011

Praktikum TEKNOLOGI BENIH

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Petunjuk Pelaksanaan Pengujian Benih Laboratorium

Pengujian benih laboratorium bertujuan untuk mendapat keterangan tentang mutu suatu kelompok benih yang digunakan untuk keperluan penanaman. Teknologi benih adalah ilmu teknologi dalam bidang Agronomi yang berhubungan dengan benih , meliputi masalah produksi, pengelolahan, penyimpana , dan pengujian benih.

Dalam pengujian benih laboratories ini hanya menyangkut pengujian benih . Macam- macam pengujian yang dilakukan dapat dibedakan atas 2 golongan yaitu:

A. Pengujian standar , yang terdiri dari ;

1. Penetapan / Pengukuran Kadar Air

2. Pengujian Kemurnian

3. Pengujian Daya Tumbuh / Daya Berkecambah

B. Pengujian Khusus / Spesifik , yaitu pengujian tentang sifat – sifat benih yang mencirikan mutu spesifik dari benih atau kelompok ( lot ) benih , untuk maksud tertentu. Pengujian khusus ini terdiri dari ;

1. Pengujian Viabilitas Benih Secara Biakhemis

2. Penetapan Berat 1000 Butir

3. Pengujian Vigor

Untuk melakukan pengujian benih tersebut digunakan beberapa alat yang ada dalam Laboratorium Agronomi kita . Dalam pengujian ini ada beberapa istilah antara lain yaitu ;

A. Contoh Benih ialah sejumlah tertentu benih yang mewakili dari suatu kelompok benih yang cara pengambilanannya memenuhi ketentuan yang ditetapkan.

B. Tanaman Pertanian ialah meliputi jenis / Kultivar yang diusahakan menurut ketentuan yang berlaku.

C. Kadar Air Benih ialah berat air yang hilang karena pemanasan atau air yang dapat dikumpulkan karena destilasi ( dengan cara yang ditetapkan ) yang dinyatakan dalam persen terhadap berat asli contoh benih .

D. Tumbuh Kecambah ialah munculnya unsure – unsure utama dari lembaga dari suatu benih yang diuji yang menunjukan kemampuan menjadi tanaman normal apabila ditanam pada lingkungan yang sesuai bagi benih tersebut.

E. Bibit Normal ialah bibit dimana unsure – unsure utama nya menunjujan kemapuan untuk berkembang menjadi tanaman normal apabila ditanam pada lingkungan yang sesuai bagi benih yang bersangkutan .

F. Bibit Abnormal ialah bibit yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit normal.

Dalam pratikum teknologi benih ini mengenal pekerjaan yaitu basah dan kering. Pekerjaan basah adalah pekerjaan yang berhubungan dengan air, misalnya pengecambahan . Pekerjaan kering adalah pekerjaan analisa kemurnian benih dan pengujian kadar air benih.

A. Alat – alat yang digunakan dalam pekerjaan basah

1. A. P. B ( Alat Penecambah Benih / Germinator ) ,

Yaitu alat yang digunakan untuk mengecambahkan benih.



IMG_0001


Gambar 1. Germinator


2. Baskom petak media tanah, pasir , dan bata merah.

Alat ini digunakan untuk menanam benih dengan memerlukan lebih banyak sinar matahari langsung.



IMG_0002


Gambar 2.Baskom petak media tanah, pasir, dan bata merah

3. Lemari es.

Lemari es digunakan untuk menyimpan benih – benih untuk bahan pratikum mahasiswa.

B. Alat – alat yang digunakan dalam pekerjaan kering .

1. Alat Pengukur kadar air benih ( APKAB ) .

Di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian UNJA digunakan 2 macam APKAB, masing – masing ; OGA Electric ( Digital Grain Moisture Meter ) Model TD-5 , dan Dole Model 400 Grain Moisture Tester .



IMG_0003


Gambar OGA Electric ( Digital Grain Moisture Meter )



Dole Model 400 Grain Moisture Tester

Gambar 3. Alat pengukur kadar air benih ( APKAB)

2. Alat Timbangan

Alat untuk menimbang ada yang halus dan ada yang kasar. Timbangan halus ( Mettler AE 200 ) hanya bisa digunakan untuk berat maksimum 200 gram. Sedangkan timbangan kasar digunakan untuk berat yang lebih dari 500 gram , kemampuannya bisa sampai 2,5 kg. Lihat gambar

Timbangan Kasar




Timbangan Halus

Gambar 4. Alat timbangan


BAB II. PENUNTUN BEBERAPA METODE UJI VIABILITAS BENIH.

Pengujian viabilitas benih terdiri atas 2 macam yaitu pengujian daya berkecambah / daya tumbuh dan pengujian vigor. Pengujian vigor ini dibagi 2 macam lagi yaitu pengujian kekuatan tumbuh dan pengujian daya simpan benih. kesemua pengujian ini dilakukan di laboratorium yang tujuannya untuk mendapatkan keterangan tentang kemampuan benih tumbuh dilapang sebelum ditanam. Disamping itu hasil pengujian tersebut dapat juga digunakan untuk membandingkan nilai berbagai kelompok simpan benih.

Pengujian viabilitas benih dengan kondisi di lapang hasilnya tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diulang. Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya dan seragam maka pengujian viabilitas benih dilakukan di laboratorium pada keadaan lingkungan yang dapat diawasi dan distandarisasi. Selain alat yang digunakan (alat pengecambah benih, substrat dan sebagainya), metode uji harus distandarisasi pula.

Pengujian viabilitas benih meliputi metode uji secara langsung dan tidak langsung. Dalam metode uji secara langsung kita dapat mengetahui dan menilai struktur-struktur penting kecambah secara langsung. Sedangkan metode uji secara tidak langsung dapat diketahui mutu hidup benih yang ditunjukkan melalui gejala metabolisme.

Untuk metode uji secara langsung diperlukan substrat pengujian, dapat berupa kertas, pasir, tanah dan sebagainya. Metode uji dengan substrat sebagai tempat, lebih cepat dan lebih mudah menilai struktur-struktur penting kecambah dan dapat dengan mudah distandarisasi.

Metode uji dapat dilakukan untuk mendapatkan uji daya berkecambah, dan kekuatan tumbuh, hal ini tergantung pada kondisi lingkungan pengujian benih.

I. Metode Uji Viabilitas Benih secara Langsung

A. Menggunakan Substrat Kertas.

1. Metode Uji daya berkecambah.

a. UDK, UDKm

b. UAK, UAKm

c. UKD, UKDp

2. Metode Uji kekuatan tumbuh.

a. UKDp

b. UKDd

B. Menggunakan substrat pasir, tanah pecahan bata merah dan sebagainya.

1. Metode Uji daya Berkecambah / daya tumbuh

2. Metode Uji kekuatan tumbuh.

II. Metode Uji Viabilitas Benih Secara Tidak Langsung.

A. Pengujian Viabilitas benih secara Biokhemis.

(Uji Cepat Viabilitas Benih dengan Tetrazholium).

B. Penetapan Berat 1000 butir.

ad. I. A. Metode Uji Viabilitas dengan Substrat Kertas..

  1. Metode Uji daya kecambah

a. UDK (Uji Diatas Kertas), UDKm (Uji Diatas Kertas dimiringkan).

Dengan UDK, UDKm dimaksudkan untuk menguji benih diatas lembar substrat. Metode ini sangat baik digunakan untuk benih yang membutuhkan cahaya untuk perkecambahannya. Benih ditanam diatas lembar substrat yang diletakkan pada petridish atau cawan plastik. Petridish dapat ditutup atau dibuka, tergantung pada ukuran besarnya benih. untuk benih sebesar padi, petridish dibuka, sedangkan sebesar tembakau ditutup. Meletakkan petridish pada trays di germinator dapat secara dimiringkan yaitu dengan memiringkan letak trays di germinator, sehingga metode menjadi UDKm.

Cara :

a) Substrat kertas (3-4 lembar ukuran sama dengan alas petridish) diletakkan pada alas petridish atau cawan plastik.

b) Basahi substrat tersebut, sehingga merata, caranya beri air berlebihan, dibiarkan beberapa menit supaya meresap, kemudian air sisanya dibuang.

c) Tanamlah benih diatas lembar substrat dengan pinset. Jangan menanam benih secara berderet satu sama lainnya. Untuk benih sebesar padi cukup diisi 10 butir, benih sebesar tembakau 25 butir.

d) Beri label pada petridish dan letakkan dalam germinator sesuai dengan metode yang digunakan.


Petridis cawan plastic

Gambar 5. Penanaman Benih dengan Metode UDK

b. UAK (Uji Antar Kertas), UAKm (Uji Antar Kertas dimiringkan).

UAK dimaksudkan menguji benih dengan menanam benih diantara lembar substrat, kemudian dilipat. Metode ini digunakan bagi benih yang tidak peka terhadap cahaya untuk perkecambahannya. Misalnya benih padi, sorghum, bayam dan sebagainya. Seperti pada UDK, metode UAK dapat dilakukan secara dimiringkan, yaitu dengan memiringkan letak trays dialat pengecambah benih, metode menjadi UAKm.

Cara :

  1. Basahi substrat kertas ukuran 20 cm X 30 cm tersebut dengan air. Cara membasahi kertas dapat dalam jumlah yang besar apabila benih yang akan diuji dalam jumlah besar. Kertas tersebut terlebih dahulu dibasahi dengan merendamnya beberapa menit dalam air, selanjutnya ditiriskan.
  2. Ambil kertas 3-4 lembar atau setebal 1k 1mm, dan bentuklah lipatan kertas pada bagian tengahnya.
  3. Benih ditanam dengan pinset pada ½ bagian lipatan tadi, agak masuk kedalam dan jarak tanam diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling berlekatan.
  4. Tutuplah substrat yang telah ditanami benih dengan ½ bagian substrat yang lain tepat pada lipatan.
  5. Lipat lagi pinggir-pinggir substrat 1k 1½ cm kedalam (kecuali yang telah ada lipatannya). Selanjutnya letakkan dalam germinator sesuai dengan metode yang dipakai.




Tutup, dengan cara melipat lipat pada pinggir-pinggir substrat

Gambar 6. Penanaman Benih Dengan Metode UAK

c. UKD atau Uji Kertas Digulung

Metode ini dimaksudkan untuk menguji benih dengan cara menanam benih diantara lembar substrat, kemudian digulung. Dapat digunakan untuk benih yang tidak peka cahaya untuk perkecambahannya. Untuk benih yang berukuran sebesar benih jagung, kedelai kacang tanah, dan sebagainya, sebstrat pengujian dilapisi plastic diluarnya sehingga metodenya menjadi UKDp (Uji Kertas Digulung dalam Plastik).

Cara :

a. Letakkan lembaran substrat kertas yang telah basah (2-3 lembar), diatas plastik.

b. Tanam benih diatas lembaran substrat, dengan jarak tanam sedemikian rupa, sehingga mempunyai jarak tanam yang sama satu sama lainnya.

c. Tutup substrat yang sudah ditanami benih, dengan lembaran substrat yang lain dan digulung.

d. Letakkan dalam germinator sesuai dengan metode uji yang digunakan.




Plastic + substrat Tutup dengan substrat

Yang telah ditanami lain, kemudian di-

Benih gulung.

Gambar 7. Penanaman benih dengan metode UKDp.


  1. Metode Uji Kekuatan Benih.
  1. UKDd atau Uji Kertas Digulung Didirikan.

Metode ini digunakan untuk menguji kekuatan tumbuh benih berdasarkan spontanitas tumbuhnya benih. benih ditanam dalam satu deretan, diantara lembar substrat dan digulung. Letakkan deretan benih kira-kira 1/3 X ½ kertas dari lebar kertas, dengan arah pertumbuhan akar primer ke bagian 2/3 X ½ lebar kertas.

Cara :

a. Ambil Substrat kertas ukuran 20 cm X 30 cm sebanyak 3-4 lembar yang telah dibasahi.

b. Lipat bagian tengah dari lebar kertas.

c. Tanam benih dalam satu deretan pada 1/3 X ½ lebar kertas dengan arah pertumbuhan akar primer ke bagian 2/3 X ½ lebar kertas kearah bawah. Untuk benih berukuran sebesar padi cukup 20 butir, sedang sebesar bayam 25 butir.

d. Tutuplah bagian substrat yang telah ditanami dengan ½ substrat yang lain, kemudian digulung.

e. Letakkan gulungan substrat yang telah ditanami, dengan cara didirikan pada trays germinator, 2/3 separoh lebar kertas terletak di dasar trays.

f. Amati setelah 4 X 24 jam.








Lipatan ditutup dengan cara melipat kertas pada bagian lipatan





Substrat digulung

Gambar 8 . Penanaman Benih Dengan Metode UKDd.

b. UKDdp (Uji kertas Digulung dididrikan Dalam plastic).

Metode ini UKDdp sama dengan kegunaannya dengan metode UKDd, hanya perbedaanyaUKDdp digunakan untuk menguji bnih yang benih yang berukuran sebesar seprti jagung,kedelai,kacang tanah,dan sebagainya karena benihnya agak besra , metode ini mengggunakan plasrik diluarnya.

Cara:

a. Ambil substrat kertas ukuran 20cmx 30cm sebanyak 3-4 lembar yanh telah dibasahi, kemudian letakkan diatas plastic berukuran 20cmx30cm.

b. Tanam benih dalam satu deretan pada 1/3 x1/2 kertas,dengan arah pertumbuhan akar primer kebagian 2/3 x ½ lebar kertas kearah bawah ,jarak tanam benih satu sama lain,untuk benih jagung,kedelei,dan sebagainya cukup 20 butir,dan kacang tanah 10 butir.

c. Tutuplah substrat tadi dengan substrat lain yang telah dibasahi dengan tebal 3-4 lembar.Kemudian digulung.

d. Letakkan dalam germinator dengan posisi berdiri 2/3 lebar kertas terletak didasar trays

e. Amatila 2x24 jam untuk benih kedelei,jagung dan sebagainya, dan 6 x 24jam kacang tanah.



Gambar 9. Penanaman Benih dengan metode UKDdp

C. UHDp (Uji Hoope dirobah dalam Plastik).

Metode ini dimaksud untuk mengji kekuatan tumbuh benih terhadap serangan suatu penyakit.Caranya seperti pada metode UKDp atau UKDdp hanya bedanya sebelum substrat ditutup dengan substrat lainnya, ditaburi tanah bekas pertananaman yang terserang penyakit,sehingga metode ini menjadi UHDp atau UHDdp.

Cara:

a. Substrat yang telah dibasahi (3-4 lembar) diletakkan diatas plastic.

b. Tanam benih memnuhi substrat tersebut

c. Taburi tanah yyang telah dilembabkan pada substrat tersebut.

d. Tutup dengan substrat yang lain dan gulung.

e. Letakkan dalam germinator secara ditidurkan.


lipatan digulung Taburi tanah bekas

Pertanaman yang Terserang penyakit Lalu ditutup digulung

Gambar 10. Penanaman Benih Dengan Metode UHDp.


Ad. I. B. Metode Uji Viabilitas Dengan Menggunakan Pasir, Tanah dan Sebagainya.

1. Metode Uji Daya berkecambah / daya tumbuh.

Pada metode ini benih ditanam pada media substrat pasir,tanah.Benih-benih yang berukuran kecil seperti sebesar benih tembakau, selada/sawi dan sebagainya, benih disebar dengan jumlah tertentu.Sedangkan untuk benih berukuran besar padi,sorgum ditanam dengan kedalaman 1cm, benih sebesar jagung ditanam sedalam 2cm.

2. Metode Uji Kekuatan Tumbuh.

Metode ini dilakukan dengan cara.menanam benih pada kedalaman tertentu, untuk benih berukuran kecil sperti tembakau 1cm, padi kedalaman 2,5cm, sorgum 3,5cm, jagung dan kacangtanah 5cm.

Ad. II. B. Penetapan berat 1000 butir.

Tujuan ; Untuk mengetahui mutu/ kualitas benihberdasarkan beratnya.

Prinsip ; Berat 1000 butir ditetapkan dengan mengambil 100 butir untuk setiap ulangannya yang berasal dari lot benih ditimbang dan ditetapkan beratnya.

Bahan-bahan: -beberapa lot benih

-kantong kertas/plastic

Peralatan : -pinset

-timbangan analitik untuk menimbang benih.

-petridish

Cara: Dari lot benih diambil secara acak 100 butir dengan 8 ulangan.Timbang tiap-tiap ulangan dalam gram dengan ketelitian seperti menimbang contoh kerja analisa kemurnian.

Berdasarkan Berat 100 butir 8 ulangan atau lebih, maka berat 1000 butir adalah 10 X dengan ketilitihan sama dengan contoh kerja analisa kemurnian.

Untuk mencari dari 8 ulangan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. v =

V yaitu variance (ragam)

X yaitu berat masin-masing ulangan(ragam)

N yaitu jumlah ulangan

b S=

S yaitu standar deviasi

V yaitu variance(ragam)

c. Koefisien variasi : x 100

yaitu berat rata rata 100 butir

Penetapan berat 100 butir boleh ditung apabila koefisien variasi:

6 Untuk benih Chaffygross

4 Untuk benih lainnya.


BAB III. BEBERAPA JUDUL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BENIH

1. Judul : Praktikum I :

1. Struktur Benih Dikotil dan Monokotil

Praktikum II :

2. Struktur Biji dan Buah

2. Tanggal Partikum : 11 Oktober 2010

3. Nama Pratikan : M. Ikbal / D1A108046

4. Grup / Kelompok / Nama : 9 ( sembilan )

1. M. Ikbal

2. Lukman Alhakim

5. Shift : A1 ( satu )

6. Asisten pengawas : 1. Ir. Aryunis

2. Ir. Elis Kartika


Praktikum I

Judul : Struktur Benih Dikotil dan Monokotil

Tujuan : Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul Struktur Benih Dikotil Dan Monokotil ini adalah untuk mempelajari struktur benih dikotil dan monokotil.

Prinsip Teori : Pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki :


a) Bentuk akar

ü Monokotil : Memiliki sistem akar serabut

ü Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang

b) Bentuk sumsum atau pola tulang daun

ü Monokotil : Melengkung atau sejajar

ü Dikotil : Menyirip atau menjari

c) Kaliptrogen / tudung akar

ü Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra

ü Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar


d) Jumlah keping biji atau kotiledon

ü Monokotil : satu buah keping biji saja

ü Dikotil : Ada dua buah keping biji

e) Kandungan akar dan batang

ü Monokotil : Tidak terdapat kambium

ü Dikotil : Ada Kambium

f) Jumlah kelopak bunga

ü Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga

ü Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima

g) Pelindung akar dan batang lembaga

ü Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza

ü Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil

h) Pertumbuhan akar dan batang

ü Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

ü Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar.


Tumbuhan monokotil dikelompokan menjadi 5 suku, yaitu :

  • Rumut-rumputan (Graminae), ex : jagung, padi
  • Pinang-pinangan (Palmae), ex : kelapa, sagu
  • Pisang-pisangan (Musaceae), ex : pisang ambon, raja
  • Anggrek-angrekan (Orchidaceae), ex : anggrek, vanili
  • Jahe-jahean (Zingiberaceae), ex : jahe, kunyit

Tumbuhan dikotil dikelaompokan menjadi 5 suku, yaitu :

  • Jarak-jarakan (Euphorbiaceae), ex : jarak, ubi, karet
  • Polong-polongan (Leguminoceae), ex : pete, kacang
  • Terung-terungan (Solanaceae), ex : terong, cabe, tomat
  • Jambu-jambuan (Myrtaceae), ex : jambu biji, jambu air
  • Komposite (Compositae), ex : bunga matahari

Waktu dan Tempat :

Praktikum Teknologi Benih ini dilaksanakan pada :

Hari : Senin, 11 Oktober 2010

Tempat : Di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian UNJA

Bahan dan alat : Benih jagung, kedelai, kacang tanah, padi, sorgum, kakao, kemiri, mangium, bulian, kacang panjang, melinjo, pinang dan alpokat.

Pisau silet, loupe, dll

Prosedur : Gambar pandangan luar (externalview) dan pandangan dalam (internalview) dengan membuat irisan melintang atau membujur dari benih-benih yang diamati. Kemudian beri nama-nama bagian-bagiannya.

Benih Bagian – bagian yang diamati

1. Jagung (corn) ; seed coat (fruit coat I), pericarp lalu endosperm (III), aleuren layer, embryonic axis, coloeptile, plumula (epicotyl), seminal roots, radicle (hypocotyl), celeorhiza dan embrio (II).

2. Padi (rice) ; lemma, palea, lapisan aleuron, endosperm, embryo, skutelum, plumula, radikula, pericarp, beras (caryopsis), rakhila, tipe gabah, pedisel (tangkai gabah).

3. Kedelai (soybean) ; seed coat (testa I), embryonic axis, plumula (leaves), epicotyl, hypocotil, radicle, cotyledon, embryo (II), hilum.

4. Kacang tanah ; seed coat, cotyledon, plumula, epicotyl, hypocotyls, radicle,

embryo.

5. Sorgum ; lapisan lilin, sekam, kulit ari, testa, endosperm kemudian embrio, epicotyl, lalu hypocotyl, radicle.


Hasil

Oval: PericarpJagung

Flowchart: Sequential Access Storage: Cotiledon



Padi








Oval Callout: Endosperma







Oval Callout: pericarp



Cloud Callout: Seed Coat


Kedelai



Cloud Callout: Cotiledont


Kacang Tanah

Seed Coat

kotiledon

Plumula

Radikle

Hiluim

Pembahasan :

Perbedaan secara umum yaitu struktus biji pada tanaman dikotil dan monokotil hanya terdapat pada keping bijinya saja, dimana pada biji tanaman monokotil, hanya mempunyai 1 keping biji saja yang dalam hal ini contohnya adalah jagung, padi dan gandum, dimana pada umumnya struktur biji monokotil ini banyak terdapat pada tanaman famili grass atau Garaminae, pada saat biji ini berkecambah biasanya tanaman monokotil ini akan mempunyai akar yang serabut.

Sedangkan, pada biji tanaman dikotil, mempunyai dua keping biji yang dalam hal ini contohnya adalah kedelai, kacang tanah, mangga, durian,rambutan dimana pada umumnya struktur biji dikotil ini banyak terdapat pada tanaman Legume, pada saat biji ini berkecambah biasanya tanaman dikotil ini akan mempunyai akar tunggang.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat simpulkan bahwa :

Perbedaan tanaman dikotil dan monokotil terletak pada jumlah keping bijinya, dan sistem akarnya, bentuk sumsum pada tulang daun,tudung akar , kandungan akar dan batang, pertumbuhan akar,jumlah katiledon bunga. Contoh tanaman dikotil : mangga, rambutan, kedelai, kacang tanah, dll. Sedangkan tanaman monokotil contohnya : jagung, padi, gandum.

Daftar Pustaka

Tim Pengampu Mata Kuliah Teknologi Benih. 2007. Pengantar Praktikum Teknologi Benih. Jambi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

www.google.com

(http://organisasi.org/ciri_ciri_dan_perbedaan_tumbuhan_pohon_monokotil_dan_dikotil

Pertanyaan :

Dilihat dari struktur buahnya, apa perbedaan yang principil antara struktur benih dicotyl dan monocotyl ?

Sebenarnya perbedaan nya hanya terletak pada bentuk keeping bijinya saja, di mana untuk tanaman dikotil, tanaman ini memiliki biji berkeping dua, contohnya seperti kedelai, mangga, kacang tanah dll, sedangkan tanaman minokotil hanya memiliki biji berkeping satu seperti jagung, padi.


Praktikum II

Judul : Struktur biji dan buah

Tujuan : Untuk mempelajari struktur biji dan buah.

Prinsip Teori : Buah normal adalah ovary matang, sedangkan pericarpnya berasal dari dinding ovary. Buah dalam istilah sehari hari adalah termasuk bijinya satu atau lebih dan bagian bunga yang berhubungan erat dengan ovary yang sudah matang. Dapat diartikan bahwa yang termasuk dalam golongan ini adalah buah kering berbiji tunggal seperti caryopses pada biji jagung, oats, gandum, padi dan lain lain.

Biji adalah ovule yang dewasa. Dalam keadaan normal, buah berisi biji, satu atau lebih. Contohnya pada kacang kedelai, dimana yang menjadi buahnya adalah polong kedelai sedangkan kedelai adalah bijinya.

Struktur Biji

Setiap biji terdiri paling kurang 2 bagian, yakni;

1. Embryo

2. Kulit biji.

Embryo terbentuk dari telur yang dibuahi dengan mengalami pembelahan sel di dalam embryo. Kulit biji berasal dari integument dari ovule. Pada legume tedapat 2 lapis kulit biji. Lapisan sebelah tipis dan lunak sedangkan kulit bagian luar keras dan tebal.

Setiap biji yang muda dan yang sedang tumbuh, selalu terdiri atas tiga bagian yakni;

1. Embryo

2. Kulit biji

3. Endosperm

Endosperm dan embryo dibungkus oleh kulit biji. Endosperm adalah suatu jaringan penyimpanan cadangan makanan yang mana diserap oleh embyro sebelum dan selama proses perkecambahan biji. Jadi endosperm selalu terdapat pada biji yang sangat muda yang kemudian habis diserap atau tidak oleh embryo sewaktu pertumbuhannya.

Pada biji kedelai contohnya, endosperm tidak ditemukan lagi karena sudah habis diserap oleh embryo untuk pertumbuhannya sebelum perkecambahan. Jadi pada jenis ini waktu matang hanya mempunyai embryo yang terdiri atas cotyledon, plumule, dan radicle dan kulit biji. Pada jenis ini makanan cadangan disimpan pada cotyledon atau juga sedikit pada embryomic axis sendiri. Jenis ini akan berkecambah relative lebih cepat karena proses pencernaannya terjadi dahulu.

Berbeda dengan spesies seperti jagung, padi, gandum, biji normalnya mempunyai ketiga bagian pokok yaitu : embryo, kulit biji, dan endosperm merupakan bagian terbesar kecuali pada jarak pada waktu matang. Jenis ini akan berkecambah relative lebih lambat, karena proses penyerapan air dan pencernaan tidak akan terjadi atau baru akan dimulai sewaktu biji tersebut ditanamkan. Disini endosperm harus dilunakan dan dicerna lebih dahulu sehingga perkecambahan berlangsung relative lambat.

Pada beberapa biji kacang – kacangan seperti kedelai, pada kulit biji jelas terlihat dari luar suatu struktur spesifik yang disebut hilum. Hilum adalah bekas luka atau jejak luka dari funiculus yang terputus sewaktu biji menjadi matang. Didekat hilum ini juga terdapat struktur lain lebih kecil daripada hilum yang disebut micropyle.

Hilum dan micropyle ini terdapat disebelah perut biji dan merupakan bagian yang penting untuk identifikasi suatu biji dalam pemuliaan tanaman. Pada biji jarak dan kipas tidak ditemukan hilum dan micropyle pada kulit biji, tetapi jelas kelihatan suatu struktur berbentuk garis memanjang pada perut biji yang disebut raphae. Raphae adalah suatu struktur yang terdapat pada kulit biji matang, yang dibentuk dari fusi funiculus bersama dengan integuments.

Biji Legumes

Biji legumes adalah biji yang mempunyai dua cotyledons tanpa endosperm. Contohnya kedelai, setelah panen maka biji kedelai akan terlepas dari polong dengan meninggalkan jejak berbentuk oval pada kulit yang disebut hilum, di samping juga terdapat micropyle di dekatnya. Pada biji kacang – kacangan, embryo terdiri atas bagian – bagian:

1. Dua cotyledons atau daun biji

2. Dua helai daun kecil sekitar titik tumbuh, sebagai embryo shoot

3. Hypocotyls

4. Radicle.

Kedua cotyledon berukuran relative besar dan lunak berisi cadangan makanan yang terutama terdiri dari tepung. Kedudukan radicle di dalam biji ditandai dari luar, dengan menonjolnya kulit biji dekat micropyle.

Buah Grasses

Buah rumputan yang disebut grasses adalah caryopsis atau grain yaitu persatuan biji dengan buah. Pada caryopsis ini, biji menempel atau melekat seluruhnya kepada kulit buah yang tipis atau pericarp. Tipe buah berbiji satu kering tidak merekah ini adalah hanya terdapat grasses, dan selalu mempunyai endosperm dalam jumlah relative besar dibandingkan dengan bagian luarnya.

Endosperm ini terdiri atas dua bagian dari luar dan dalam, yakni:

1. Lapisan aleurone

2. Tepung endosperm

Lapisan aleorone terdiri atas satu lapisan sel – sel besar yang terletak sebelah dalam kulit biji. Endosperm mempunyai sel – sel yang besar, memanjang, dengan dinding sel yang tipis, penuh berisi butiran tepung.

Pada padi, embryo mempunyai cotyledon tunggal atau scutellum. Scutellum adalah suatu struktur yang terletak berbatasan dengan endosperm dan berfungsi mencerna makanan untuk pertumbuhan embryonic axis. Lapisan permukaan scutellum yang berbatasan dengan endosperm mengeluarkan enzim – enzim tertentu yang dapat mencerna tepung dan protein menjadi senyawa yang terlarut dengan air seperti sukrosa dan asam amino.

Makanan Cadangan Dalam Biji

Makanan cadangan terdapat di dalam endosperm, perisperm, dan cotyledon. Zat makanan yang terdapat dalam biji dapat dibedakan atas tiga golongan :

1. Karbohidrat

2. Lemak atau minyak

3. Protein

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan bagian terbesar pada kebanyakan biji. Terdapat sebagai zat tepung dalam bentuk disaccharides dan polysaccharides, dijumpai baik didalam embryo maupun di dalam endosperm. Disamping zat tepung, karbohidrat cadangan kedua adalah hemicellulosa dalam bentuk pentosa dan hexosan, banyak terdapat dalam endosperm famili Palmae, juga pada cotyledon Lupins misalnya Primula dan Impatiens.

Kegunaan karbohidrat bagi tumbuhan terutama sebagai sumber energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkecambahan, didalam proses pembelahan dan pemanjangan sel. Sebagian lagi dipakai untuk bahan pembentukan dinding sel baru, umumnya dalam bentuk cellulosa.

Lemak

Lemak dan minyak umumnya terdapat di dalam tumbuhan baik pada organ vegetatif meupun pada organ reproduksi, tetapi lebih banyak terdapat pada biji sebagai cadangan makanan. Lemak lebih banyak terdapat pada embryo daripada endosperm. Lemak dan minyak fungsinya adalah sebagai sumber energi bagi pertumbuhan tanaman.

Protein

Setelah air, protein menempati kedudukan pertama dalam jumlah materi pembentuk protoplasma. Oleh sebab itu protein adalah esensial untuk pembentukan protoplasma yang baru pada titik – titik tumbuh batang dan akar bibit. Fungsi utama protein adalah untuk pembentuk protoplasma pada permulaan pertumbuhan

Bagian – Bagian Biji

Biji terdiri dari 3 bagian dasar yaitu :

1. Embrio

Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet – gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang perkembangannya sempurna akan terdiri dari struktur – struktur sebagai berikut :

§ Epikotil

§ Hipokotil

§ Kotiledon

2. Jaringan Penyimpanan Cadangan Makanan

Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan cadangan makanan yaitu :

§ Kotiledon

§ Endosperm

§ Perisperm

§ Gametophyte

Cadangan makanan yang tersimpan dam biji umumnys terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Komposisi dan prosentase berbeda – beda tergantung pada jenis biji.

Struktur Buah

Struktur Buah

Pada buah matang secara botanis dapat dibedakan dengan jelas dua bagian utama, yaitu :

1. Biji

2. Kulit Buah

Umumnya, pericarp terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu :

1. Exocarp, yaitu lapisan terluar dari pericarp, biasanya satu lapisan tipis

2. Mesocarp, yaitu lapisan dibawah exocarp, terdiri satu lapisan atau lebih, biasanya lebih tebal.

3. Endocarp, yaitu lapisan terdalam dari pericarp, terdiri atas jaringan dengan sel yang berdinding tebal, keras diwaktu masak.

Tipe Buah

Tipe buah dapat dibedakan atas 4 golongan yaitu :

1. Buah sederhana

2. Buah gabungan

3. Buah majemuk

4. Buah palsu

A. Buah Sederhana

Buah sederhana adalah buah yang terdiri atau berasal dari satu ovary dalam satu pistil. Buah sederhana dapat dibedakan atas dua katagori yaitu :

§ Buah basah

§ Buah kering

1. Buah Basah

Buah basah adalah buah yang sebagian atau seluruh pericarp atau mesocarp masih tetap basah sampai buah masak. Buah basah dapat dibedakan atas dua golongan :

1.1. Berry

Berry adalah buah basah dimana seluruh pericarpnya tetap basah sewaktu masak. Berry ini berasal dari superior ovary. Pericarp pada berry ini merupakan lapisan lunak dan berair dan dapat dimakan. Terdapat dua tipe barry yaitu :

§ Pepo yaitu berry dengan kulit buah terluar yang keras. Contoh, Semangka, timun, labu.

§ Hesperidium, yaitu berry dengan kulit buah seperti kulit. Contohnya jeruk.

1.2. Drupe

Drupe adalah buah basah dimana exocarp, mesocarp, dan endocarpnya dapat dibedakan dengan jelas.

Exocarpnya biasanya lebih tipis, mesocarp lebih tebal dan basah atau berserabut. Endocarp umumnya sangat keras atau membatu, biasanya membungkus biji. Contohnya, plum, kelapa.

2. Buah Kering

Buah kering adalah buah yang seluruh kulit buah menjadi kering dan sering menjadi keras sewaktu masak. Buah kering ini dapat dibedakan atas dua katagori, yaitu :

§ Buah Merekah

Pada buah ini, terjadi perekahan di sepanjang garis perekahan pada polong sewaktu buah menjadi masak.

Termasuk kedalam dehiscent fruit ini adalah :

a. Legume

Legume ini adalah buah yang terdiri atas satu carpel, satu dinding ovary, dan berasal dari pastil sederhana. Contohnya, pea, kedelai, bean.

b. Follicle

Follicle adalah buah yang berasal dari pistil sederhana, dan merekah sepanjang atau pada satu sisi saja. Contohnya, peonies, larkspurs.

c. Capsule

Capsule adalah buah yang berasal dari pistil ganda, berasal dari ovary superior atau inferior. Capsule ini terdiri atas dua atau lebih carpel bergabung menjadi satu, dan merekah dengan berbagai cara. Contoh, kapas.

d. Selique

Buah tipe ini terdiri atas persatuan beberapa carpel yang mana akan berpisah satu dengan yang lainnya sewaktu masak. Contohnya, cabbage.

§ Buah Tidak Merekah

Pada tipe ini tidak terjadi perekahan sepanjang sisinya sewaktu masak. Termasuk kedalam buah tidak merekah adalah :

a. Achene, yaitu buah yang berukuran kecil, berisi hanya satu biji yang mengisi hamper seluruh rongga buah. Kulit biji tidak bersatu dengan pericarp sewaktu masak. Contohnya, bunga matahari.

b. Caryopses, yaitu buah berbiji satu, tetapi kulit biji bergabung menjadi satu dengan pericarp. Contohnya, jagung.

c. Samara, yaitu buah berbiji satu atau dua, dimana terpisah sewaktu masak. Buah tipe ini bersayap dua berasal dari extension ovary wall. Contohnya, maple tree.

d. Schizocarp, yaitu buah yang biasanya terdiri atas gabungan dua carpel yang terpisah diwaktu masak. Contohnya wartel.

e. Nut, yaitu buah berbiji satu, ukurannya agak besar, ovary wall menjadi keras, sering mengayu atau membatu sewaktu masak. Contohnya Oak, walnut.

B. Buah Gabungan

Buah gabungan ini adalah buah yang berasal dari satu bunga yang mempunyai beberapa pistil sederhana, cluster atau kelompok ovary yang receptacle yang sama. Contohnya : raspberry, blackberry.


C. Buah Majemuk

Buah majemuk adalah buah yang dibentuk dari satu cluster bunga atau kelompok bunga yang berkumpul bersama – sama. Buah ini berasal dari ovary yang inferior. Contohnya, nenas, srikaya.

D. Buah Palsu

Buah palsu adalah buah yang dibentuk dari satu ovary atau lebih na bagian – bagian lain dari bunga atau jaringan erat hubungannya dengan bagian – bagian tersebut, misalnya receptacle.

Umumnya buah palsu ini adalah buah sederhana yang dibentuk dari ovari inferior. Contohnya : Buah palsu tipe Pomes, yaitu buah apel dan pear. Yang dikonsumsi adalah receptacle membesar meliputi ovary.

Pada beberapa keadaan sering terjadi buah tanpa biji atau biji yang keriput atau biji tanpa embrio. Hal ini dapat disebabkan antara lain oleh pristiwa – pristiwa sebagai berikut :

§ Partenokarpi, yaitu terjadinya buah tanpa melalui proses pembuahan sehingga buah yang terbentuk tanpa berisi biji didalamnya.

§ Ketidakmampuan embrio dalam mengumpulkan cadangan makanan sehingga menyebabkan biji yang berkeriput.

§ Absorsi embrio, embrio mati pada saat pembentukan atau perkembangannya mengakibatkan biji tanpa embrio atau biji yang kosong.

§ Pertumbuhan tepung sari yang tidak sempurna atau gagalnya serbuk sari untuk berkecambah juga dapat menyebabkan terjadinya biji tanpa embrio


Struktur Buah

Pada buah matang secara botanis dapat dibedakan dengan jelas dua bagian utama, yaitu :

3. Biji

4. Kulit Buah

Umumnya, pericarp terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu :

4. Exocarp, yaitu lapisan terluar dari pericarp, biasanya satu lapisan tipis

5. Mesocarp, yaitu lapisan dibawah exocarp, terdiri satu lapisan atau lebih, biasanya lebih tebal.

6. Endocarp, yaitu lapisan terdalam dari pericarp, terdiri atas jaringan dengan sel yang berdinding tebal, keras diwaktu masak

Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Benih ini dilaksanakan pada :

Hari : Senin, 11 Oktober 2010

Tempat : Di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian UNJA

Bahan dan alat : Buah cokelat, mentimun, buah jagung, padi, kedelai, kacang tanah, sorghum, cabe, tomat, kemir, A. Mangium, kacang panjang, melinjo, pinang dan alpokat.

Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

Ø Pisau Silet

Ø LUP

Ø Cutter

Prosedur : Gambarkan pandangan luar dan pandangan dalam dengan membuat irisan melintang atau membujur dari buah-buah serta biji yang diamati. Kemudian beri nama bagian-bagiannya.

Biji/ buah Bagian – bagian yang diamati

1. Buah mentimun ; rind (receptacle tissue), loculea, placenta (parietal type), funiculus, seed (derived from ovule) dan pericarp.

2. Buah jagung ; putik yang berbentuk rambut, ujung cabang sebagai betina, anak bunga duduk, kelobot, pericarp dan seed.

3. Kedelai ; polong, pericarp, tempat merekah, carpel, dinding ovary dan seed.

4. Padi ; pericarp, lemma, palea, pedisel, ekor gabah, seed.

5. Kacang tanah ; polong, tempat merekah, pericarp, carpel, dinding ovary, dan seed.

6. Cokelat

7. Sorgum


Hasil

  1. Buah sederhana

Buah sederhana adalah buah yang terdiri atau berasal dari satu ovary dalam satu pistil. Buah sederhana dapat dibedakan atas dua katagori yaitu :

  • Buah basah
  • Buah kering

I. Buah Basah

a) Berry

Buah ketimun












Seed Coat






embrio




mesocarp


Berry adalah buah basah dimana seluruh pericarpnya tetap basah sewaktu masak. Berry ini berasal dari superior ovary. Pericarp pada berry ini merupakan lapisan lunak dan berair dan dapat dimakan. Terdapat dua tipe barry yaitu :

  • Pepo yaitu berry dengan kulit buah terluar yang keras. Contoh, Semangka, timun, labu.
  • Hesperidium, yaitu berry dengan kulit buah seperti kulit. Contohnya jeruk.

Buah Tomat


Buah kakao









Oval: Seed coat


Buah Alvokat







Seed Coat





Drupe

Buah Sawit

Eksocarp

Biji / embrio

Mesocarp

Buah Pinang

Endocarp / buahnya / embrio

Mesocarp

Endocarp

Drupe adalah buah basah dimana exocarp, mesocarp, dan endocarpnya dapat dibedakan dengan jelas. Exocarpnya biasanya lebih tipis, mesocarp lebih tebal dan basah atau berserabut. Endocarp umumnya sangat keras atau membatu, biasanya membungkus biji. Contohnya, plum, kelapa

II. Buah kering

Buah kering adalah buah yang seluruh kulit buah menjadi kering dan sering menjadi keras sewaktu masak. Buah kering ini dapat dibedakan atas dua katagori, yaitu :

ü Buah merekah









Pentagon: Seed coat/embrio




Pentagon: Hilum


Buah Kacang Tanah

seed coat

pericarp

plumulla

embrio

Buah kapas

seed coat (l. Luar)

Buah Kacang panjang

seed Coat

lapisan Lilin

Biji Embrio

Pada buah ini, terjadi perekahan di sepanjang garis perekahan pada polong sewaktu buah menjadi masak.


a) Legume

Legume ini adalah buah yang terdiri atas satu carpel, satu dinding ovary, dan berasal dari pastil sederhana. Contohnya, pea, kedelai, bean.

b) Follicle

Follicle adalah buah yang berasal dari pistil sederhana, dan merekah sepanjang atau pada satu sisi saja. Contohnya, peonies, larkspurs.

b) Capsule

Capsule adalah buah yang berasal dari pistil ganda, berasal dari ovary superior atau inferior. Capsule ini terdiri atas dua atau lebih carpel bergabung menjadi satu, dan merekah dengan berbagai cara. Contoh, kapas.

c) Selique

Buah tipe ini terdiri atas persatuan beberapa carpel yang mana akan berpisah satu dengan yang lainnya sewaktu masak. Contohnya, cabbage.

III. Buah tidak merekah

Pada tipe ini tidak terjadi perekahan sepanjang sisinya sewaktu masak. Termasuk kedalam buah tidak merekah adalah

1. Buah Tidak Merekah

Buah Padi

embrio

Pericarp


Buah Jagung




lapisan buah

Buah Cabe





Seed coat

buah cabe

Embrio


Seed coat

Embrio

Buah Melinjo

Seed coat

endocarp

mesocarp


Buah Kemiri

Seed Coat

Seed apex

Embrio

a) Achene

yaitu buah yang berukuran kecil, berisi hanya satu biji yang mengisi hamper seluruh rongga buah. Kulit biji tidak bersatu dengan pericarp sewaktu masak. Contohnya, bunga matahari.

b) Coryopses

, yaitu buah berbiji satu, tetapi kulit biji bergabung menjadi satu dengan pericarp. Contohnya, jagung

c) Samara

buah berbiji satu atau dua, dimana terpisah sewaktu masak. Buah tipe ini bersayap dua berasal dari extension ovary wall. Contohnya, maple tree.

d) Schizocarp

yaitu buah yang biasanya terdiri atas gabungan dua carpel yang terpisah diwaktu masak. Contohnya wartel.

e) Nut

yaitu buah berbiji satu, ukurannya agak besar, ovary wall menjadi keras, sering mengayu atau membatu sewaktu masak. Contohnya Oak, walnut.

  1. Buah gabungan

Buah gabungan ini adalah buah yang berasal dari satu bunga yang mempunyai beberapa pistil sederhana, cluster atau kelompok ovary yang receptacle yang sama. Contohnya : raspberry, blackberry.


  1. Buah majemuk

Buah majemuk adalah buah yang dibentuk dari satu cluster bunga atau kelompok bunga yang berkumpul bersama – sama. Buah inin berasal dari ovary yang inferior. Contohnya, nenas, srikaya.

  1. Buah palsu

Umumnya buah palsu ini adalah buah sederhana yang dibentuk dari ovari inferior. Contohnya : Buah palsu tipe Pomes, yaitu buah apel dan pear. Yang dikonsumsi adalah receptacle membesar meliputi ovary.


Pembahasan :

Dari hasil pengamatan di atas dapat di bedakan type-type buah (fruit types) 4 golongnan ,buah sederhana , buah gabungan, buah majemuk, buah palsu.

Setiap biji yang muda dan yang sedang tumbuh, selalu terdiri atas tiga bagian yakni;

1. Embryo terbentuk dari telur yang dibuahi dengan mengalami pembelahan sel di dalam embryo.

2. Kulit biji berasal dari integument dari ovule.

3. Endosperm adalah suatu jaringan penyimpanan cadangan makanan yang mana diserap oleh embyro sebelum dan selama proses perkecambahan biji.

Pada biji kedelai contohnya, endosperm tidak ditemukan lagi karena sudah habis diserap oleh embryo untuk pertumbuhannya sebelum perkecambahan. Jadi pada jenis ini waktu matang hanya mempunyai embryo yang terdiri atas cotyledon, plumule, dan radicle dan kulit biji. Pada jenis ini makanan cadangan disimpan pada cotyledon atau juga sedikit pada embryomic axis sendiri. Jenis ini akan berkecambah relative lebih cepat karena proses pencernaannya terjadi dahulu.

Berbeda dengan spesies seperti jagung, padi, gandum, biji normalnya mempunyai ketiga bagian pokok yaitu : embryo, kulit biji, dan endosperm merupakan bagian terbesar kecuali pada jarak pada waktu matang. Jenis ini akan berkecambah relative lebih lambat, karena proses penyerapan air dan pencernaan tidak akan terjadi atau baru akan dimulai sewaktu biji tersebut ditanamkan. Disini endosperm harus dilunakan dan dicerna lebih dahulu sehingga perkecambahan berlangsung relative lambat.

Pada beberapa biji kacang – kacangan seperti kedelai, pada kulit biji jelas terlihat dari luar suatu struktur spesifik yang disebut hilum. Hilum adalah bekas luka atau jejak luka dari funiculus yang terputus sewaktu biji menjadi matang. Didekat hilum ini juga terdapat struktur lain lebih kecil daripada hilum yang disebut micropyle.

Hilum dan micropyle ini terdapat disebelah perut biji dan merupakan bagian yang penting untuk identifikasi suatu biji dalam pemuliaan tanaman. Pada biji jarak dan kipas tidak ditemukan hilum dan micropyle pada kulit biji, tetapi jelas kelihatan suatu struktur berbentuk garis memanjang pada perut biji yang disebut raphae. Raphae adalah suatu struktur yang terdapat pada kulit biji matang, yang dibentuk dari fusi funiculus bersama dengan integuments.

Pada buah matang secara botanis dapat dibedakan dengan jelas dua bagian utama, yaitu :

E. Biji

F. Kulit Buah

Umumnya, pericarp terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu :

7. Exocarp, yaitu lapisan terluar dari pericarp, biasanya satu lapisan tipis

8. Mesocarp, yaitu lapisan dibawah exocarp, terdiri satu lapisan atau lebih, biasanya lebih tebal.

9. Endocarp, yaitu lapisan terdalam dari pericarp, terdiri atas jaringan dengan sel yang berdinding tebal, keras diwaktu masak.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat simpulkan bahwa :

Setiap biji yang muda dan yang sedang tumbuh, selalu terdiri atas tiga bagian yakni; Embrio, Kulit Biji, dan Endosperm. Sedangkan pada buah matang secara botanis dapat dibedakan dengan jelas dua bagian utama, yaitu : Biji, Kulit Buah, pericarp terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu, Exocarp, Mesocarp, Endocarp. Serta dapat disimpulkan bahwa type-type buah terbagi atas 4 golongna diantaranya : Buah sederhana, buah gabunagan, buah majemuk, Buah palsu.

Buah yang tdak merekah terdiri beberapa bagian diantaranya :

Achene, Coryopses,samara, Schizocarp,nut.

Pada beberapa biji kacang – kacangan seperti kedelai, pada kulit biji jelas terlihat dari luar suatu struktur spesifik yang disebut hilum. Hilum adalah bekas luka atau jejak luka dari funiculus yang terputus sewaktu biji menjadi matang. Didekat hilum ini juga terdapat struktur lain lebih kecil daripada hilum yang disebut micropyle.

Daftar Pustaka

Tim Pengampu Mata Kuliah Teknologi Benih. 2007. Pengantar Praktikum Teknologi Benih. Jambi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

www.google.com

Pertanyaan :

Kelompokkanlah buah-buah yang saudara amati, berdasarkan type buahnya !

a. Buah sederhana

1. Buah basah

v Berry

- tomat

- Timun

- Jeruk

v Drupe

- Pinang - sawit

2. Buah kering

1. Kedelai

2. Kacang tanah


Praktikum III

Judul : Tipe Pemunculan Bibit dan Struktur Bibit

Tujuan : - melihat tipe pemunculan bibit epigeal dan hypogeal

-mengetahui struktur-struktur penting bibit.

Perinsip Teori :

Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (Plumula dan Radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA.

Biji yang dilakukan perkecambahan pada tanaman monokotil yaitu jagung dan padi sedangkan pada biji dikotil yaitu : kacang-kacanagan. biji jagung pada hari pertama sudah menunjukkan pembengkakan sedangkan padi pembengkakan ditunjukan pada hari kedua. Pada hari kedua jagung sudah muncul akar dan tunas, sedangkan padi pada hari ketiga.

Tipe perkecambahan pada tanaman tersebut yaitu tipe hipogeal.
Biji dari tanaman dikotil yang lambat perkecambahnnya yaitu kacang kedelai , dimana pada umur 2-3 hari baru muncul panjang radikula pada permukaan tanah . Kacang kedelai menunjukan perkecambahan yang tercepat pada umur 3 hari dan 2 daun. Tipe perkecambhan pada tanaman dikotil ini yaitu tipe perkecambahan epigeal.
Menurut Sutopo (2002) tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. Sedangkan tipe hipogeal dimana munculnya radikel diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah.

Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisologi, dan biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimililasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi baru. Kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara penyerapan air oleh benih terjadi pada tahap pertama biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai kandungan air 40 – 60 % (atau 67 – 150 % atas dasar berat kering).

Dan akan meningkat lagi pada saat munculnya radikula sampai jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandunga air 70 - 90 %. Metabolisme sel-sel mulai setelah menyerap air yang meliputi reaksi-rekasi perombakan yang biasa disebut katabolisme dan sintesa komponen-komponen untuk pertumbuhan disebut anabolisme. Proses metabolisme ini akan berlangsung terus dan merupakan pendukung dari pertumbuhan kecambah sampai tanaman dewasa.

Pada proses perkecambahan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi : tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormasni, dan penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor luar meliputi : air, temperatur, oksigen, cahaya dan medium.

Bahan dan Alat : Benih cacao, sawit, pinang, melinjo, kemiri, jagung, padi, kedelai, kacang tanah, cabe, tomat dan timun. tanah dalam bak,pasir,

Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Benih ini dilaksanakan pada :

Hari : Sabtu, 20 November 2010

Tempat : Di rumah kami, mendalo darat. Blok A no 20.

Prosedur :

1. Sediakan medium perkecambahan ( tanah dan pasir) didalam pot

2. Tanamkan / benamkan biji-biji jagung, kedelai, padi, dan kacang tanah sedalam 2,5 cm – 3 cm.

Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

Ø Baskom Petak Media Tanam

Ø Pasir

Ø Centon air

Ø Kertas Label

Pengamatan :

v Amati kapan masing – masing bibit muncul di atas permukaan medium dan tentukan struktur apa yang pertama kali muncul.

v Amati struktur – struktur penting dari masing – masing bibit.

v Mana bibit yang bertipe hipogeal dan epigeal serta gambarkan tipe – tipe pemunculan bibit tersebut yang di lengkapi dengan bagian – bagiannya.

v Jelaskan antara perbedaan biji, benih, buah, bibit serta kecambah.

Jelaskan antara pembedaan biji, benih, buah, bibit serta kecambah


Hasil

a. Hasil pengamtan setiap harinya dalam bentuk kecambah

Ø Tanaman Kedelai yang mulai berkecambah (kedelai)










Hari ke-3 Hari ke-4

Hari ke-5 Hari ke-6

Keterangan Gambar

  1. Seed coat
  2. Hypocotile


Ø Tanaman kedelai dari pengamtan dilihat dari strukturnya (kedelai)








1




Hari ke-3 hari ke-4









Hari ke-5 hari ke-6

Keterangan Gambar

  1. Seed coat
  2. Hipocotyle
  3. Primeri roat

Ø Tanaman Kedelai yang mulai berkecambah (Jagung)








Hari ke-4 Hari ke-5

Keterangan Gambar

1, Coleoptile

2, Firat Leat


Hari ke-6 Hari ke-7

Ø Tanaman kedelai dari pengamtan dilihat dari strukturnya (jagung)








2

1


Hari ke-4 Hari ke-5









Hari ke-6 Hari ke-7

Keterrangan

  1. Coleoptile
  2. Primery roat
  3. scutelum
  4. Firat leat

Ø Tanaman Kedelai yang mulai berkecambah (Padi)











Hari ke-4 Hari ke-5




Hari ke-6 Hari ke-7

Ket : 1. Firat Leat 2, Coleoptile

Ø Tanaman kedelai dari pengamtan dilihat dari strukturnya (Padi)











1









4


Hari ke-4 Hari ke-5




Hari ke-6 Hari ke-7

Ket : 1. Scutelum ,2. Coleoptiles, 3. Firat Leat, 4, Primery roat.

Pembahasan :

Bibit tipe epigeal adalah tipe bibit di mana cotyledonnya terangkat di atas permukaan tanah sewaktu pertumbuhannya. Terangkatnya cotyledon ini ke atas permukaan tanah disebabkan oleh pertumbuhan dan perpanjangan hypokotil, sedangkan ujung arah ke bawah sudah tertambat ke tanah dengan akar – akar lateral. Hypokotil membengkok dan bergeser ke arah permukaan tanah, kemudian menembus dengan merekahnya, lalu muncul di permukaan tanah.

Jadi bagian pertama kali terlihat di atas permukaan tanah adalah hypokotil, bukan kotyledon. Kemudian cotyledon diangkat ke atas permukaan tanah oleh hypokotil. Pada proses ini cotyledon tersebut berfungsi sebagai pelindung plumule dari kerusakan yang di sebabkan pergeseran dengan tanah, bibit epigeal ini umum terdapat pada tanaman di kotil, yang dalam hal ini kedelai

Bibit tipe hypogeal adalah bibit dimana cotyledon tetap tinggal di bawah permukaan tanah sewaktu pertumbuhannya. Pada bibit tipe hypogeal ini, hypocotil tidak atau hanya sedikit memanjang, sehingga kotiledon tidak terangkat ke atas.

Bibit tipe hypogeal ini di jumpai pada semua anggota famili grass (Graminae) atau pada kebanyakan tanaman monokotil, contohnya jagung, padi.

Sewaktu perkecambahan biji tipe ini terdapat scutellum tetap tinggal di dalam tanah. Scutellum berfungsi sebagai organ penyerap tanaman dari endosperm dan mengantarkanya kepada embrionik axis yang sedang tumbuh. Pada perkecambahan ini yang pertama kali keluar adalah radike. Segera mungkin, radikel ini keluar akar – akar cabang, bersama – sama dengan akar primer membentuk sistem akar primer. Akar primer ini berfungsi hanya sementara. Fungsi akar primer ini akan digantikan dengan akar adventif atau serabut yang keluar dari nodus batang yang pertama dan beberapa nodus di atasnya. Sistem akar serabut inilah yang menjamin kehidupan tanaman tersebut selanjutnya dalam hal penyerapan air dan bahan makanan dari tanah dan alat penambat pada tanah.

Serta dapat diambil kesimpulan bahwa tipe bibit hypogeal yang mempunyai daya kecambah yang lebih cepat muncul di permukaan. Dari pengamatan di atas bahwa benih jagung pada umur 3 hari sudah mulai menimbulkan kotiledon, sedangkan kedelai 4 hari baru mulai tumbuh, dan padi pada hari pada malam hari ke 5 mulai tumbuh.

Tapi pada seminggu setelah pengamatan benih karet mulai tumbuh, mengeluarkan plumulla. sedangkan kemiri, sawit,belum menampakkan respon pertumbuhannya,




Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat simpulkan bahwa, bibit Tipe epigeal ( Epigeous), dimana munculnya radical di ikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah, dari hasil praktikum yang di amati benih yang berkecambah dan termasuk golongan tipe perkecambahan epigeal adalah : kedelai Sedangkan bibit tipe hypogeal adalah bibit dimana cotyledon tetap tinggal di bawah permukaan tanah sewaktu pertumbuhannya, Bibit tipe hypogeal ini di jumpai pada semua anggota famili grass (Graminae) atau pada kebanyakan tanaman monokotil, contohnya jagung, padi.

Serta dapat diambil kesimpulan bahwa tipe bibit hypogeal yang mempunyai daya kecambah yang lebih cepat muncul di permukaan. Dari pengamatan di atasa bahwa benih jagung pada umur 3 hari sudah mulai menimbulkan kotiledon, sedangkan kedelai 4 hari baru mulai tumbuh, dan padi pada hari kelima mulai tumbuih.


Daftar Pustaka

Tim Pengampu Mata Kuliah Teknologi Benih. 2007. Pengantar Praktikum Teknologi Benih. Jambi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

www.google.com

http://daunmudha.blogspot.com/2010/02/uji-gaya-berkecambah-benih-pada-media.html

Pertanyaan :

a. amati kapan masing-masing bibt muncul diatas permukaan media (HST) dan tentukan struktur apa yang pertama kali muncul.

b. amati struktur penting dari masing bibit.

c. mana tipe bibit

d. jelaskan perbedaan biji, benih, buah, bibit serta kecambah.

Benih : tanaman mini yang masih dalam keadaan istrirahat yang juga merupakan awal dari suatu kehidupan

Biji : adalah tumbuhan muda yang makanannya tergantung kepada persediaan bahan makanan yang terdapat dalam biji.

Buah : bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau putik ( yang biasanya berisi biji ) dan yang biasa dimakan / konsumsi oleh manusia.

Bibit : semaian yang akan ditanam, maupun benih yang akan dikembangkan untuk diperbanyak.

Kecambah : tumbuhan kecil yang baru menampakkan kehidupannya setelah proses penyemaian .


Praktikum IV

Judul : Pengukuran kadar air benih

Tujuan : Mempelajari dua cara pengukuran kadar air benih dengan metode langsung dan tidak langsung.

Prinsif Teori :

Benih merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan produksi pertanian. Oleh sebab itu mutu dan jumlahnya perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait terutama pada saat musim tanam ( pemakaian ). Mutu benih yang sering dijadikan ukuran adalah meliputi bentuk dan ukuran benih, daya tumbuh, vigor, serta kemurnian benih.

Mutu dan kualitas benih sangat ditentukan oleh kondisi tanaman pada waktu dilapangan, saat panen serta saat proses setelah panen. Selain itu mutu benih sering juga dinilai berdasarkan mutu genetik dan ciri - ciri fisiologis yang dibawa oleh benih. Kedelai yang merupakan tanaman pangan terpenting ke dua setelah padi, kiranya perlu mendapatkan perhatian yang sungguh - sungguh dari para ahli agar cita - cita Bangsa Indonesia untuk berswasembada kedelai dapat segera terealisasi. Sebenarnya untuk mewujutkan swasembada kedelai bagi Indonesia tidaklah terlalu sulit, sebab dengan melipat duakan penggunaan benih kedelai yang berkualitas tinggi serta terdapat gen-gen yang tahan terhadap serangan penyakit, yang memperluas areal tanam, cita - cita tersebut sudah dapat terwujud. Dari gambaran ini terlihat bahwa pengaruh penggunaan benih sangat besar terhadap produktifitas lahan.

Untuk dapat menghasilkan benih yang berkualitas khususnya benih kedelai terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan harus mendapat perhatian dari produsen benih, adalah: Hubungan perlakuan prapanen terhadap mutu benih, ketepaan saat panen, cara pemanenan, penanganan pasca panen.

Kadar air benih adalah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.

Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron (ISTA). Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih, salah satunya yaitu analisis kemurnian

Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Benih ini dilaksanakan pada :

Hari : Senin, 30 Oktober 2010

Tempat : Di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian UNJA

Bahan dan alat : Benih kedelai.

Cawan, oven, moisture tester, timbangan analitik, OGA digital model TD-5, alat-alat tulis dll.

Prosedur : 1. Kadar air benih diukur dengan alat pengukur kadar air benih, yaitu moisture tester dan OGA digital TD-5. Sebelum kadar air benih ditentukan terlebih dahulu alat dikalibrasikan. Berat contoh kerja disesuaikan dengan kebutuhan alat yang digunakan, bck diambil secara random. Setelah itu catat hasil pengamatannya. Percobaan diulang 3 kali.

2. Ambil 25-50 biji kedelai secara acak. Kemudian tentukan kadar airnya dengan oven pada suhu 105o C selama 1 x 24 jam. Percobaan diulang tiga kali. Untuk mengukur kadar air benih dengan metoda oven digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : Berat basah adalah berat sampel sebelum dioven.

Berat kering adalah berat sampel sesudah dioven.

Hasil Praktikum :

1) Hasil Pengukuran Kadar Air Benih dengan Menggunakan OGA Digital TD-5 (Metode Langsung)

Metode

Kadar Air Benih (%)

Keterangan/ Nama Alat

Ulangan

Rata-Rata

I

II

III

Langsung

98

99

99

98,78

OGA Digital TD-5

2) Hasil Pengujian Kemurnian Benih

Karena berat contoh kerja (bck) >25 gram, maka cara menghitung persentase komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a) Persentase berat dari masing-masing komponen (kecuali berat benih murni) dihitung terhadap berat asli contoh kerja.

b) Komponen benih murni dihitung dengan mengurangi angka 100% dengan jumlah % berat ketiga komponen lainnya.

× 100%

a = berat komponen

bck = berat contoh kerja

Berat contoh kerja (bck) = 459 gram

Berat kotoran benih (KB) = 1 gram

Berat benih varietas lain (Bl) = 0 gram

Berat benih rumputan (Br) = 0 gram

Jadi,

% kotoran benih (KB) = × 100% = 0,22 %

% benih varietas lain (Bl) = × 100% = 0 %

% benih rumputan (Br) = × 100% = 0 %

% benih murni (BM) = 100 % - (0,22 + 0 + 0) %

= 98,78 %

Deskripsi Contoh Benih

Nama varietas Kedelai : Anjas Moro

Nama petani/sumber benih : Bapak Dimas

Kelompok tani : BBI Palawija

Desa : sembapo

Kecamatan : Pal 10

Kabupaten/Kota : Muaro Jambi

Provinsi : Jambi

Kadar Air Benih : 19,8 %

Benih Murni (BM) : 98,78 %

Kotoran Benih (KB) : 0,25 %

Benih Varietas lain (Bl) : 0,0 %

Benih Rumputan (Br) : 0,0 %

Pembahasan :

Lingkungan tumbuh untuk produksi benih harus mendapat perhatian yang serius, karena mutu fisiologis benih ditentukan oleh hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan tempat benih dihasilkan. Kekurangan unsur hara mineral dan adanya zat-zat beracun pada lahan dapat menghambat pencapaian mutu fisiologis yang tinggi.Untuk memperoleh mutu fisiologis yang tinggi, panen sebaiknya dilakukan tepat waktu, yaitu pada saat masak fisiologis ( klobot sudah 90% kering, biji kedelai bila ditekan dengan kuku tidak membekas, terdapat black layer pada pangkal biji ). Mengingat kadar air kedelai yang dipanen pada taraf masak fisiologis masih cukup tinggi yaitu 30-35 % , maka panen dapat ditunda sampai benih masak panen, asalkan kondisi lapangan menguntungkan dan curah hujan tidak tinggi.

Suhu pengeringan untuk pengolahan kedelai dengan tujuan diambil patinya sebaiknya tidak melebihi 600 C, agar proses pemisahan pati tidak rusak dan gelatin tidak mengeras.Apabila benih kedelai akan disimpan dan kadar air benih diatas 18%, maka suhu maksimum penyimpanan adalah 320C. Setelah kadar air turun sampai + 10%, suhu dapat dinaikkan hingga 380C. Apabila kadar air dibawah 10%, maka suhu dapat dinaikkan lagi menjadi 430C. Dengan demikian pengatur suhu pengering harus berfungsi dengan baik. Hal ini berguna untukmenjaga agar tidak terjadi kragulasi enzim dan hilangnya viabilitas benih. Tujuan penyimpanan benih adalah mempertahankan mutu benih yang telah diperoleh dengan cara menekan sejauh mungkin kemunduran (deterioration) benih.


Kesimpulan :

Dari hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk kedelai dengan varietas Anjasmoro yang diperoleh dari Bapak Dimas tersebut memiliki kadar air 19,8 %. Benih murni yang terdapat dalam satu kantong benih yang diperoleh adalah 98,78%. Kotoran benih hanya 1 gram atau senilai 0,25 % dan tidak ada benih varietas lain maupun benih rumputan yang dapat mengurangi kemurnian benih.

Daftar Pustaka :

Subandi, Mahyuddin Syam dan Adi Widjono, 1988. Jagung.

Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Subandi, Ibrahim M. 1990. Penelitian dan Teknologi Peningkatan Produksi Jagung di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Deptan. Jakarta.

Sudaryono et all. 1995. Keragaman Pengembangan Varietas Jagung dan Kemungkinan Pengembangan di Jawa Tengah. BPTP. Malang

Tugas : 1. Isilah tabel dibawah ini berdasarkan tabel pengamatan saudara!

2. berikan komentar saudara berdasarkan data yang saudara peroleh dari

masing-masing metode!

3. mana metode langsung atau tidak langsung pada pelaksanaan praktikum Ini.

4. metode mana yang paling baik menurut saudara, berikan

alasannya!

Metode langsung adalah metode dengan menggunakan alat pengukur kadar air yaitu Grain Moesture, sedangkan secara tidak langsung mengunakan oven.

Metode yang paling baik dalam mengetahui kadar air suatu benih, yang paling baik adalah metode secara langsung, yaitu dengan mengunakan Alat pengukur kadar air, yaitu Grain moesture. Dengan mengunakan alat ini keta bisa mengetahui secara tepat kadar air benih yang kita ukur tanpa adanya kesalahan seperti dalam pengukuran secara tidak langsung. Dan juga metode ini lebih praktis dibandingkan dengan metode secara tidak langsung.


Praktikum V

Judul : Pengujian kemurnian benih

Tujuan : 1. Untuk menentukan komposisi contoh kerja benih yang diuji

2. Untuk mengetahui identitas macam species benih dan bagian- bagian kotoran benih dalam contoh kerja benih yang diuji

Tinjauan Pustaka : Penyimpanan benih atau kelompok benih (lot benih) diharapkan dapat mempertahankan kualitas benih dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan lamanya penyimpanan.Pengemasan benih bertujuan untuk melindungi benih dari faktor-faktor biotik dan abiotik, mempertahankan kemurnian benih baik secara fisik maupun genetik, serta memudahkan dalam penyimpanan dan pengangkutan. Penyimpanan benih jagung pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembapan. Hal ini karena ruang simpan terbuka berhubungan langsung dengan lingkungan di luar ruangan atau melalui jendela dan ventilasi. Oleh karena itu, benih yang disimpan dalam ruang terbuka perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan. Penggunaan bahan kemasan yang tepat dapat melindungi benih dari perubahan kondisi lingkungan simpan yaitu kelembapan nisbi dan suhu. Kemasan yang baik dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang simpan yang baik bagi benih sehingga benih dapat disimpan lebih lama. Prinsip dasar pengemasan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas dan vigor benih, dan salah satu tolok ukurnya adalah kadar air benih. Menurut Barton dalam Justice dan Bass (1979), kadar air merupakan faktor yang paling mempengaruhi kemunduran benih. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Di daerah tropis, benih jagung minimal disimpan 3 bulan hingga musim tanam berikutnya. Benih jagung memiliki sifat agak mudah menyerap dan menahan uap air (higroskopis) sehingga perlu dikemas bila disimpan dalam ruangan terbuka.

Bahan dan alat : Benih kedelai.

Timbangan analitik, kantong plastik kecil/ besar, meja analisa.

Prosedur : 1. Timbang contoh kerja seberat 500 gr

2. Leetakkan contoh kerja tersebut diatas meja analisa yang dilapisi dengan plastik

3. Tentukan (pisahkan ) komponen-komponen sebagai berikut ;

a. Berat murni (pure seed), BM dalam %.

b. kotoran benih (inert matter ) KB dalam %

c. Benih tanaman lain/ varietas lain ( other crop seed ), BI dalam %

4. Timbang masing-masing komponen dan tentukan prosentasenya.

Pengamatan dibuat dalam bentuk tabel. Agar hasil dari masing-masing komponen tersebut tidak tercecer, maka hasil pemisahan tersebut diletakkan di dalam kantong plastik kecil.

5. Hasil ; BM = …………….%

KB = …………….%

BL =……………..%

BR = ……………..%

Berat komponen setelah ditembang hendaknya tidak berselisih lebih dari 1 % dengan berat awal, seandainya terjadi selisih lebih besar 1 % pengujian harus diulang lagi.

Perhitungan ; karena bck > 25 gram, maka cara menghitung prosentase komponen-komponen tersebut adalah sebagai

a. kerja.

Komponen benih murni dihitung dengan mengurangi angka 100 % dengan jumlah % berat ke-3 komponen lainnya berikut ;

a. Prosentase berat dari masing-masing komponen ( kecuali berat benih murni ) dihitung terhadap berat asli contoh.

a x 100 %

bck

a = berat komponen

bck = berat contoh kerja

Hasil :




Dari hasil metode pemurnian benih di peroleh :

Berat Awal : 100 gr

Berat Murni : 62,8 gr

Kotoran benih : 37,2 gr

Persentase

Berat Murni : 62,8 x 100 % = 62,8 %

100

Berat Kotor : 37,2 x 100 % = 37,2 %

100

Pembahasan : Penyimpanan benih sangat di perlukan untuk mempertahankan mutu benih yang telah diperoleh dengan cara menekan sejauh mungkin kemunduran (deterioration) benih. Penyimpanan benih jagung pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembapan. Hal ini karena ruang simpan terbuka berhubungan langsung dengan lingkungan di luar ruangan atau melalui jendela dan ventilasi. Oleh karena itu, benih yang disimpan dalam ruang terbuka perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan. Sebelum melakukan penyimpanan benih kita harus membersihkan terdahulu benih tersebut dari kotoran kotoran dan benih yang tidak baik, agar tidak bercampur dengan benih yang bagus, karena apabila bercampur akan mengakibatkan kerusakan pada benih yang masih bagus. Maka dari itu kita perlu mencari benih yang murni.

Kesimpulan : Dari sempel benih jagung yang di ambil di dapatkan dari 100 gr benih jagung, Berat Murninya adalah 62,8, sedangkan berat kotornya adalah 37,2. sempel benih jagung yang murni tersebut siap untuk di simpan.


Daftar Pustaka :

Justice, O.L. dan L.N. Bass. 1979. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih (Terjemahan). PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. hlm.219-273.

Mugnisjah, W.Q., A. Setiawan, Suwarto, dan C. Santiwa. 1994.

Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. PT Raja Grafindo, Jakarta. hlm. 62-65.

Rineka Cipta. 1986. Teknologi Benih. Pengolahan benih dan tuntunan praktikum. Rineka Cipta, Jakarta. hlm. 120-122.


Praktikum VI

Judul : Uji Daya Berkecambah (SGT = Standar Germination Test)

Tujuan :

§ Menentukan presentasi dari perkecambahan benih.

§ Untuk menentukan daya berkecambah benih ( seed viability )

Tinjauan Pustaka :

Daya Berkecambah Benih adalah informasi kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum.

Daya berkecambah benih dapat memberikan informasi kepada pemakai benih akan pentingnya kemampuan benih untuk tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum . metode perkecambahan dilaboratorium hanya menetukan persentase perkecambahan total , yang diikuti dengan pemunculan dan perkembangan struktur penting dari embrio , yang menunjukkan kemampuan tersebut akan nilai kemampuan suatu tanaman dapat berjalan normal pada kondisi lapangan yang optimum.

Sedangkan pada kecambah yang tidak menunjukkan kemampuan nya tersebut , dapat dinilai sebagai kecambah yang abnormal. Benih yang tidak mengalami masa dorman , tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu , akan dianggap mati. Agar hasil benih sesuai dengan keadaan laboratorium bernilai korelasi dengan keadaan kenyataan positif nantinya , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan , yaitu :

a. Kondisi lingkungan dilaboratorium

b. Pengamatan dan penilaian baru dilakukan pada saat benih mengalami satu fase perkembangan , dimana dapat dibedakan antara kecambah normal dan abnormal

c. Pada saat pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus sedemikian sehignga dapat mempunyai kemampuan menjadi tanaman normal dan kuat pada keadaan yang menguntungkan dilapangan.

d. Lama pengujian harus berdasarkan pada waktu yang telah ditentukan.

Sedangkan hal-hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan uji perkecambahan antara lain, adalah :

1. Alat-alat

Meliputi : meja analisa, alat pengecambahan benih , dll

2. Substrat

3. Kondisi yang serba optimum

Seperti : aerasi, kelembapan , temperature, cahaya, dll

4. Evaluasi kecambah

Antara lain : mati, normal, abnormal

Benih yang dikatakan sebagai benih yang normal yaitu :

ü Kacambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik terutama akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan tanaman yang memiliki akar seminal tidak boleh kurang dari dua.

ü Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna dengan daun yang bewarna hijau dan tumbuh baik, didalam akan muncul koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna dari kuncu yang normal

ü Memiliki satu kotiledon untuk berkecambah

ü Kecambah yang busuk akibat infeksi oleh kecambah lain , akan dianggap normal , kalau jelas pada bagian-bagian penting dari kecambah tersebut semua masih ada.

Sedangkan untuk benih yang dikatakan abnormal, yaitu :

Ø Kecambah nya telah rusak, tanpa kotiledon , embrio yang pecah dan akar primer yang pendek

Ø Kecambah yang terbentuknya cacat, perkembangan nya lemah , atau kurang seimbang antara bagaian –bagian penting dari tanaman tersebut

Ø Plumula yang berputar , hipokotil, epikotil, kotiledon yang membengkok, akar yang pendek, dengan koleopltil yang pecah atau tidak mempunyai daun , kecambahnya kerdil

Ø Kecambah yang tidak membentuk kloropil

Ø Kecambah yang lunak

Serta pada katagori benih yang mati, yaitu ;

Criteria ini ditunjukkan untuk benih yang busuk sebelum berkecambah atau tidak tumbuh setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan , tetapi bukan dalam keadaan dorman.

Bahan dan Alat : Benih Kedelai

Media kertas, germinatior, pensil air, penyemprot air.

Prosedur ; a. Letakkan lembaran kertas substrat(tiga lembar ) yang telah dibasahi di atas meja kerja

b. Ambil dua lembar kertas substrat tersebut, bentangan diatas plastik, kemudian tanamdi atasnya 25 benih kedelai dengan jarak tanam yang tidak berdekatan satu sama lainnya.

c. Tutup Substrat yang ssudah ditanami dengan 1 lembaran kertas substrat yang satu lagi ( yang lain) disulung (metode uji UKDp), di buat 3 ulangan.

d. Masukkan kedalam germinator

Pengamatan ;Pengamatan dilakukan terhadap benih yang berkecambah normal dan mati, Jamuran.

Pengamatan ; 1 x 24 jam

Setiap kali pengamatan dilakukan, benih yang berjamur dibuang.

Perhitungan : Setelah pengamatan dilakukan, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut ;

Perhitungan Daya Berkecambah (SGT ) =

Jumlah Benih Berkecambah Normal x 100%

Jumlah Benih yang dikecambahkan


Hasil :

Benih kedelai yang dipergunakan sebagai bahan pratikum pada lot 1










Kertas yang dibasahkan dan biji kedelai yang disusun di atas kertas




Benih kedelai yang telah selesai digulung dengan metode UKD p




Benih yang telah dimasukkan ke germinator













Daya berkecambah benih kedelai yang berumur 2 hari


Benih abnormal dan berjamur


Benih kedelai normal

Maka didapat nilai SGT pada hari ke 4 yaitu:

No/ ulangan

Benih normal

Benih abnormal

Berjamur

1

14

7

4

2

8

7

3

3

12

8

1

Dan pengamatan SGT pada hari ke 2 yaitu :

No/ ulangan

Benih normal

Benih abnormal

Berjamur

1

17

3

5

2

17

4

3

3

21

4

-

Sedangkan daya berkecambah (SGT) yaitu :

v SGT lot 1 ulangan 1 pada hari 2 dan 4 , yaitu:

Jumlah benih yang berkecambah normal = 17 kecambah normal (pada hari ke-2)

Lot 1= jumlah benih berkecambah normal X 100 %

Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan

= 17 X 100 %

25

= 68 %

Jumlah benih yang berkecambah normal = 14 kecambah normal (pada hari ke-4)

Lot 1= jumlah benih berkecambah normal X 100 %

Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan

= 14 X 100 %

25

= 56 %

v SGT pada lot 2 ulangan 2 hari ke 2 dan 4

Jumlah benih yang berkecambah normal = 17 kecambah normal (pada hari ke-2)

Lot 2= jumlah benih berkecambah normal X 100 %

Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan

= 17 X 100 %

25

= 68 %

Jumlah benih yang berkecambah normal = 8 kecambah normal (pada hari ke-4)

Lot 2= jumlah benih berkecambah normal X 100 %

Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan

= 8 X 100 %

25

= 32 %

v Sedangkan SGT pada lot 1 dan ulangan 3 saat hari ke 2 dan 4 , ialah :

Jumlah benih yang berkecambah normal = 21 kecambah normal (pada hari ke-2)

Lot 3= jumlah benih berkecambah normal X 100 %

Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan

= 21 X 100 %

25

= 84 %

Jumlah benih yang berkecambah normal = 12 kecambah normal (pada hari ke-4)

Lot 3= jumlah benih berkecambah normal X 100 %

Jumlah benih yang ditanamkan /yang dikecambahkan

= 12 X 100 %

25

= 48 %

v Rata- rata pertumbuhan kecambah antar ulangan ialah :

62% + 50 % +66 %

3

= 59 %


Pembahasan :

Berdasarkan data dan gambar dan hasil pencarian diatas, maka dapat kita simpulkann bahwa benih yang dipergunakan pada saat pengambilan sampel , merupakan Pengambilan contoh yaitu langkah pertama yang penting dalam pengujian benih. Pengambilan contoh dilakukan dengan mengambil bagian kecil benih dari lot benih secara acak agar mewakili lot benih.

Dan berdasarkan data diatas pula, didapat kan data bahwa benih normalnya memiliki persentase yang tinggi, yaitu 59 %, dimana benih normal merupakan benih yang memiliki semua struktur kecambah penting yang berkembang baik. Panjang kecambah harus paling tidak dua kali panjang benihnya. Kecambah harus dalam keadaan sehat. Sedangkan Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal.

Pengujian daya kecambah benih adalah menguji kemampuan benih berkecambah secara normal dari sejumlah benih pada jangka waktu yang telah ditentukan. Pengujian daya kecambah merupakan salah satu jenis pengujian mutu benih secara fisiologis, yang dalam pelaksanaannya di laboratorium dapat mengamati secara lansung kecambah yang tumbuh normal dari sejumlah benih yang diuji.

Pengujian daya kecambah merupakan salah satu jenis pengujian mutu benih secara fisiologis, yang dalam pelaksanaannya di laboratorium dapat mengamati secara lansung kecambah yang tumbuh normal dari sejumlah benih yang diuji.

Adapun tujuan dilakukannya pengujian daya kecambah antara lain :

1. Untuk menilai kualitas benih Parameter yang dipakai untuk menilai kualitas benih salah satunya adalah persentase daya kecambah. Semakin tinggi nilai persentase daya kecambah berarti semakin tinggi nilai kualitasnya.

2. Untuk mendapatkan informasi tentang nilai pertumbuhan benih di lapangan. Dengan diketahui persentase daya kecambah suatu benih, maka pemakai benih akan dapat menilai berapa benih yang tumbuh dari sejumlah benih yang ditanam di lapangan.

3. Untuk menghitung kebutuhan benih dalam penanaman. Dengan mengetahui persentase daya kecambah dan jarak tanam, maka kebutuhan benih yang akan ditanam dalam luasan tertentu dapat ditentukan.

Agar persentase perkecambahan dari metode pengujian daya kecambah di laboratorium berkorelasi positif dengan kenyataan di lapangan, maka kita menggunakan germinator sebagai alat dalam uji daya kecambah, adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Kondisi lingkungan di laboratorium harus standar sehingga dapat menguntungkan bagi perkembangan benih berkecambah.

b. Pengamatan dan penilaian dilakukan pada kecambah saat kecambah mencapai suatu fase perkembangan agar tampak perbedaan antara kecambah normal dan abnormal

c. Pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus dapat mewujudkan struktur-strukturnya sehingga dapat dinilai mempunyai kemampuan tumbuh yang baik pada kondisi lapangan yang sesuai. Faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan benih. Syarat dari suatu benih dapat berkecambah dengan baik, apabila keadaan lingkungannya mendukung. Namun dari masing-masing benih menghendaki lingkungan yang berbeda untuk perkecambahan. Agar dalam pelaksanaan pengujian daya kecambah dapat terstandar maka beberapa faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan harus diperhatikan, antara lain :

1) Air

2) temperature

3) oksigen

4) cahaya

Kesimpulan :

Daya Berkecambah Benih adalah informasi kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang bias tumbuh dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum. Benih pada lot 1 dapat dikatakan bahwa benih yang dipakai memiliki daya kecambah yang tinggi, dan dapat kita simpulkan bahwa benih kedelai ini dapt di tanamam dalam kondisi apapuyn baik dari segi lingkungan yang eksternal ( seperti keadaan lingkunan germinator ) dan internal ( mutu dan kualitas benih )

Daftar Pustaka : Tim Pengampu Mata Kuliah Teknologi Benih. 2007. Pengantar Praktikum Teknologi Benih. Jambi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

www.google.com

Pertanyaan : Mengapa perlunya dilakukan pengujian daya berkecambah ?

Pengujian benih merupakan pekerjaan yang sangat penting dilakukan dalam penanganan benih. Pengujian benih dilakukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari benih. Keterangan yang diperoleh dari hasil pengujian benih ini sangat bermanfaat bagi pengguna benih sebagai informasi yang dapat dipercaya tentang materi benih sebagai bahan dasar dalam produksi tanaman, dan bagi produsen benih dapat digunakan sebagai jaminan kualitas benih yang diproduksi. Dan Pengujian daya kecambah benih merupakan menguji kemampuan benih berkecambah secara normal dari sejumlah benih pada jangka waktu yang telah ditentukan.


Praktikum VII

Judul : Uji Kecepatan Berkecambah ( Index Value Test )

Tujuan Praktikum :

· Menentukan presentasi dari perkecambahan benih.

· Untuk menentukan daya berkecambah benih ( seed viability )

Prinsip Teori ;

Uji kecepatan berkecambah atau tumbuh benih dapat di golongkan kedalam daya vigor benih. Vigor merupakan kekuatan tumbuh benih pada kondisi lingkungan yang sub optimum. Benih yang memiliki vigor tinggi apabila benih mampu tumbuh pada keadaan yang sub optimum, atau tidak mendukung.

Pengujian kecepatan berkecambah atau tumbuh benih ini dapat di lakukan dengan media buatan seperti pada kertas substrat. Benih akan semakin cepat berkecambah bila benih memiliki kualitas dan mutu benih yang tinggi, selain itu juga keadaan yang mendukung untuk benih berkecambah akan mempercepat proses perkecambahan.

Dari adanya kenyataan bahwa benih yang kecepatan berkecambahnya tinggi, maka tanaman yang akan di hasilkan akan lebih tahan terhadap keadaan atau lingkungan yang kurang menguntungkan. Dengan demikian jelas bahwa kecepatan berkecambah merupakan factor penting dari vigor, serta memberi indeks vigor dari setiap kelompok benih.

Bahan dan Alat : benih kedelai dan media kertas, germinator, plastic, pensil air , semprotan air,dll

Prosedur :

1. Benih dikecambahkan seperti cara SGT dengan metode UKDp sebanyak 150 benih dengan 3 kali ulangan.

2. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan kriteria benih berkecambah dua kali panjang benih. Pengamatan dilakukan selama hari yang diperlukan ( tidak ada perkecambah lagi)

3. Setalah itu dilakukan perhitungan Index Value Test ( IVT )

IVT = ∑ Benih Berkecambah

Hari Berkecambah

Hasil ;




Benih kedelai yang telah selesai digulung dengan metode UKD p



CimUT951


Benih yang telah dimasukkan ke germinator










Daya berkecambah benih kedelai yang berumur 2 hari




Benih kedelai normal

Maka didapat nilai IVT pada ulangan 1, yaitu :

Hari ke-

Benih yang memiliki panjang dua kali panjang benih

1

0

2

17

3

0

4

14

IVT pada ulangan 2, yaitu :

Hari ke-

Benih yang memiliki panjang dua kali panjang benih

1

0

2

17

3

0

4

8

IVT pada ulangan 3, yaitu :

Hari ke-

Benih yang memiliki panjang dua kali panjang benih

1

0

2

21

3

0

4

12

Keterangan :

Pada hari ke tiga tidak memasukkan datanya , dikarena pada hari itu adalah hari kamis data yang kami peroleh hampir sama dengan hari ke dua, maka dari itu datanya tidak kami masukkan .

· Jumlah total kecambah dua kali panjang benih perulangan

= kecambah ulangan 1 + ulangan 2 + ulangan 3

= ( 17 +14) + (17 + 8 ) + ( 21 + 12 )

= 31 + 25 + 33

=89

· Maka nilai IVT pada ulangan 1, 2, dan 3 , yaitu

IVT = jumlah benih berkecambah

Jumlah hari berkecambah

= 89

4

= 22,25

Pembahasan

Dari data diatas, maka dapat dikatakan benih yang memiliki daya kecepatan berkecambah yaitu kemapuan benih untuk berkecambah dengan cepat pada waktu yang telah ditentukan serta mengamati keserentakan benih ini muncul. dalam hal ini , terdapatlah benih yang normal. Benih dikatakan berkecambah normal ialah benih yang memiliki perkembangan system perakaran yang baik terutama akar primer , terdapat pula perkembangan jaringan dan hipokotilnya serta pertumbuhan plumulanya pun dikatakan baik sehingga dapat menopang perkecambahannya hingga menjadi cepat.

Sedangkan benih lain yang tidak normal, dapat dikatakan bahwa benih itu berkecambah secara abnormal dan mati. Dimana dalam proses perkecambahannya, benih itu pertumbuhannya sedikit lebih rendah dibandingkan benih dengan kecambah yang normal . dapat berupa kecambah nya yang rusak, tanpa kotiledon, kecambah yang bentuknya cacat, busuk, dsb.

Benih yang tidak tumbuh ini kemungkinan mempunyai factor gentik atau factor fisik yang tidak bisa untuk melakukan proses perkecambahan dan oleh factor lingkungan .

Adapun factor – factor yang mempengaruhi kecepatan benih untuk berkecambah , yaitu :

1. Suhu

2. Kelembapan

3. Oksigen

4. Cahaya

Kesimpulan

Kecepatan berkecambah benih dapat menentukan kualitas dan mutu benih , dimana dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti keadaan kualitas benih itu sendiri baik dari segi fisik maupun genetinya yang tidak mampu untuk melakukan perkecambahan, suhu, kelembapan. Oksigen, temperature, dan lain- lain.

Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan perkecambahan dan factor apa yang mempengaruhi?

Perkecambahan adalah proses tumbuh suatu tanaman dari benih menjadi tanaman mini yang memiliki plumula dan radikula.

Faktor – faktor yang mempengaruhinya adalah :

a) Adanya air yang cukup untuk melembabkan biji

b) Suhu yang pantas

c) Cukup oksigen. Kekurangan salah satu di antara syarat diatas umumnya biji tidak akan berkecambah.

d) Adanya cahaya, terutama ini adalah esensial untuk kebanyakan biji rerumputan dan beberapa biji tanaman tertentu.


Praktikum VIII

Judul : Uji Daya Berkecambah / Daya Tumbuh Dengan Substrat pasir

Tujuan :

v Untuk menentukan Presentase perkecambahan benih

v Untuk Menentukan daya tumbuh Benih ( Viability Seed)

Tinjauan Pustaka : Benih merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan produksi pertanian. Oleh sebab itu mutu dan jumlahnya perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait terutama pada saat musim tanam ( pemakaian ). Mutu benih yang sering dijadikan ukuran adalah meliputi bentuk dan ukuran benih, daya tumbuh, vigor, serta kemurnian benih. Mutu dan kualitas benih sangat ditentukan oleh kondisi tanaman pada waktu dilapangan, saat panen serta saat proses setelah panen. Selain itu mutu benih sering juga dinilai berdasarkan mutu genetik dan ciri - ciri fisiologis yang dibawa oleh benih. Jagung yang merupakan tanaman pangan terpenting ke dua setelah padi, kiranya perlu mendapatkan perhatian yang sungguh - sungguh dari para ahli agar cita - cita Bangsa Indonesia untuk berswasembada jagung dapat segera terealisasi. Sebenarnya untuk mewujutkan swasembada jagung bagi Indonesia tidaklah terlalu sulit, sebab dengan melipat duakan penggunaan benih jagung hibrida tanpa memperluas areal tanam, cita - cita tersebut sudah dapat terwujud. Dari gambaran ini terlihat bahwa pengaruh penggunaan benih sangat besar terhadap produktifitas lahan. Untuk dapat menghasilkan benih yang berkualitas khususnya benih jagung terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan harus mendapat perhatian dari produsen benih, adalah: Hubungan perlakuan prapanen terhadap mutu benih, ketepaan saat panen, cara pemanenan, penanganan pasca panen.

Bahan dan Alat : Benih kedelai , media Bak petakan perkecambahan pasir

Prosedur :

v Isi bak / baskom petak perkecambahan dengan pasir dan tanah

v Basahi secukupnya substrat tersebut.

v Tanam sebanyak 150 benih di dalam baskom dengan kedalaman 2,5 cm

v Lakukan penyiraman 2 kali sehari sampai berakhir pengamatn

v Pengamatan dilakukan pada hari ke-5

v Pengamatan dilakuakn terhdap benih yang berkecambah normal, abnormal dan mati. Benih yang telah berkecambah normal dibuang .

Pengamatan :

i. Pengamatan I : 5 x 24jam

ii. Pengamatan II : 7 x 24 jam

iii. Pengamatan III : 9 x 24 jam

Pengamatan dilakukan terhadap benih yang berkecambah normal, abnormal dan mati. Benih yang telah berkecambah normal dibuang .

Perhitungan : Sama dengan SGT

Hasil :

Pembahasan :

Pertanyaan :

v Jelaskan secara rinci perbedaan antara daya berkecambahan dan daya tumbuh ?

v Setelah kita lakukan uji daya berkecambah benih dengan subtract kertas dan pasir./tanah , menurut pendapat saudara mana diantaranya yang memberikan informasi yang tepat unutuk menentukan mutu benih yang diuji ( yang mendekati kenyataan di lapangan ditinjau dari viabilitas benih). Berikan alas an saudara?

Daya berkecambah : adalah kemampuan suatu tanaman untuk berkecambah dan menglangsungkan hidupnya.

Sedangkan daya tumbuh ialah kemampuan benih untuk hidup dan berkembang menjadi suatu tanaman yang sempurna

Yang memberikan informasi yang tepat ialah pada substrat pasir / tanah , dimana pada substrat ini bila dikaitan dengan viabilitas benih ialh lebih cepat / tepat didalam penyesuaian pada keadaan kondisi yang optimum pada lapangan, sehingga mudah menerapkan benih yang memiliki mutu dan kualitas tinggi pada saat akan diterapkan dilapangan . bila dibandingakan dengan menggunakan substrat kertas, maka pelaksanaan nya sedikit ribet dan sulit untuk diteliti, selain itu penyesuaiannya terhadap kondisi lingkungan / lapangan akan memerlukan penyesuaian dan pertimbangan yang terbilang lama.


Praktikum IX

Judul : Uji Kekuatan Tumbuh Benih Dengan Substrat Pasir dan Tanah

Tujuan :

1. Menentukan prosentasi dari perkecambahan benih

2. Menentukan kekuatan tumbuh benih ( seed vigor ) pada kedalaman tanam tertentu.

Tinjauan Pustaka : Benih merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan produksi pertanian. Oleh sebab itu mutu dan jumlahnya perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait terutama pada saat musim tanam ( pemakaian ). Mutu benih yang sering dijadikan ukuran adalah meliputi bentuk dan ukuran benih, daya tumbuh, vigor, serta kemurnian benih Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga bila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragam akan tetap tumbuh sehat dan kuat serta berproduksi tinggi dengan kualitas baik. Vigor benih di cerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing ‘kekuatan tumbuh’ dan ‘daya simpan’ benih. Kedua nilai fisioogi ini menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman normal meskipun keadaan biofisik lapangan produksi sub optimum atau sesudah benih melampui suatu periode simpan yang lama.

Kemunduran suatu benih dapat diterangkan sebagai turunnya kualitas atau viabilitas benih yang mengakibatkan rendahnya vigor dan jeleknya pertumbuhan tanaman serta produksinya. Di mana kejadian tersebut merupakan suatu proses yang tak dapat balik dari kualitas suatu benih. Benih yang memiliki vigor rendah akan berakibat terjadinya kemunduran yang cepat selama penyimpanan benih, makin sempitnya keadaan lingkungan dimana benih dapat tumbuh, kecepatan berkecambah benih menurun, kepekaan akan serangan hama dan penyakit meningkat, meningkatnya jumlah kecambah abnormal dan rendahnya produksi tanaman. (Sajad, 1993)

Bahan dan alat : Benih padi dan benih kedelai

Bak / baskom perkecambahan, pasir, tanah, pinset, dan alat penyiraman/ gembor.

Prosedur : Sama dengan uji daya tumbuh, hanya bedanya disini benih padi ditanam pada kedalaman 3 cm dan kedelai 6 cm.

Pengamatan : 1. Pengamatan hanya satu kali yaitu 6 x 24 jam.

2. Pengamatan dilakukan terhadap benih yang berkecambah normal, abnormal dan mati.

Pehitungan : Sama dengan SGT

Hasil :

Pembahasan :

Pertanyaan : 1. Berikan komentar saudara tentang uji daya berkecambah dan uji kekuatan tumbuh dengan substrat pasir dan tanah.

2. Diantara keduanya mana uji yang paling menentukan mutu benih ( yang mendekati kenyataan dilapangan), mengapa??

3. Bisakah kita membuat suatu anjuran kepada petani bahwa yang mempunyai mutu tinggi (vigor tinggi) ditanam pada kedalaman yangtidak wajar ( tak sesuai dengan anjuran sebelumnya), dimana perlakuan lainnya tidak diabaikan, berikan alasan saudara!

Uji daya berkecambah ialah suatu metode ataupun cara untuk mementukan kemampuan suatu benih untuk berkecambah / pada keadaan dan waktu yang telah ditentukan , sedangkan

Uji daya kekuatan tumbuh benih merupakan suatu metode ataupun cara untuk menguji banyaknya benih yang berkecambah secara normal pada keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan .

Substrat pasir baik digunakan pada saat perkecambahan , karena ia bersifat tidak merusak perakaran , ia mampu cepat menjerap air lalu melepasnya . dsb

Menurut saya, kita tidak bisa member anjuran kepada petani dengan hanya bermodalkan mutu benih saja, perlu kita ketahui bahwa benih yang memiliki potensi hasil yang tinggi, bikan hanya dipengarihi oleh kedalam tanam saja, melainkan banyak factor yang mempengaruhinya.


Praktikum X

Judul : Uji Keserempakan Benih

Tujuan : Untuk menentukan kekuatan tumbuh tumbuh ( seed vigor ) benih yang di uji

Tinjauan Pustaka :

Uji keserempakan benih merupakan suatu metode ataupun cara menguji kemapuan benih untuk berkecambah secara serentak dan seragam dengan pertumbuhan yang normal. Dalam hal ini terdapat pengujian benih yang berperan dalam :

1. Untuk menilai kualitas benih

2. Untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan benih di lapangan

3. Untuk menghitung kebutuhan benih dalam penanaman

Dalam hal ini kita menggunakan suatu pengujian Pengujian benih dapat dilakukan pada tahapan yang berbeda dari penanganan benih, pemrosesan benih dan penyimpanan benih. Tolok ukur baku seperti berat benih, kemurnian, dan perkecambahan sangatlah penting dalam perhitungan kebutuhan benih.

Karena itu, tolok ukur tersebut sangat penting bagi pengguna benih sebagai bahan pertimbangan sebelum memesan benih. Karena benih dijual berdasarkan beratnya, tolok ukur mutu benih juga merupakan tolok ukur ekonomi yang penting. Kadar air terutama sangat penting pada saat sebelum dan selama penyimpanan benih.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu disusun suatu petunjuk tenis pengujian mutu benih tanaman hutan berdasarkan kebenaran sumber benih dan mutu fisik – fisiologi benihnya salah satu caranya ialah dengan metode keserempakan benih yang memiliki harapan agar mutu dan kualitas benih yang nantinya akan ditanam dilapangan memiliki kualitas cdan mutu benih.

Faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan benih. Syarat dari suatu benih dapat berkecambah dengan baik, apabila keadaan lingkungannya mendukung. Namun dari masing-masing benih menghendaki lingkungan yang berbeda untuk perkecambahan. Agar dalam pelaksanaan pengujian keserempakan kecambah dapat terstandar maka beberapa faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan harus diperhatikan, antara lain :

1) Air

Air merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan bagi berlangsungnya proses perkecambahan benih. Banyaknya air yang diperlukan untuk masing-masing benih untuk dapat berkecambah bervariasi, tergantung kepada jenis benih. Umumnya keperluan air untuk berkecambah tidak melampaui dua atau tiga kali berat keringnya atau kadar akhir setelah mengalami imbibisi mencapai 50- 60%. Air yang diberikan pada perkecambahan benih berfungsi sebagai berikut :

  • Air yang diserap oleh benih berguna untuk melunakkan kulit benih dan menyebabkan berkembangnya embrio dan endosperm
  • Air berguna mengaktifkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan proses pencernaan, pernafasan, asimilasi dan tumbuh.
  • Air sebagai alat transportasi larutan makanan dari endososperma atau cotilendon ke titik tumbuh pada embrio.

2) Temperatur

Setiap jenis benih untuk dapat berkecambah dengan baik membutuhkan temperatur yang berbeda. Umumnya benih dalam perkecambahan berada pada temperatur optimum pada kisaran antara 26,5–35 0C. Pada temperatur ini sistem enzym dapat berfungsi dengan baik dan stabil untuk waktu lama,sehingga berkecambahnya benih dapat terpacu dengan baik. Pada temperatur minimum antara 0–5 0C kebanyakan benih mengalami chilling hingga menghambat aktifitas kerja enzim sehingga benih menjadi rusak dan bahkan mati tidak berkecambah.

Untuk jenis benih tanaman musim dingin temperatur minimumnya 4,5 0C. dan untuk benih tanaman musim panas temperature minimumnya 10 – 150C. Adapun temperatur tertinggi kebanyakan benih masih dapat berkecambah adlah antara 30 – 400C, namun pada temperatur maximum antara 450C, 480C, benih tidak dapat berkecambah akibat suhu tinggi.

3) Oksigen

Benih selama masih hidup akan melakukan respirasi. Pada saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat yang disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida air, dan energi panas. Terbatasnya persediaan oksigen akan berakibat pada proses perkecambahan menjadi terlambat.

4) Cahaya

Cahaya yang dibutuhkan untuk setiap benih dalam perkecambahan berbeda, tergantung pada jenis benih. Cahaya mempengaruhi respon perkecambahan terhadap phytochrome. Phytochrome memiliki dua bentuk yang sifatnya bolak-balik, yaitu phytokrom merah yang mengabsorpsi sinar merah dan phytochrome infra merah. Bila pada benih yang kadang berimbibisi diberikan cahaya merah maka akan menyebabkan phychrome merah berubah menjadi phytochrome infra merah. Hal ini akan menimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan, sebaliknya bila diberi cahaya infra merah akan menyebabkan perubahan dari phytochrome infra merah menjadi phytochrome merah yang menghambat perkecambahan.

Hasil :




Benih kedelai yang telah siap dimasukkan ke germinator














Benih kedelai pada UKS yang berumur 4 hari

Maka diperoleh data sebagai berikut :

Ulangan pada lot 1

Kecambah kedelai kuat

Kecambah kedelai lemah

1

15

10

2

16

9

3

22

3

Pembahasan :

Benih kecambah kuat(normal) ialah benih yang memilki daya hidup ataupun kekuatan tumbuh yang kuat yang bias mempertahankan kelangsungan hidupnya ,dimana pada keserempakan benih ini dapat dipengaruhi oleh :

a.mutu dan daya benih kedelai yang digunakan (genetic dari benih kedelai itu sendiri)

b. kadar air benih

c. suhu dan tempat pelaksanaan penanaman benih,dsb

Mutu benih yang memiliki kecambah dua kali lebih panjang dari benih awalnya, dan memiliki keserempakan daya tumbuh yang tinggi ,memiliki system perakaran yang baik, hipokotilnya membuka secara sempurna, tidak terdapat kerusakan pada jaringannya, plumulanya tumbuh dengan baik, maka dapat dikatakan sebagai benih yang memiliki kecambaah kuat. Didalam tubuh benih itu sendiri terdapat pula vigor atau kekuatan tumbuh benih yang dapat memberikan informasi akan kemungkinan kemampuan benih yang tinggi untuk dapat tumbuh menjadi tanaman yang normal dan berproduksi secara wajar, meskipun keadaan biofisik lapangan produksi dalam keadaan yang optimum.

Bila contoh benih yag menggunakan substrat kertas, terdapat benih yang tidak mampu untuk melangsungkan hidupnya dan tidak dapat dinilai, kecambahnya rusak, bentuknya cacat,dan terdapat gigitan hama maupun penyakit, tidak memiliki keserempakan tumbuh karena ia busuk maupun pertumbuhannya abnormal, maka benih itu dapat dikatakan sebagai kecambah lemah.

Kesimpulan :

Benih yang memiliki keserempakan daya tumbuh tinggi, dapat dinamakan sebagai benih yang tumbuh secara normal dan berdiri secara sempurna , sedangkan benih yang tidak mampu menjalankan kehidupannya dengan cara penyesuaian hidup yang sama dengan tanaman-tanaman yang lainnya, maka benih maupun kecambahnya dinamakan kecambah yang lemah. Perbedaan kemampuan dalam keserempakan daya tumbuhnya ini dapat disebabkan oleh factor genetic pada benih kedelai itu sendiri mapupun factor lingkungannya. Dengan adanya uji keserempakan benih ini, diharapkan kita dapat mengetahui mutu dan kualitas benih yang dapat tumbuh secara serentak, sehingga didalam penerapan dilapangan nya tidak menghadapi kendala yang cukup berat, baik dalam awal proses penanaman hingga sampai saat pemanenan dan kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.


Praktikum XI

Judul : Uji Berat Kering Kecambah

Tujuan : Untuk menentukan kekuatan Tumbuh benih (seed Vigor) yang di uji.

Prinsip Teori :

Pengujian benih laboratories bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang mutu suatu kelompok benih yang digunakan untuk penanaman . dan salah satu cara pengujian dilaboratorium ini ialah berat kering kecambah. Pengujian benih dapat dilakukan pada tahapan yang berbeda dari penanganan benih, pemrosesan benih dan penyimpanan benih. Tolok ukur baku seperti berat benih, kemurnian, dan perkecambahan sangatlah penting dalam perhitungan kebutuhan benih.

Didalam pengukuran kadar air suatu benih dengan metode oven itu sendiri, kita terlebih dahulu harus mengetahui apa itu kadar air benih. Kadar air benih adalah berat air yang hilang karena pemanasan atau yang dapat dikumpulkan baik dalam proses destilasi yang dapat dinyatakan dalam persen terhadap berat asli contoh benih. Ada beberapa hal yang menjadi hal terpenting didalam pengecambahan benih sebelum benih itu kita oven, yaitu : kebutuhan air, temperature, oksigen,dll. Dalam hal ini air merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan bagi berlangsungnya proses perkecambahan benih. Banyaknya air yang diperlukan untuk masing-masing benih untuk dapat berkecambah bervariasi, tergantung kepada jenis benih. Umumnya keperluan air untuk berkecambah tidak melampaui dua atau tiga kali berat keringnya atau kadar akhir setelah mengalami imbibisi mencapai 50- 60%.

Setiap jenis benih untuk dapat berkecambah dengan baik membutuhkan temperatur yang berbeda. Umumnya benih dalam perkecambahan berada pada temperatur optimum pada kisaran antara 26,5–35 0 C.

Ketika benih masih dalam keadaan hidup, ia akan melakukan respirasi. Pada saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat yang disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida air, dan energi panas. Terbatasnya persediaan oksigen akan berakibat pada proses perkecambahan menjadi terlambat.

Bahan dan alat : Kecambah normal dari uji keserempakan tumbuh benih 4 x 24 jam dan 5 x 24 jam.

Oven, timbangan dan lain-lain

Prosedur : Kecambah tersebut dibuang cotyledonnya, kemudian di jemur pada suhu +600 C selama 2 hari,setelah itu dioven dan setelah itu ditimbang.

Hasil :









Kecambah normal dan kecambah yang telah dibuang kotiledonnya dan akan dipergunakan untuk metode berat kering kecambah.








Kecambah yang sudah di masukan ke amplop, di open dengan suhu +100 oC




Kecambah yang telah diovenkan dan dimasukkan kedalam amplop dimasukkan kedalam wadah untuk didinginkan sebelum ditimbang.













Kecambah yang telah di kering ovenkan kemudian ditimbang.

Maka diperoleh data sebagai berikut :

Ulangan

Berat Kecambah /gr

1

0,2900

2

0,1686

3

0,3843

Pembahasan :

Uji berat kering kecambah (bobot kecambah) merupakan uji dari vigor benih yang secara tidak langsung di lihat dari pertumbuhan benih. Berat kering yang di hasilkan dari suatu perkecambahan akan mencerminkan kondisi fisiologis dari benih tersebut, sebab benih dengan mutu fisiologis tinggi maka akan menghasilkan vigor yang tinggi pula.

Dengan adanya perbedaan kondisi fisioogis benih akan menghasilkan perbedaan pula pada berat kering kecambah. Uji berat kering ini di ambil dari hasil uji keserempakan berkecambah, karena antara keserempakan berkecambah dengan uji berat kering memiliki kaitan dengan vigor benih.

Benih vigor suatu benih akan tinggi apabila memiliki berat kering kecambah yang maksimum pula, dan bila vigor tinggi maka kualitas dan mutu benih akan tingggi, sehingga para petani yang akan menggunakan suatu benih tidak akan merasa di rugikan serta benih ini bisa di budidayakan dengan teknik yang baik.

Kesimpulan :

Berat kering suatu kecambah dapat menentukan mutu dari benih tersebut, apabila suatu benih memiliki berat kering kecambah yang besar, itu menandakan bahwa benih tersebut memiliki mutu yang baik. Karena benih tersebut bias menahan dan menyimpan cadanagan makanan dalam kondisi kekurangan air.

Pertanyaan ;

1. Bagaimana pengaruh keserempakan tumbuh benih terhadap berat kering kecambah ?

2.Hubungan berat kering kecambah terhadap mutu benih !

Jawab ;

1.Pengaruh keserempakan tumbuh dnegan berat kering adalah semakin tinggi keserempakan berkecambah yang di hasilkan maka berat kering yang akan di dapat akan tinggi pula, dan apabila berat kering kecambah tinggi, maka benih memiliki mutu yang tinggi.

2.Hubungan berat kering dengan mutu benih

- Mutu benih yang tinggi apabila memiliki berat kering yang tinggi

- Apabila mutu benih tinggi maka vaibilitas dan vigor benih akan tinggi pula


Praktikum XII

Judul : Uji Kekuatan Tumbuh Benih Terhadap Kekeringan.

Tujuan : Untuk mengetahui ketahanan benih terhadap kekeringan dan selinitas tinggi.

Prinsip Teori :

Kekutan tumbuh benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, sehingga diharapkan benih tersebut dapat menjadi tanaman normal meskipun kondisi lingkungan sib optimum.

Pada tanah yang mengandung kadar garam tinggi, terutama NaCl dapat menyababkan terhambatnya perkecambahan, hal ini terutama disebabkan oleh pengaruh tekanan osmose.

Semakin tinggi konsentrasi atau kental larutan itu (garam/NaCl) maka tekanan osmose yang semakin tinggi, dengan demikin semakin banyak molekul-molekul air diikat oleh NaCl tersebut, sehingga semakin sedikit air yang masuk ke dalam benih dalam proses imbibisinya.

Metode tekanan osmose tinggi dapat digunakan untuk menduga ketahanan benih terhadap salinitas. Benih yang kuat dapat tumbuh dengan kuat dan baik serta merata dalam kondisi kekurangan air, sedangkan benih yang tidak kuat tidak akan tumbuh.

Penilaian kekuatan tumbuh benih digolongkan atas kecambah kuat, kurang kuat, abnormal, dan mati. Untuk memudahkan penilaian kelompok kecambah yang dinilai, terlebih dahulu digolongkan atas kecambah kuat dan krang kuat. Kecambah yan abnomal digolongkan sebagai mati.

Penilaian kuat dan kurang kuat dilakukan dengan membandingkan kecambah satu dengan lainnya dalam satu substrat. Benih-benih yang dapat berkecambah normal dalam kondisi larutan NaCl yang demikian diharapkan juga dapat berkecambah normal dalam keadaan lingkungan kekeringan. Disamping itu juga dapat digunakan untuk uji pertanaman di daerah rawa dimana pada daerah ini salinitasnya tinggi.

Bahan dan alat ; Benih padi, kedelai dan jagung. Germminator, kertas stensil, pinset, garam dapur (NaCl).

Prosedur :1.Buat 58,5 g NaCl per liter (1 M) setara dengan 49,2 atm tekanan osmose, NaCl 0,2 M (11,7 g NaCl per liter air) yang setara dengan 7,6 atm tekanan osmose.

2.Substrat kertas direndam dalam larutan garam NaCl sampai merata Sebanyak 3lembar.

3.Taburkan benih diatas kertas tersebut masing-masing sebanyak 25 butir dengan memakai metode UKDdp, dibuat 4 ulangan.

4.Kemudian dikecambahkan pada alat perkecambahan (germinator).

5.Lakukan penyempotan dengan larutan garam, agar kondisi tetap lembab.

6.Sebagai indikator dibuat pembanding sebagai control (substrat dibasahi dengan air biasa).

Pengamatn ;Pengamatan hanya dilakukan satu kali yaitu 5 x 24 jam terhadap kecambah normal, kuat, lemah, mati.

Perhitungan :

(%) perkecambahan = x 100 %

Kecambah normal = normal kuat + normal lemah

Hasil ;

Benih kedelai pada lot 1 yang akan dipergunakan untuk uji kekuatan tumbuh benih









Benih kedelai siap ditaruh diatas kertas yang telah direndam dengan larutan garam 1M dan 0,2M




Benih kedelai sudah selasai digulung dengan menggunakan mettode UKDdp




Benih kedelai telah dimasukkan kedalam germinator










Benih kedelai pada saat berkecambah 5 hari (1M dan 0,2M)




Kecambah normal




Kecambah yang mati dan berjamur

Dan diperoleh data perhitungan sebagai berikut :

a. Pada konsentrasi 58,5 gram (1M)

Semua benih kedelai, tidak ada yang berkecambah dan kecambanya pun mati .

b. Pada konsentrasi 11,7 gram (0,2M)

Ulangan

Jumlah kecambah

Normal

Jamuran

Mati

1

6

7

12

2

6

7

12

3

2

11

12

jumlah

14

25

36

Persen perkecambahan = normal x100%

Jumlah benih yang dikecambahkan

Jumlah keseluruhan benih yang dikecambahkan = 3 ulangan x 25 benih kedelai perulangan = 75 benih kedelai yang dikecambahkan

Maka persen perkecambahan untuk konsentrasi 11,7 gram NaCL ialah :

= 14 x 100 %

75

= 19 %

Sedangkan untuk konsentrasi 58,5 gram NaCL ialah

= 0 x 100 %

75

= 0


Pembahasan :

Benih yang baik ialah benih yang memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi. Pada saat konsentrasi garam atau NaCL tinggi, pertumbuhan kecambah menjadi terhambat karena dipengaruhi oleh tekanan osmose, dan molekula air yang terikat menjadi tinggi serta berdampak pada jumlah air yang masuk kedalam benih pada saat proses imbibisi menjadi rendah. Benih tidak mampu untuk melangsungkan hidupnya, yang ditandai dengan data diatas, bahwa benih yang ditanam pada konsentrasi 58,5 gram (1 M) , tidak terdapat benih yang tumbuh satu pun. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan konsentrasi tadi serta NaCL terlalu tinggi maka benih kedelai ini tidak mampu untuk melakukan kelangsungan hidupnya.

Sedangkan pada konsentrasi NaCL 11,7 gram, terdapat benih yang berkecambah meskipun dalam jumlah yang relative sedikit. Hal ini pula dapat dipengaruhi oleh adanya NaCL yang dapat menghambat pertumbuhan kecamabah benih kedelai ini.

Adapun yang menjadi penilaian dari kekuatan tumbuh benih terhadap kekeringan ini, ada beberapa yang menjadi pola dalam penilaian , seperti kecambah kuat, kurang kuat dan mati, dan memiliki akar yang relatip lambat muncul. Kecambah kuat ialah kecambah yang memiliki pertumbuhan yang baik, dengan panjang 2 kali dari panjang kotiledonnya ( memiliki pertumbuhan yang dianggap lebih dari kecambah lainnya ), sedangkan pada kecambah kurang kuat ialah kemapuan benih untuk berkecambah , namun pada satu titik pertumbuhannya terhambat. Dan untuk pertumbuhan yang abnormal, kecambah itu dianggap mati. Yang berarti benih tidak mampu berkecambah pada kondisi tersebut, yang dapat disebabkan oleh vigor dari tanaman itu sendiri, maupun konsentrasi NaCL pada kecambah .


Kesimpulan

Kekuatan tumbuh benih merupakan kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi lingkungan yang kurang meguntungkan. Pengaruh konsentrasi garam yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan kecambah beniuh kedelai , karena dapat mempengaruhi tekanan osmose dari tanaman bila dibandingkan dengan menggunakan konsentrasi garam yang rendah , dan dapat dibuktikan dengan adanya data- data yang diperoleh .

Daftar pustaka

Aryunis , ir , dkk 2009. Penuntun Pratikum Teknologi Benih . Fakultas

Pertanian Universitas Jambi, Jambi

Sutopo , lita. 1993. Teknologi Benih . Fakultas Pertanian UNIBRAW . Pt

raja grafindo Persada , Jakarta

Kamil , jurnalis . 1979 . Dasar Teknologi Benih . Angkasa Raya , Padang .

www. Google. com

Nasrudin. 2009. Kecambah normal dan abnormal. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/yang-dimaksud-kecambah normal -abnormal-ialah.html

Pertanyaan :

1. Apabila masing-masing benih yang berkecambah normal 75% dikatagorikan vigor, maka termasu vigorkah masing-masing benih yang saudara uji, berikan alasan jawaban saudara !

2. Hitung berat keing kecambah dari masing-masing perlakuan tersebut !

3. Apa yang dimaksud dengan salinitas dan apa hubungannya dengan vigor, dan dengan berat kering kecambah ?

Dari data pengujian yang kami peroleh, maka benih yang kami kecambahkan memiliki kecambah yang rendah dan bervigor rendah pula, karena ia tidak bisa bertahan pada keadaan yang suboptimum Untuk berat kering kecambah tidak dapat dilakukan perhitungan karena banyak memakan waktu

Salinitas merupakan tingkat kandungan garam air dalam perseribu.Semakin tinggi salinitas dalam suatu benih, maka semakin kecil air yang akan masuk kedalam benih, sehingga dapat berdampak pada pertumbuhan kecambah yang abnormal maupun mati . yang dalam hal ini menandakan vigor pada suatu benih itupun menjadi rendah .Sedangkan hubungan vigor dengan berat kering kecambah, ialah semakain tinggi vigor dari suatu tanaman, maka kekuatan kecambahnya semakin tinggi, sehingga dapat berdampak pada berat kering suatu kecambah itu sendiri.


Praktikum XIII

Judul : Pengujian Kekuatantumbuh Benih Dengan Media Bata Merah (Red Brick Test), Vigor Fisiologis Dan Genetik.

Tujuan : untuk mengetahui ketahanan benih terhadap kekeringan.

Perinsip Teori :

Kemamampuan benih untuk berkecambah noramal dalam kondisi lingkungan yang sub optimum mencerminkan kekuatan tumbuh benih. Pengujian kekuatan tumbuh benih penting dilakukan karena mempunyai implikasi dengan kondisi sub optimum di lapangan.

Kondisi sub optimum dengan menggunakan media bata merah dalam percobaan ini mencerminkan kondisi kekeringan di lapangan, mengingat bahwa pecahan bata merah memiliki kemampuan mengikat air (water holding capacity) yang rendah. Penilaian dilakukan terhadap prosentase daya tumbuh selama waktu tergantung dari benih yang ditanam.

Dengan media bata merah sangat mempersulit perkecambahan benih. Jadi pada prinsipnya yaitu bahwa hanya kecambah-kecambah yang lebih vigor saja yang mempunyai kekuatan cukup untuk mendorong dirinya sendiri melalui lapisan kerikil yang keras.

Dengan demikian maka penilaian dapat dilakukan berdasarkan satu paokan tertent tenatang kecambah mana yang dinyatakan vigor. Dalam uji kekuatan tumbuh seperti ini “mungkin” dapat digunakan parameter lain seperti berat kering/berat basah kecambah.

Batasan dari istilah perkecambahan dalam pengujian ialah muncu dan berkembangnya struktur terpenting dari embrio serta menunjukkan kemampuan untuk berkecambah menjadi tanaman normal pada keadaan alam yang menguntungkan.

Vigor ada 2 macam :

a. Vigor genetik, ayitu vigor benih dari galur genetik yang berbeda-beda.

b. Vigor fisiologik, yaitu vigor dalam galur genetik yang sama.

- Uji dengan media bata merah (red brick test).

- Uji terhadap kedalaman tanam (deep soil test).

- Ketahanan terhadap serangn penyakit (corn cold test, terhadap serangan phythium sp).

- Warna kotiledone dalam efek terhadap tetrazolium test.

Bahan dan alat : Beberapa lot benih jagung, kedelai dan padi. Bak/baskom perkecambahan berisi pecahan batu bata merah.

Prosedur :

1. Tanam masing-masing benih pada kedalaman 2 cm (kerikil yang berdempetan dengan kerapatan 0,5 - 1 mm atau diameter 2 – 3 mm pecahan bata merah).

2. Pecahan bata merah sebelumnya direndam dengan air sampai basah sekali, kemudian baru benih ditanam.

3. Tidak dilakukan penyiraman.

4. Satu ulangan 50 benih, dibuat 4 ulangan.

Pengamatan : Pengamatan untuk jagung dan kedelai 6 x 24 jam serta padi 7 x 24 jam terhadap kecambah normal, abnormal, dan mati.

Perhitungan :

1. Setelah pengamatan dilakukan perhitungan prosentase daya tumbuh caranya sama dengan SGT.

2. Berat kering kecambah masing – masing lot.

Hasil Peraktikum :

Penanaman

Pengamatan ke-1 (satu)










Pengamatan ke-2 (dua)

Normal

Normal Lemah

Mati

14

4

-

Pengamatan ke-3 (tiga)


Normal

Normal Lemah

Mati

135

15

9

Pengamatan ke-4 (empat)

Normal

Normal Lemah

Mati

141

7

2

Pengamatan ke-5 (lima)















Normal

Normal Lemah

Mati

128

20

2

Pembahasan :

Kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi lingkungan yang sub optimum mencerminkan kekuatan tumbuh benih. Pengujian kekuatan tumbuh benih penting dilakukan karena mempunyai implikasi dengan kondisi sub optimum di lapangan.

Kondisi sub optimum dengan menggunakan media bata merah dalam percobaan ini mencerminkan kondisi kekeringan di lapangan, mengingat bahwa pecahan bata merah memiliki kemampuan mengikat air (water holding capacity) yang rendah.

Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati secara langsung. Secara tidak lansung dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkaitan dengan kehidupan benih. Persentase perkecambahan adalah : Persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.

Dari hasil yang di dapat, di ketahui bahwa benih kedelai yang di uji memiliki kekuatan tumbuh 60,6 %, ini berarti beahwa benih kedelai yang di uji tersebut kurang baik, karena kekuatan tumbuh benih nya berada mendekaticukup jauh dari kekuatan tumbuh optimum yaitu 85 %.

Kesimpulan :

: Dari hasil yang di peroleh, dapat di simpulkan bahwa dengan adanya uji kekuatan benih dengan substrat pasir ini kita dapat mengetahui apakah benih yang kita tanam tersebut memiliki kekuatan benih yang baik dan tahan terhadap kekeringan, sehingga apabila kita tanam pada keadaan sebenarnya akan tumbuh dengan baik pula sehingga tidak merugikan bagi kita. Dari hasil pengujian ini benih kedelai yang ditumbuhkan memiliki kekuatan tumbuh yang kurang baik baik di lihat dari persentase benih normalnya.

Daftar Pustaka :

Tim Pengampu Mata Kuliah Teknologi Benih. 2007. Pengantar Praktikum Teknologi Benih. Jambi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

www.google.com

Pertanyaan :

1. Bandingkan kekuatan tumbuh benih dari masing – masing lot benih dari masing – masing lot benih terhadap benih yang sama dan juga terhadap benih yang lain.

2. Berikan kesimpulan saudara.

Dari pengamatan didalam bak bata merah, perlot, yang memiliki kekuatan tumbuh yang banyak ialah pada lot 1, sedangkan pada lot 2 tidak terdapat benih yang berkecambah, dan lot 3, jumlah benih yang berkecambah sedikit.

Bata merah itu dapat menghambat pertumbuh kecambah benih. Bila benih itu dapat berkecambah dengan baik pada media bata merah, ia memiliki kekuatan vigor yang tinggi baik itu vigor genetic maupun vigor fisiologik dari benih kedelai itu sendiri.


Praktikum XIV

Judul : Pengaruh Zat Kimia (Asam Sulfat/H2SO4) Untuk Mempercepat Perkecambahan.

Tujuan : Mempalajari pengaruh zat kimia untuk mempercepat perkecambahan benih.

Bahan dan Alat : Benih padi dan benih kedelai. Substrat kertas stensil, asam sulfat pekat dan germinator.

Prosedur :

1. Benih sebelum dikecambahkan di rendam dahulu dalam asam sulfat pekat selama 3 jam.

2. Setelah perendaman selesai benih tersebut dicuci dengan air biasa.

3. Kemudian benih dikecambahkan dengan metode UKDp dan UAK.

Pengamatan : Pengamatan dilakukan setelah 3 x 24 jam dan 2 x 24 jam.

Perinsip Teori :

: Penyebab dormansi pada benih yang lambat berkecambah adalah karena kulit benih yang impermeabel terhadap air dan oksigen sehingga menghambat aktivitas perkecambahan benih. Berbagai hasil penelitian juga melaporkan bahwa dormansi benih palem dapat dipatahkan dengan perlakuan fisik dan perendaman dengan bahan kimia. Perlakuan fisik yaitu dengan skarifikasi yang dapat dilakukan pada bagian pangkal,tengah dan ujung bagian biji (Gambar Lampiran 21) sehingga dapat diketahui skarifikasi pada bagian mana dari biji yang memberikan hasil lebih baik untuk mempersingkat masa dormansi. Benih yang diberi perlakuan skarifikasi memungkinkan masuknya air ke dalam benih lebih mudah sehingga imbibisi sebagai proses awal perkecambahan benih dapat terjadi.

Sedangkan pemberian bahan kimia adalah untuk mengaktifkan enzim-enzim agar perombakan cadangan makanan berupa karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa-senyawa aktif. Menurut Hartmann et al (2002) upaya pematahan dormansi untuk mengatasi impermeabilitas kulit biji ini adalah melalui perendaman dengan bahan kimia yaitu asam klorida, asam sulfat, KNO3, NaNO2, air panas dan skarifikasi.

Upaya untuk perkecambahan biji yang rendah berkecambah telah banyak dilakukan antara lain dengan perlakuan perendaman dalam air dingin dan panas,skarifikasi mekanik, kimia maupun penggunaan hormon tumbuhan (Thompson,1983;Copeland 1976 dalam Utami dan Siregar,2001). Menurut Hungary dalam Utami dan Siregar (2001) perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan.

Perendaman biji dalam larutan kalium nitrat (KNO3) 0 %, 0,15%, 0.30% dan 0.45% selama 2 jam adalah biji dianggap sudah menyerap konsentrasi larutan tersebut dan untuk mengantisipasi biji agar tidak terjadi plasmolisis dan hal ini didasari oleh Rinzani 1998 dalam Sujarwati dan Santosa (2004) yang melakukan perendaman biji dalam larutan kalium nitrat (KNO3) 0.2% pada Roystonia regia (palem raja) selama 72 jam.

Pertanyaan :

1. Tunjukkan pengaruh zat kimia terhadap perkecambahan benih.

2. Apakah semua zat kimia dapat mempercepat proses perkecambahan?


Hasil :

Kedelai dan padi di rendam Asam Sulfat didalam galas piala setelah itu di cuci dengan air mengalir dan kedelai di buat pelakuaan perkecambahan dengan UKDP.




Kedelai dan padi yang telah di beri perlakuan di kecambah di dalam kertas. UKDP









Benih kedelai dan padi dengan perlakuan Asam Sulfat pada hari ke 3

Pembahasan :

Kemampuan benih untuk berkecambah akan di pengaruhi oleh factor iklim, fisik, genotif. Factor fisik ini akan di pengaruhi oleh, bentuk, ketebalan kulit biji yang akan melapisi benih tersebut .

Sedangkan pemberian bahan kimia adalah untuk mengaktifkan enzim-enzim agar perombakan cadangan makanan berupa karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa-senyawa aktif. upaya pematahan dormansi untuk mengatasi impermeabilitas kulit biji ini adalah melalui perendaman dengan bahan kimia yaitu asam klorida, asam sulfat, KNO3, NaNO2, air panas dan skarifikasi.

Upaya untuk perkecambahan biji yang rendah berkecambah telah banyak dilakukan antara lain dengan perlakuan perendaman dalam air dingin dan panas,skarifikasi mekanik, kimia maupun penggunaan hormon tumbuhan . perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan.

Kesimpulan : Dari uraiyan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pemberian zat kimia (asam sulfat) untuk mengaktifkan enzim-enzim agar perombakan cadangan makanan berupa karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa-senyawa aktif. upaya pematahan dormansi untuk mengatasi impermeabilitas kulit biji ini adalah melalui perendaman dengan bahan kimia.

Pertanyaan :

  1. Tunjukkan pengaruh zat kimia terhadap perkecambahan benih.

2. Apakah semua zat kimia dapat mempercepat proses perkecambahan?

Praktikum XV

Judul : Uji Tetrazolium (uji cepat viabilitas benih secara biokimia dengan tetrazolium).

Tujuan : 1.Mempelajari metode uji tidak langsung dengan tetrazolium terhadap viabilitas berbagai benih.

2.Untuk mengetahui daya hidup benih secara cepat.

Perinsip Teori :

Dalam pengujian biokimia, hidup dan matinya benih didasarkan atas pewarnaan dari jaringan sel hidup oleh suatu indikator. Zat yang digunakan sebagai indikatornya biasanya adalah 2, 3, 4 Triphenil Tetrazolium Chlorida / Bromida yang berupa tepung berwarna putih kekuningan dan bersifat larut dalam air. Apabila larutan garam tetrazolium tersebut diimbibisi oleh benih , maka dengan bantuan dehirogenase yang terdapat dalam sel-sel hidup, akan terjadi proses reduksi, hingga terbentuk zat tripenil formazan yang mengendap dan berwarna merah.

Reaksinya dapat dilihat sebagai berikut:

N- NH- C6H5

Rounded Rectangle: +

N=N- C6H5

N- N-C6H5 2e 2H C6H5- C

Kegiatan enzim

(dehidrogenase / melepaskan ion H)

C6H5 – C

N= N+- C6H5 H + Cl -

Cl-

Tak bewarna

Ini dalam sel hidup akan terduksi menjadi: Formazan :

- merupakan endapan merah

- stabil

- tidak difus

*Kekuatan sel hidup dapat dilihat adanya endapan merah dari tetrazolium.

Endapan merah ini sangat stabil hingga tidak larut dalam pencucian. Dengan demikian jaringan yang hidup akan berwarna merah sedang jaringan mati akan berwarna putih atau tidak berwarna. Misalnya:

  1. Benih jagung apabila diberi tetrazolium embryonya berwarna merah ini menandakan embryo itu hidup.
  2. Benih kedele diberi tetrazolium semua cotyledonenya berwarna merah ini menandakan cotyledonenya itu hidup, hal ini karena pada benih kedelai bagian yang hidup terdapat pada cotyledonenya dimana cotyledonenya juga tempat berlangsungnya respirasi.

Sebagai tambahan dapat disebutkan bahwa selain benih hidup dengan pewarnaan yang sempurna / seluruh merah, dan benih mati yang seluruhnya tidak berwarna terdapat benih-benih dengan pewarnaan sebagian-sebagian. Perbandingan antara bagian yang merah dan bagian yang tidak berwarna serta daerah dimana necrotic itu terdapat menentukan hidup / matinya benih.

Uji tetrazolium merupakan uji yang sensitif tetapi dapat dilaksanakan bila seorang analisis tersebut memiliki pengalaman dan ketrampilan yang cukup.

Uji tetrazolium ini merupakan uji cepat viabilitas yang paling luas digunakan dalam industri benih (uji tetrazolium dikembangkan / dicobakan oleh seorang sarjana Jerman yaitu “LOKON”).

Uji tetrazolium merupakan ujji viabilitas yang tidak secara langsung yaitu dapat mengetahui mutu hidup benih yang dapat ditujukan melalui gejala metabolisme benih melalui tingkat aktivitas enzim. Enzim dehidrogenase terlihat dalam aktivitas terpirasi dari rogenase terlihat dalam aktifitas resirasi dari sistem biologi karena itu enzim tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan di dalam benih.

Kebanyakan pengujian yang mengukur sistim-sistim ini mempunyai keuntungan dalam mengukur viabilitas organ individu benih.

Keuntungan Uji Tetrazolium

a) Untuk membedakan benih yang hidup dari yang mati.

b) Merupakan pengujian quick test, yaitu dapat memberikan hasil dalam waktu beberapa jam saja.

c) Sangat berharga bagi pengujian benih yang dorman.

d) Untuk menentukan viabilitas benih.

e) Dapat menentukan sebab dari perkecambahan yang kurang baik.

Interprestasi Pengujian

Sebelum seseorang dapat mulai menginterpretasikan hasil-hasil uji tetrazolium dengan teliti, maka ia harus mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai struktur benih dan kecambah. Tanpa pengetahuan ini , hasil-hasil pengujian tidak ada artinya.

Interprestasi merupakan bagian yang paling sulit dalam uji tetrazolium karena penilaian terhadap emryo-embryo benih yang berbeda akan sangat berlainan disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam struktur benih dan perkembangan kecambah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi Tetrazolium

  1. Temperatur……….. temperatur optimum sekitar 40 derajat celcius.
  2. PH larutan. ………..PH yang paling baik adalah 7,0.

3. Keadaan benih…….Benih yang paling dulu diberi perlakuan dengan layak lebih cepat dan lebih seragam.

4. Konsentrasi larutan…………...Konsentrasi paling umum adalah 0,5% dan 1%. (berlain- lainan sesuai dengan jenis benih).

5. Tekanan atmosfer…………… Benih berwarna lebih cepat pada keadaan yang agak hampa udara.

Cara pelaksanaan Pembuatan Larutan Tetreazolium

1. Membuat larutan 1,0 % ; 1 gram tetrazolium dilarutkan dalam 100 ml aquades.

2. Membuat larutan 0,5 % ; 1 gram tetrazolium dilarutkan dalam 200 ml aquades.

Keterangan ;

Apabila PH air destilase / aquades tidak diantara 6,5- 7,0 harus digunakan

larutan buffer.

Pelaksanaan pengujian ;

Pengujian dilaksanaan dalam 3 tahap.

Tahap Pertama ( metoda pelunakan )

Biji yang telah disiapkan diletakkan diantara kertas media yang basah atau direndam air dalam gelas piala ( beacker glass ). Pemilihan cara pelaksanaan tahap pertama ini tergantung dari jenis benihnya ( lihat daftar ).

Tahap Kedua ( metoda perlakuan untuk proses pewarnaan )

Perlakuan terhadap benih agar penyerapan larutan tetrazolium mudah mencapai lembaga .

ü Perlakuan dengan cara ditusuk , dibelah longitudinal , diiris sejajar / segaris dengan embryo dll.

ü Pemilihan cara perlakuan tergantung dari jenis benihnya ( lihat daftar )

ü Selam kegiatan penusukan / pembelahan / pengikisan / pengupasan benih harus dijaga jangan sampai kering. Kertas alas untuk mengiris harus basah dan bersih serta benih yang telah diperlukan dimasukkan dalam beacker glass berisi air.

ü Setelah benih sejumlah 10 butir selesai diperlakukan , tuangkan air perendaman dengan jalan ditiriskan pada saringan / kasa plastic ( saringan teh).

ü Rendam kembali benih tersebut dengan larutan tetrazolium secukupnya sampai benih terendam seluruhnya.

Bahan :1.Benih yang diuji

- Benih padi 3 lot, masing-masing 10 butir.

-3 lot benih kedelai masing-masing 10 butir.

- 2 lot benih jagunf masing-masing 10 butir.

- benih kacang hijau masing-masing 10 butir.

-benih kacang tanah sebanyak 10 butir, masing-masing contoh kerja diambil secara acak.

2.Zat Kimia 2,3,5 tripenhil tetrazolium clorida / bromida (garam tetrazolium)

3.Kertas media dengan ukuran 20 X 30 cm

4.Air bersih, untuk merendam kertas media dan benih.

5.Aquades , untuk melarutkan garam tetrazolium.

Alat : -Oven -Pinset

-thermometer -saringan teh

-loupe -gelas piala

- timbangan analitik -dll yang diperlukan.

- Segera diletakkan diruang gelap / oven dengan suhu 30 0 C ( sama dengan suhu kamar dinegara tropis ). Untuk mempercepat proses pewarnaan bisa dipakai suhu 40 0C. pewarnaan dengan suhu tinggi harus hati – hati , jika tidak maka intensitas warna akan menjadi sedemikian besar hingga menyulitkan evaluasi uji secara tepat. Sehingga lebih aman untuk membiarkan reaksi berjalan lebih lambat pada temperature yang lebih rendah.

- Lama proses pewarnaan tergantung dari jenis benihnya ( lihat daftar).

Tahap ketiga (evaluasi pengamatan)

Setelah proses pewarnaan biji harus segera di amati :

ü Tuang larutan tetrazolium dengan menggunakan saringan teh, cuci benih di air yang mengalirsampai bersih (bebas dari larutan tetrazolium).

ü Rendam dalam air bersih.

ü Amati benih satu persatu dengan loupe, klasifikasikan sesuai dengan gambar criteria standar ISTA.

ü Pengamatan sebsiknya dilakukan dalam keadaan lembab.

ü Yang diamati adalah bagian terpenting dari lembaga seperti sculeum, bakal akar, axis, bakal daun serta kotiledone.

ü Jika embrio berwarna merah, tetapi sebab-sebabnya bermacam-macam :

a. Warna merah cerah : menandakan jaringan masih hidup.

b. Warna merah jambu : menandakan jaringan lemah.

c. Warna merah tua : menandakan jaringan rusak.

d. Tidak berwarna : menandakan jaringan sudah mati.

Pertanyaan / tugas ;

1. Persentase benih hidup dan sudah mati.

2. Apakah benih yang diuji masih memilliki kapasitas untuk membentuk kecambah normal. Jelaskan jawaban saudara !

3. Gambar dari pola perwarnaan benih yang diamati.

4. Kenapa pengujian viabilitas benih dengan tetrazolium dikatakan pengujian secara tidak langsung ?

Pada uji cepat viabilitas / tetrazolium test

Benih

Metode pelunakan

Metode perlakuan untuk proses pewarnaan

Lama perendaman dalam larutan tetrazolium (jam)

Pengamatan

Dilembabkan antara kertas (jam)

Direndam (jam)

Pada 300 C

Pada 400 C

Cara

Padi

5-15

2

Diiris diagonal diatas embrio, direndam tetrazolium.

3-6

2-4

Kupas kulit biji, embrio dibelah dua.

Jagung

5-15

2

Dibelah dua longitudinal tepat ditengah embrio sehingga benih tidak terbelah menjadi dua bagian yang terpisah, direndam tetrazolium.

2-6

1,5-4

Teruskan irisan yan gsudah ada sampai terputus.

Kedele

10-15

2-4

Langsung direndam tetrazolium

3-6

2-4

Kupas kulit biji, amati pelumula denan dibelah dua.

Kacang hijau

10-15

2-4

Langsung direndam tetrazolium

3-6

2-4

Sda

Kacang tanah

10-15

4

Kupas kulit biji, direndam tetrazolium. Kupas kulit biji dengan hati-hati dibelah dua dengan cara membuka kotiledonnya. Bagian kotiledon yang membawa bakal akar dan daun direndam tetrazolium.

4-7

3-6

Langsung diamati

Keterangan :

- Konsentrasi larutan tetrazolium 0,5 % untuk benih berukuran kecil dan 1 % besar.

- Sebelum direndam dalam larutan tetrazolium benih harus sudah imbibisi sempurna.

- Pemilihan metoda pelunakan/imbibisi berdasarkan tebal / tipisnya kulit biji.

- Proses pewarnaan harus berlangsung diruang gelap. Apabila digunakan suhu 300 C, maka bilaman abelum tersedia oven, beacker gelass dapat ditempatkan diruangan gelap (missal dalam laci meja dsb).

- Petunjuk tentang pelaksanaan metoda dan prosedur pengujian ini berdasarkan ketentuan dari ISTA ( the international seed testing association) yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia.

Hasil :














Benih yang sudah direndam selama jangkla waktu yang sudah di tentukan , lalu dipisah dari polongnya kecuali benih padi, lalu dimasukkan kedalam saringan teh lalu dicuci dengan air mengalir dan di masukan kedalam gelas piala berukuran kecil.


Setelah dibersihkan masing-masing benih tadi lalu di masukkan ke gelas piala dan dimasukan Tetrazolium ke dalam gelas piala yang berisi benih lalu di masukan ke oven dengan suhu 40oC. selama + 1-2 jam.




Setelah pengovenan selesai masing-masing benih di amati daya tumbahnya.


Maka diperoleh lah hasil akhir benih yang direndam dengan Tetrazoliun, sebagai berikut:

Benih

Keterangan warna yang diperoleh setelah perendaman

Merah jambu

Merah cerah

Merah Tua

Tidak bewarna

Kedelai

3

5

2

0

Jagung

4

2

4

0

Kacang hijau

3

5

2

0

Kacang tanah

4

4

2

0

Padi

3

0

0

7

Pembahasan :

Benih yang

a) Warna merah cerah : menandakan jaringan masih hidup.

b) Warna merah jambu : menandakan jaringan lemah.

c) Warna merah tua : menandakan jaringan rusak.

d) Tidak berwarna : menandakan jaringan sudah mati.

Dapat dikatakan bahwa didalam suatu jaringan tanaman itu pula dapat dipengaruhi oleh daya vigor dari suatu benih. Vigor itu sendiri dipengaruhi oleh :

- Genetic

- Tingkat kemasakan benih saat panen

- Suhu rendah saat imbibisi, dsb

Pada jaringan yang bewarna merah muda, ia menandakan jaringannya masih hidup dan bisa dilakukan suatu proses perkecambahan, begitu pula dengan benih yang direndam dengan tetrazolium dan menghasilkan warna merah jambu dan merah tua, ia dapat melanjutkan kehidupannya mesti persentasi kehidupannya terbilang kecil / rendah karena embrionya masih hidup.

Kesimpulan :

Benih yang telah direndam dengan tetrazolium yang memberikan warna merah cerah, ia dapat hidup dengan baik dan memiliki vigor yang tinggi pula . sedangkan untuk beih yang bewarna merah jambu dan merah tua , ia dapat meneruskan hidupnya meski persentasi kehidupannya terbilang rendah karena jaringan dari benih itu sendiri telah lemah / rusak. Dan untuk benih yang tidak bewarna setelah direndam, menandakan jaringannya telah mati serta tidak dapat dilakukan perkecambahan dan persentasi kehidupannya pun dapat dikatakan sangatlah rendah.

Jawaban atas pertanyaan diatas ;

1) Dari hasil pengamatan terdapat Persentase benih yang memilki kemungkinan hidup yang tinggi yaitu jagung, sedangkan untuk persentase benih yang kemungkinan hidupnya sangat rendah dapat kita katakana benih padi ( lihat data hasil ).

2) Bisa, asalkan didalam benih yang telah direndam itu masih terdapat pula warna merah pada bagian embrionya, ini menandakan bahwa embrio dari benih itu masih hidup sehingga jaringan dari benih itu pula masih dapat bertahan untuk menjalankan fungsi hidupnya.

Namun dalam hal ini, kapasitas dari suatu benih untuk berkecambah normal tidak hanya dipengaruhi oleh vaktor genetic ( vigor dari suatu benih ) itu saja , namun ada hal lain yang mendukung, yaitu factor lingkungan. Bila kedua hal ini telah seimbang, maka kemungkina suatu benih untuk tumbuh secara normal akan tinggi.

3. Pada Pola pewarnaan benih yang kami lakukan pada saat pratikum uji tetrazolium ini dilakukan secara langsung dengan melihat keadaan benih pada saat setelah perlakuan tetrazolium dengan masing-masing itu menunjukkan warna yang berbeda-beda.

4. Uji tetrazolium merupakan ujji viabilitas yang tidak secara langsung yaitu dapat mengetahui mutu hidup benih yang dapat ditujukan melalui gejala metabolisme benih melalui tingkat aktivitas enzim. Enzim dehidrogenase terlihat dalam aktivitas terpirasi dari rogenase terlihat dalam aktifitas resirasi dari sistem biologi karena itu enzim tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan di dalam benih.


DAFTAR PUSTAKA

Aryunis , ir , dkk 2009. Penuntun Pratikum Teknologi Benih . Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jambi

Sutopo , lita. 1993. Teknologi Benih . Fakultas Pertanian UNIBRAW . Pt raja grafindo Persada , Jakarta

Kamil , jurnalis . 1979 . Dasar Teknologi Benih . Angkasa Raya , Padang.


Praktikum XVI

Judul : Peran kulit benih terhadap kekuatan tumbuh.

Tujuan : mempelajari peranan kulit biji benih terhadap kekuatan tumbuh benih.

Bahan dan alat : benih padi yang dikelupaskan dan tanpa dikelupaskan dari lot II. Alcohol, substrat kertas, alat perkecambahan (germinator), alat penguap/pemanas alcohol.

Prosedur :

1.Benih padi dikelupas dan tanpa dikelupas kulitnya diberi perlakuan uap alcohol selama 2 jam, setelah itu diuji kekuatan tumbuh dengan metode UKDd masing-masing 25 butir 2 ulangan.

2.Benih padi dikelupas kulitmya, setelah itu uji kekuatan tumbuhnya dengan metode UKDd, masing-masing 25 butir, dibuat 2 ulangan (tanpa perlakuan alcohol).

3.Benih padi yang tidak dikelupas kulit bijinya (control), diuji kekuatan tumbuhnya dengan metode UKDd masing-masing 25 butir. Dibuat 2 ulangan (tanpa perlakuan alcohol).

Pengamatan : Pengamatan dilakuakan satu kali yaitu 5 x 24 jam.


Hasil :




Benih kedelai yang di rendam dengan alkohol selama lima menit, setelah itu langsung di buat perlakuan UKDP.

Tumbuh

Normal

Ab-normal

Jamuran

19

11

7

13

Pembahasan :

Benih yang di beri perlakuan alkohor agar bisa mengaktifkan enzim-enzim yang terdapat didalam benih tersebut. Supa proses perkecambahannya bisa di percepat.

Tugas :

1. Apakah ada pengaruh peranan kulit benih terhadap kekuatan tumbuh benih terhadap perlakuan alcohol. Jelaskan !

# ada , karena alkohol ini akan mengaktifkan enzim-enzim yang terdapat dalam benih tersebut dan proses perkecambahan lebih cepat.

2. Mengapa benih terlebih dahulu diuapkan dengan uap alcohol.

# supaya patogenyang menenpel pada benih tersebut mati dan tidak mengganggu perkecambahan benih.

3. Berikan kesimpulan saudara tentang praktikum ini.

#dapat disimpulkan bahwa benih yang di kasih alkohol agar mendapatkan benih yang berkualitas untuk di tanam di lapangan.


Praktikum XVII

Judul : Uji kekuatan tumbu benih dengan metode UHDp (uji hoppe diruba dalam plastik)

Tujuan : Untuk menguji kekuatan tumbuh benih terhadap serangan suatu penyakit.

Teori :

Caranya seperti pada UKDdP hanya bedanya sebelum substrat di tutup dengan substrat lain, ditaburi tanah bekas pertanaman yang terserang penyakit, seingga metode menjadi UHDp atau UHDdp. untuk UHDdp caranya seperti UKDdp bedanya di taburi tanah sebelum ditutup, di gulung.

Bahan dan Alat :

- Substrat kertas berukuran 20 cm x 30 cm.

- Plastic berukuran 20 cm x 30 cm

- Tanah bekas pertanaman yang terserang suatu penyakit yang telah dilembabkan.

- Pinset, alat pengecambah benih, benih jagung, kedelai, kacang tanah.

Prosedur :

- Ambil kertas dan benih kedelai , setelah itu basahi dengan air

- Substrat yang telah dibasahi (3 lembar) diletakkan di atas plastic.

- Tanam benih memenuhi substrat tersebut (seperti pada UKDp)

- Tabur tanah yang telah di lembabkan pada substrat tersebut.

- Tutup dengan substrat lain, gulung.

- Letakkan di atas pengecambah secara di tidurkan.

Pengamatan : Untuk, kedelai dan sebagainya 4 x 24 jam.

Hasil ;








Benih yang telah diberi perlakuan dengan ditaburi tanah yang terserang penyakit dan di gulung.




Kecambah yang terserang jamur

Dan diperoleh data sebagai berikut ;

Nama Benih

Ulangan (U)

Keterangan benih yang dipakai

Hari ke-1

Sehat

Terserang penyakit

Ab-normal

I

21

2

2

II

22

1

4

Hari ke-3

I

20

2

1

II

23

2

6

Hari ke-4

I

20

2

0

II

14

3

2

Keterangan terakhir benih setelah didalam germinator

Semua benih mati pada tiap ulangan terserang jamur. kedelai jamur putih dan hitam.

Pembahasan :

Perbedaan akan adanya benih yang sehat dan terserang penyakit setelah didalam germinator , menandakan kaitan suatu benih terhadap ketahanan dirinya yang biasa kita katakana benih yang memiliki vigor.

Vigor benih : suatu ukuran kemampuan potensial benih untuk berkecambah dan tumbuh cepat , serta menghasilkan kecambah normal pada saat kondisi yang kurang menguntungkan.

Ciri-ciri benih bervigor tinggi , yaitu :

a. Tahan disimpan dalam kurun waktu yang lama

b. Berkecambah cepat dan merata tumbuhnya

c. Bebas dari penyakit benih

d. Tahan terhadap serangan mikroorganisme

e. Bibit tumbuh kuat , baik ditanah basah maupun kering

f. Dapat mentimpan persedian makanan dalam benih semaksimum mungkin sehingga dapat menumbuhkan jaringan baru.

g. Laju pertumbuhannya tinggi

h. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi tinggi , baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang tidak optimum.

i. Bebih nya dapat tahan saingan , baik itu gulma,dsb

j. Tidak terdapat perbedaan yang mencolok, pada saat ditumbuhkan kelapang.

Ini menandakan bahwa benih yang terserang penyakit memiliki vigor rendah dan benih yang sehat memiliki vigor yang tinggi.

Sedangkan untuk jamur yang menyerang benih/ kecambah dapat merusak kotiledon maupun bagian dari benih maupun tanaman itu sendiri, sehingga ia sulit untuk hidup maupun mengecambahkan dirinya, yang nantinya akan berdampak pada suatu keadaan yang dinamakan kematian dan benih tidak mampu berkecambah sebagai mana mestinya.


Kesimpulan :

Vigor suatu benih itu dapat mencerminkan vigor suatu kecambah, vigor bibit, maupun vigor tanaman. Pada yang sebenarnya , vigor benih itu harus :

1. .Perkecambahan cepat

2. Perkecambahan serempak dan tanaman mampu tumbuh dalam kondisi subotimum

3. Kemampuan kecambah menembus tanah padat/keras

4. Mampu berkecambah pada kondisi suhu rendah, kelebihan air, atau tanah terinfeksi pothogen

5. Menghasilkan produksi tinggi

6. Daya simpan tinggi

Untuk itu benih yang terserang penyakit dapat dikatakan sebagai benih yang memiliki vigor yang rendah, sedangkan untuk benih yang sehat dikatakan benih yang memiliki vigor yang tinggi.

Selain dikarenakan vigor, benih yang tidak normal dapat diakibatkan oleh peran penambahan tanah yang terserang penyakit, sehingga berakibat pada kedelai terserang jamur putih .

Tugas ;Berikan kesimpulan saudara!!!

Jawab ;

Kemapuan suatu benih untuk hidup / berkecambah normal itu dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu genetis dan lingkungan . didalam vaktor genetis, terdapat pula salah satu nya ialah vigor yang sangat memegang peranan penting . sedangkan untuk factor lingkungan , kita dapat melihat dari penambahan perlakuan yang kita berikan serta dampak nya terhadap benih yang kita berikan. Dimana kedua factor ini sangat penting dan saling berkaitan satu sama lain .

Daftar pustaka

Aryunis , ir , dkk 2009. Penuntun Pratikum Teknologi Benih . Fakultas

Pertanian Universitas Jambi, Jambi

Sutopo , lita. 1993. Teknologi Benih . Fakultas Pertanian UNIBRAW . Pt

raja grafindo Persada , Jakarta

Kamil , jurnalis . 1979 . Dasar Teknologi Benih . Angkasa Raya , Padang .

www. Google. com


Praktikum XVIII

Judul : Pengaruh serangan serangga hama terhadap perkecambahan benih.

Perinsip teori : Benih atau biji terdiri dari embrio dan bagian lain yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan yang di perlukan pada waktu benih berkecambah. bagian tersebut umumnya banyak mengandung karbohidrat, protein dan lemak, sehingga sering juga dimanfaatkan oleh organism lain sebagai makanannya. sala satu di antaranya ialah serangga. adanya serangan serangga hama di penyimpanan benih dapat menimbulkan berbagai kerusakan teradap benih misalnya, matinya embryo, menurunnya viabilitas benih, kehilangan berat atau biji berlubang. serangan hama dapat merusak benih sehingga beni mati atau vigornya menurun, tetapi dapat pula secara tidak langsung yaitu dengan meningkatkan suhu serta kelembaban lingkungan penyimpanan akibat hasil sampingan respirasi.

Tujuan : Mempelajari pengaruh serangan serangga hama terhadap perkecambahan benih.

Bahan dan Alat :

1. sejumlah benih jagung yang terserang serangga siophilus zeamais motschulsky dibagi menjadi dua bagian.

2. satu bagian di gunakan untuk di uji perkecambahannya dengan menggunakan metode UKD sebanyak 2 ulangan dan 25 butir perulangan.

3. sebagian lagi digunakan untuk mengetahui persentase biji berlubang.

4. benih yang tidak diserang (asal, varietas dan disimpan dilingkungan yang sama ) di uji pula perkecambahannya untuk di gunakan sebagai pembanding, sebanding 2 ulangan dan 25 butir / ulangan.

5. pengamatan dilakukan pada hari ke 7.

Hasil :




Benih jagung yang telah terserang oleh hama, lalu ambil benih yang berlobang lalu benihb tersebut diberi perlakuan UKDP.(dengan menggulung benih yang akan di uji sebanyak 50 benih, di atas kertas yang telah dibasai oleh air)

Pembahasan : Benih yang terserang hama memiliki persentase yang rendah yaitu o%, ini menandakan bahwa kemampuan suatu benih untuk tumbuh/ berkecambah sangatlah rendah. Adanya serangan serangga hama di penyimpanan benih dapat menimbulkan berbagai kerusakan teradap benih misalnya, matinya embryo, menurunnya viabilitas benih, kehilangan berat atau biji berlubang.

Serangan hama dapat merusak benih sehingga benih mati atau vigornya menurun, tetapi dapat pula secara tidak langsung yaitu dengan meningkatkan suhu serta kelembaban lingkungan penyimpanan akibat hasil sampingan respirasi dan berdampak pada benih itu sendiri menjadi mati dan dihinggapi jamur, sehingga benih jagung tidak dapat melangsungkan kehidupannya.

Kesimpulan : Benih yang digunakan dalam pratikum ini memiliki persentase benih berlubang yang tinggi yang disebabkan oleh serangan dari serangga. Hal ini dapat terjadi karena faktor genetis benih yang dibawa oleh pratikan sangatlah rendah , sehingga keseuaian benihnya pun dapat tergolong rendah dan dihinggapi jamur.

Tugas :

1. bandingkan perkembahan benih normal pada benih terserang dengan tidak terserang hama.

2. apakah ada persamaan antara jumlah biji berlubang dengan biji mati atau dengan jumlah mati ditambah abnormal.

cara menghitung persentase benih berlubang

P=

P= prosentase biji berlubang

A= jumlah biji berlubang

B= jumlah biji yang diperiksa

Tidak terdapat kecambah yang normal pada benih yang terserang serangga maupun benih normal .

Tidak terdapat persamaan antara biji yang berlubang, mati maupun abnormal . atau dengan jumlah mati ditambah abnormal.karena disini terjadi perbedaan yang sangat prinsip. Bahwa benih yang terserang hama masih bisa melanjutkan perkecambahannya asalkan benih yang terserang hama/ serangga masih dalam kisaran yang kecil, dan didalam benihnya masih terdapat cadangan makanan . berbeda dengan benih yang mati, ia tidak dapat melanjutkan kehidupannya karena pertahanan dari vigornya saja dapat digolongkan rendah, apalagi bila tidak didukung oleh keadaan lingkungan yang baik pula. Kemungikinan hidupnya pun dapat dikatakan tidak ada karena benihnya mati.

Daftar pustaka

Aryunis , ir , dkk 2009. Penuntun Pratikum Teknologi Benih . Fakultas

Pertanian Universitas Jambi, Jambi

Sutopo , lita. 1993. Teknologi Benih . Fakultas Pertanian UNIBRAW . Pt

raja grafindo Persada , Jakarta

Kamil , jurnalis . 1979 . Dasar Teknologi Benih . Angkasa Raya , Padang .

www. Google. com

(http://organisasi.org/ciri_ciri_dan_perbedaan_tumbuhan_pohon_monokotil_dan_dikotil

Nasrudin. 2009. Kecambah normal dan abnormal. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/yang-dimaksud-kecambah normal -abnormal-ialah.html

1 komentar: